22. With mama mertua dan Papa mertua

84 5 0
                                    

Pagi ini begitu cerah, sinar matahari bersinar menembus kaca di jendela kamar Reva dan David. Reva tampak tak menandakan tanda tanda dia mau bangun. David  mengancing bajunya sambil membangunkan istri kecilnya yang nampak masih nyaman di bawah selimut.

"Sayang bangun" kata David setelah selesai berpakaian.

Sedangkan Reva tidak berniat bangun sama sekali. Dia semakin menarik selimutnya sampai atas kepala. David tersenyum melihat kelakuan Reva yang menurutnya begitu menggemaskan itu.

Dengan isengnya David naik ke ranjang dan menindih tubuh Reva. Dia mulai menyingkap selimut yang menutupi kepala Reva.

"Ayo Reva Varensha Queenza cantik bangun " kata David sambil mengecup kening Reva. Namun Reva sama sekali tak terganggu. David pun tak menyerah membangunkan Reva.

"De, ayo bangun" bisik David di telinga Reva lalu mengecup kedua mata Reva yang enggan terbuka itu. Namun lagi lagi Reva sama sekali tak terusik. David memandang lekat bibir Reva, dia ragu akan mengecupnya atau tidak.

Saat David akan mengecup bibir Reva, Reva merasa ada sesuatu yang menimpanya. Dia pun membuka matanya dan yang pertama dia lihat adalah David yang jarak mukanya begitu dekat. Jantung Reva berdegup kencang, dia segera menjauhkan wajah David dengan kasar.

"Aduuhh, sakit tau" kata David sambil mengusap-usap kepalanya yang di dorong Reva tadi.

"Alay, lagian mau apa kamu deket deket kek tadi" kata Reva sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Ga ngapa ngapain, mandi sana! lihat tuh sudah jam berapa sekarang" perintah David

Reva pun segera menengok ke arah jam dan terbelalak ketika dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7.

"Astaghfirullah, aku ga bantuin Mama" kata Reva dengan penuh penyesalan.

"Gapapa, kan sekarang Sabtu dan kamu libur kan? Gapapa kok bangun kesiangan, sekarang mandi, nih handuknya" kata David menenangkan Reva dan menyerahkan handuk Reva.

Reva pun menerima handuk dari David dan menyahuti perkataan David

"Ya kan ga enak Pak" kata Reva sambil menunduk

"Mass ,Reva ,mas, gemes ih manggil pak terus" gemas David yang tidak di sahuti Reva sama sekali.

"Nanti kita beli rumah biar kamu leluasa" kata David untuk menghibur Reva

"Gak gitu maksudnya ih" kata Reva kesal sambil berjalan masuk ke kamar mandi namun di cegah David.

"Mas mau berangkat kerja, sini Salim dulu" kata David sambil mengulurkan tangannya.

Reva menyambut uluran tangan David lalu mencium tangan David.

"Ini cium" kata David sambil menunjuk pipinya. Reva memutar bola matanya jengah lalu mulai menuruti perkataan David. Reva mengecup singkat kedua pipi David

"Ini gak sekalian" kekeh David sambil menunjuk bibirnya

"Gak!" Tolak Reva keras

"Ya udah mas berangkat dulu ya, baik baik di rumah" pamit David lalu mengecup kening, mata , hidung dan pipi Reva lalu segera pergi bekerja.

Reva mematung memegangi pipinya dengan muka merahnya.

"Aaaa gile gile gile" pekik Reva merasa salting dan segera masuk ke kamar mandi.

Reva turun ke bawah setelah selesai mandi dan bertemu dengan mba Yani di sana.

"Baru bangun ya Rev" kekeh mba Yani

Sedangkan Reva tersenyum kikuk.

"Habis ngapain ya semalam" kata Mba Yani dengan nada meledek.

"Hah? Ngga ngapa ngapain mba, emang ngapain?" Tanya Reva dengan kalimatnya yang tidak beraturan itu.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang