39. Konflik (2)

161 4 0
                                    

Tinggalkan jejak 🙃

David pulang ke rumah dengan lesunya. Dia masuk ke kamar dan tidak mendapati istrinya sama sekali. David duduk di ranjang dan menelepon orangtuanya namun mereka bilang Reva tidak ada disana dan berakhir dia dimarahi ibunya.

"Haishh, kemana anak itu!" Kesal David mengacak-acak rambutnya semakin membuatnya kusut.

David merebahkan tubuhnya , memejamkan matanya sejenak. Dia sama sekali tidak berniat mengganti pakaiannya.

David berfikir, biasanya setelah pulang kerja putranya akan berjalan cepat ke arahnya. Tapi kini rumahnya sepi, apa dia keterlaluan siang tadi?

"Haish harusnya aku yang marah, kenapa dia yang pergi, membawa putraku lagi" gumam David

David kembali mengambil ponselnya dengan malas. Dia menelpon Reva untuk mengetahui keberadaannya, namun panggilannya di reject oleh Reva.

"Arrghhss DASAR BOCIL, AWAS KALAU KETEMU bikin pusing aja" kesal David dan bergegas mencari istri serta anaknya tanpa mengganti pakaiannya.

Sejujurnya hati David sangat khawatir tak mendapati istri dan anaknya di rumah oleh karena itu dia marah sekarang. Seperti orang kesetanan

Saat dalam perjalanan mencari istri dan anaknya, David mampir ke sebuah cafe untuk minum sebentar.

"Woi David sini lu!" Seru Jion dari pojok sambil melambaikan tangannya ke David

David menghampiri Jion dan duduk di di sebelah Jion yang juga bersama Aksa. Wajahnya masih gusar karena belum menemukan istrinya.

"Kenapa lu?" Tanya Jion sambil menyeruput kopinya

"Muka kek jemuran belum di setrika" ledek Aksa

David mendengus mendengar ledekan Aksa. Ini semua gara-gara keponakan Aksa! Dan lihat?! Aksa malah meledeknya.

"Lu tau dimana Reva?" Tanya David to the point sedang tidak ingin meladeni Aksa dan Jion.

"Lah meneketehe, kan lu suaminya, masa gak ngerti keberadaan istri sendiri" sindir Aksa

"Emang ada apa pil?" Tanya Jion mulai serius.

David mulai menceritakan masalahnya kepada Jion dan Aksa dengan detail. Aksa menggeram marah, dia mengepalkan tangannya menatap tajam David.

"Kenapa?" Tanya David dengan muka tak berdosanya

"Kenapa lu bilang!" Geram Aksa tak sabar ingin memukul David namun dia tahan.

"Lu tuh bodo apa goblok si?! Udah tau Shelin kek Mak lampir masih aja percaya sama omongan busuknya itu"

"Dan lu sekolah dimana si?!! Ga bisa bedain mana real mana editan?! Balik lagi ke perut Mak lu Sono!" Kesal Aksa

"Bener pil, lagian Mak Lampir di percaya, lu kan yang kena akibatnya sendiri" kata Jion membenarkan Aksa

David termenung. Benar juga apa kata Aksa dan Jion. Sepertinya dia terlalu termakan oleh api cemburu. Tak menunggu lama lagi dia segera beranjak dari cafe dan kembali mencari istrinya. Saat di perjalanan dia melihat Revan di sebuah toko, David menghentikan mobilnya dan menghampiri Revan.

"Papah" panggil David penuh harapan, semoga istrinya ada di rumah Revan.

Revan menengok ke sumber suara dan menatap menantunya yang acak-acakan. Dalam hati Revan tersenyum miring. Pasti menantunya ini kalang kabut mencari putrinya yang kini berada di rumahnya. Bukan rumah yang dulu,. melainkan rumah Revan yang sekarang.

"Kenapa Dav?" Tanya Revan dengan tenang.

"Mmm- Papah tau gak dimana Reva?" Tanya David lesu

"Hah apa?! Reva hilang?! Dan kamu gak tau!!" Pekik Revan pura pura marah

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang