7. David

120 16 18
                                    

Ayo votmen, biar saya semangat berkarya ☺️😁

Setelah memastikan Reva sudah pulang dengan Dhani, David kembali duduk di teras rumahnya.

"Eh pil, kok lu ngebiarin gitu aja bocilmu diantar bocah tengil itu? Apa jangan jangan lu mau mundur ya?" Tanya Aksa

"Iya pil, ga mungkin kan lu ngebiarin gitu aja?" Timpal Jion

"Gapapa, setidaknya dia bisa tersenyum dengan Dhani walaupun bukan dengan gw. Gw liat dia bisa mengekspresikan perasaannya aja udah seneng, karena selama ini dia selalu mengandalkan muka datarnya" kata David sambil menyeruput kopinya.

"Emang dia dulu gimana si? Sampai bisa bisanya lu jatuh hati sama bocil" jengah Aksa

"Dulu dia itu periang, walaupun jail tapi kadang perhatian. Suka nyanyi nyanyi sambil liat hp saat pulang sekolah. Tapi entah mengapa dia sekarang seperti itu, gw ga tau apa yang dia alami sampai membuatnya berubah" kata David sedih

"Terus lu biarin gitu aja si Reva tu sama si Arjuna?" Tanya Jion

"Mereka cuma temen, lagian cuma Dhani yang bisa diandalkan Reva untuk menemani harinya. Dia di luar itu Sekarang jadi cuek, ga peduli, dingin dan ekspresinya datar banget, waktu itu dia kesal karena gw , gw udah ngerasa seneng setidaknya bukan hanya ekspresi datar yang dia tunjukkan untuk gw" kata David

"Oh gitu, btw yang ngobatin lu pas digebukin preman tuh saha? kan adek lu lagi magang , ga mungkin adek lu kan?" Tanya Aksa

David tersenyum kemudian menjawab dengan semangatnya

"Unyil, dia yang nolongin gw termasuk menghawatirkan gw plus ngobatin luka gw" kata David percaya diri

"Heleh ge-er banget lu, menghawatirkan cih" ledek Jion

"Heh lu temen gw bukan si, sesat semua dah" jengah David

"Haha canda kali pil" kata Jion

Setelah berbincang, teman teman David pun pulang. David mulai masuk kerumahnya dan menuju kamarnya di lantai atas.

Dia rebahan di ranjangnya sambil mengingat dimana dia diobati oleh Reva, bagaimana Reva menghawatirkan nya walaupun ekspresi Reva tetap datar. Dia tersenyum saat Reva mulai menyingkap kaosnya dan mengobati luka di perutnya.

Bahkan sekarang David sedang berguling guling di kasur saking senangnya. Seperti tengah melihat adegan uwu di drakor.

Setelah puas berguling guling David kembali ke posisi semula. Menatap langit langit kamarnya.

"Taun depan gw udah kepala tiga, apa gw masih pantes jika gw ingin menjadikan Reva istriku kelak"  batin David

Tiba tiba pintu kamar David terbuka menampilkan wanita paruh baya sambil membawakan makanan. Dia adalah ibu David.

"Lagi mikirin apa nak?" Tanya ibu David sambil menghampiri David. David pun langsung merebahkan kepalanya di paha ibunya.

"Lagi mikirin masa depan Ma" jawab David

"Oh iya, udah ada calonnya belum? Kenalin dong ke Mama" kata ibu David semangat sambil mengelus elus kepala David.

"Calon udah ada, tapi ga tau apa dia mau sama David yang udah mau kepala tiga ini" kata David lesu

"Kalau kamu benar benar serius padanya, kejarlah jangan sampai di ambil orang lain, nanti mewek" ledek ibu David

"Dia aja cuek sama orang, jadi ga mungkin dia di ambil orang" kekeh David

"Siapa si pil?" Tanya ibu David mulai kepo

"Mama kenal kok, dia setiap hari lewat sini, bahkan dia sering menyapa mama" jawab David sambil tersenyum dan memejamkan matanya menikmati usapan tangan mamanya.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang