17. Pengumuman Hasil Ujian

54 5 0
                                    

Hari ini Mading begitu ramai oleh anak kelas 12 yang disana tertulis jelas bahwa hari ini adalah pengumuman hasil ujian kemarin. Semua anak kelas 12 bersorak begitu senang karena nama mereka dinyatakan lulus di Mading, tinggal menunggu nilai saja.

Reva dan Dhani bersidekap tak jauh dari mading, menunggu kerumunan itu bubar. Reva dan Dhani begitu berdebar sambil memperhatikan anak kelas 12 yang satu persatu mulai meninggalkan Mading.

"Gw deg degan Rep" kata Dhani sambil menyender tembok

"Gw juga kali nyel, emang lu doang yang punya jantung" jengah Reva dengan tingkah sahabatnya itu

"Ya bukan itu maksud gw Rev, au ah gelap" kesal Dhani

Saat sedang asik berdebat datang beberapa anak kelas 12 dari jurusan TKJ dan Administrasi menghampiri Reva dan Dhani.

"Wah adek adek, kalian hebat. Kakak udah liat tadi dan kalian berdua lulus. Selamat ya" kata salah satu dari mereka.

"Wah benarkah? Terimakasih kak informasinya" kata Reva sopan dan segera menarik tangan Dhani menuju ke Mading yang sekarang tak seramai tadi.

Dhani menganga tak percaya melihat apa yang tertulis di mading. Menurut Reva Dhani begitu berlebihan namun dia tidak ingin menganggu kesenangan sahabatnya itu. Dia sebenarnya juga ingin melakukan hal gang sama seperti Dhani namun dia masih bisa mengendalikan diri.

"Tutup mulut Lo, atau nanti ada lalat masuk" tegur Reva setelah beberapa menit.

"Aaaaa kita lulus Rev, tinggal ikut PKL terus setelah itu kita bebas" girang Dhani sambil mengguncang-guncang pundak Reva.

"Ya gw tau, tidak usah berlebihan seperti itu, nanti organ tubuh gw pada jatuh" jengah Reva yang membuat Dhani tersedak ludahnya mendengar perkataan Reva yang menurutnya lucu. Dia tertawa terbahak-bahak.

"Ya udah kuy balik ke kelas, sebentar lagi ada pembagian hasil ujian kelas 12 kita juga pasti dapat dong" ajak Dhani lalu mereka segera kembali ke kelas masing masing.

Di kelas Reva langsung di sambut teman temannya. Mereka mengucapkan selamat dengan penuh kekaguman kepada Reva.

"Gak nyangka Rev, tingkat kepintaran Lo tinggi juga huhu, seandainya gw sepinter lu" kata Dea mendramatisir yang di setujui oleh Cecil

"Selamat ya Rev, jangan lupain kita nanti ya" kata Sean yang di angguki yang lain.

"Ah, aku tidak akan melupakan kalian. Kalau ada waktu luang kita berkumpul saja di tempat biasa" kata Reva menanggapi teman temannya sambil mendaratkan bokongnya ke bangkunya.

"Pasti dong, ya kan guys?" Kata Alden yang di iyakan oleh Sean, Denta ,Dea dan Cecil.

Setelah itu guru yang merangkap wali kelas mereka masuk ke kelas dengan membawa sesuatu ditangannya.

"Selamat siang anak anak" sapa Pak Chandra untuk mengawali kegiatan pembelajaran

"Siang Pak" jawab para siswa dikelas XI Administrasi 2 tersebut serempak.

"Sebelum memulai pelajaran hari ini saya ingin memberikan ini kepada Reva Varensha Queenza, kepada yang bersangkutan silahkan di ambil" kata Pak Chandra dari kursinya.

Reva segera maju dan mengambil kertas yang di berikan oleh Pak Chandra tersebut. Dia segera kembali ke bangkunya dan berniat membuka kertas yang berisi nilai ujiannya itu nanti.

"Oh iya, saya ucapkan selamat ya Reva kamu lulus lebih awal dari teman temanmu. Kamu hanya perlu mengikuti kegiatan PKL setelah itu kamu akan bebas mencari pekerjaan atau lanjut ke unit yang lebih tinggi lagi" kata Pak Chandra bangga kepada anak didiknya itu.

"Baik pak , terimakasih" kata Reva sopan.

💐💐💐

Saat ini Reva dan Dhani sedang di taman sekolah. Siswa lain sudah pulang, namun Reva dan Dhani memutuskan untuk ke taman belakang sekolah dan melihat hasil ujian mereka.

"Wuih Rev, lu nilainya 9 semua wehhh gile gile" kagum Dhani sambil melihat kertas hasil ujian Reva.

"Wuih lu juga bagus nyel, matematika 100 ckck" decak Reva kagum melihat hasil ujian milik Dhani

"Hufft tapi ada nilai 8 nya Rep, sedangkan lu nilainya 9 semua" kata Dhani menghela nafasnya.

"Hust jangan gitu, bersyukur kita lulus lebih cepat" hibur Reva

"Ya udah yok pulang, lu ga ada ekskul kan Rep?" Tanya Dhani memastikan

"Kaga" kata Reva lalu segera beranjak mendahului Dhani.

"Woi tungguin gw ah elah, kebiasaan gw ditinggalkan" kesal Dhani sambil mengejar sahabatnya itu.

Saat ini Reva dan Dhani sudah sampai di jalan Pattimura. Mereka sedang membicarakan tentang kegiatan PKL. Tiba tiba ada yang memanggil Reva. Reva pun menoleh ke sumber suara, tepatnya rumah bercat biru tersebut.

"Eh Mama, ada apa ma?" Tanya Reva kepada ibu David

"Engga, Mama cuma mau bilang 2 hari lagi acara pernikahan David, kamu jangan lupa datang ya sama Mama kamu buat bantu bantu di sini" kata ibu David sopan

Reva terbengong, pikirannya melayang mengingat ucapan Aksa. Reva tersentak saat Dhani menyenggol lengannya.

"Tuh dijawab Rev" bisik Dhani

"Emm, oke ma nanti Reva bilang sama mama Reva ya" kata Reva

"Wajib datang kamu Rev" teriak seseorang tak jauh dari pojok rumah. Dia begitu sibuk mengurus burung peliharaannya.

"Apasi pak, terserah Reva lah" sahut Dhani

"Diam kamu, saya bicara sama Reva bukan sama kamu" kesal David mendengar sahutan Dhani

Dhani mendengus kesal dengan perilaku pria di depannya itu. Ingin rasanya dia melempar senyuman dengan bunga, tapi jangan lupakan potnya.

"Iya Rev kamu harus datang, biar aku ada temannya" sahut mba Yani keluar dari rumahnya mendengar pembicaraan Mama dan kakaknya dengan Reva.

"Hmm, baiklah" putus Reva kemudian dan segera melanjutkan perjalanan pulangnya.

David tersenyum kemenangan dan membatin 'sekarang tidak ada alasan kamu menolak datang Reva, dan rencanaku dipastikan akan berhasil'

"Napa lu bang, kesurupan ye" kata mba Yani kepada kakaknya itu.

"Gak" ketus David lalu segera menggantung kandang burungnya ke tempatnya.

Dia segera pergi ke kamarnya dan menelepon Jion

"Weh Yon, sepertinya rencana kita akan berjalan mulus" kata David di telepon

"Berdoa aja bro, kita ga tau apa yang terjadi ke depannya" kata Jion dari seberang

"Tapi lu siap siap aja oke" kata David lalu segera mematikan sambungan teleponnya.

David segera menunaikan ibadah sholat ashar. Lalu dia mulai berdzikir dan berdoa dengan khidmat.

"Ya Allah maafkan rencana hamba, semoga kau membantu hamba. Hamba tau ini salah tapi hamba gak mungkin menikah dengan cewe matre itu ya Allah. Tolong lancarkan urusan hamba. Hamba benar-benar mencintainya ya Allah, hamba ga mau kehilangan dia, hamba tidak sanggup, tolong kabulkan doa hamba ya Allah, aamiin"  doa David sambil menahan tangisnya.

Setelah itu dia segera beranjak dan mulai menyusun rencananya agar lebih  tersusun lagi. Setelah selesai dengan rencananya dia segera mengerjakan urusan kantornya sampai larut malam

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang