34. Badai hati(2)

92 4 0
                                    

Ibu dan ayah David tak habis pikir dengan ayah Reva. Mereka telah mengetahui hal tersebut dari David. Mereka berdiskusi untuk memberikan pelajaran kepada Revan yang begitu kejam kepada Reva. Memang apa salah Reva?

"Kamu tenang aja Pil, Papa pasti akan kasih dia pelajaran. Kamu jaga saja istrimu baik baik. Enak aja anak Papa di sakiti seperti itu. Gak punya otak!" Geram Ayah David

"Iya Pa, kasih dia pelajaran agar jera" dukung ibu David

"David serahkan semuanya pada kalian Pa, Ma. David ke kamar dulu ya" kata David lalu beranjak dari ruang makan menuju kamarnya. Hari ini dia tidak bekerja karena sedang tanggal merah.

Di meja belajar Reva sibuk bermain alat musik yang dia punya dengan buku dan bolpoin yang ada didepannya. David mendekat dan duduk di meja kerjanya yang berdekatan dengan meja Reva.

"De, emangnya udah ga sakit rahangmu itu? Kamu sepertinya sangat menikmati irama nada dari seruling recorder mu?" Tanya David. Tangannya menyangga kepalanya yang menghadap ke arah Reva.

Reva menghentikan kegiatannya dan menatap balik David di sampingnya lalu tersenyum manis.

"Aku baik baik saja, lihat kan?" Kata Reva sambil memamerkan deretan giginya yang indah.

Entah kenapa hati David merasa sesak mendengarnya. Istrinya begitu sabar dan kuatnya menghadapi ayahnya. Untuk menepis rasa sesaknya David mulai mencari topik baru.

"De, kira kira di dalam perutmu udah ada bayinya atau belum ya?" Tanya David yang membuat Reva terkejut dan menjawab dengan pelan takut David kecewa.

"Belum mas, kamu nanamnya waktu itu bukan di masa suburku" kata Reva menahan mukanya agar tidak memerah.

"Kapan masa subur mu? Aku kan sudah jual semua peliharaan ku" kata David lembut.

"Minggu ini" jawab Reva dengan jantungnya yang begitu berdebar karena David sedang menatapnya dengan lekat.

"Kalau begitu ayo kita bercocok tanam" kata David tersenyum miring yang membuat Reva bergidik negeri.

"Y-ya ga sekarang juga kali... Masih pagi ini mas" kata Reva mengalihkan pandangannya kepada bukunya tak ingin menatap David lama lama.

"Hmm? Memang kenapa?" Tanya David semakin gencar menggoda istrinya kecilnya itu.

"Ya gapapa si" tanya Reva yang sudah salah tingkah

"Lagian usiamu sudah 18 tahun kan sekarang" kata David antusias

"Apasi mas ih" kata Reva lalu segera beranjak dari meja belajarnya dan turun ke ruang keluarga untuk menonton televisi di sana.

Reva turun dan melihat ayah David yang sedang serius menonton berita. Reva pun menghampiri ayah David dan duduk di sampingnya.

"Papa" panggil Reva dengan riang kepada ayah David yang sedang fokus menonton berita tersebut.

"Eh anak Papa, ada apa hm?" Tanya ayah David lembut.

"Reva mau nonton kartun kesukaan Reva, boleh kan?" Tanya Reva dan tersenyum manis.

Ayah David pun ikut tersenyum dan segera mengganti channel yang disana terdapat kartun kesukaan Reva. Ia sudah sangat hafal dengan anak menantunya itu.

"Makasih Pa" kata Reva merasa senang

Ayah David geleng geleng kepala dan tersenyum. Lalu dia bangkit dari sana membuat perhatian Reva teralihkan.

"Mau kemana Pa?" Teriak Reva, karena ayah David sudah agak jauh dari ruang keluarga

"Ada kerjaan nak, kamu baik baik dirumah ya sama David" kata Ayah David lalu segera pergi.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang