40. End

384 8 0
                                    

Tinggalkan jejak 🙃

Setelah menjalani kehidupan mereka yang ada senang dan dukanya, yeah namanya kehidupan pasti ada senang ada susahnya bukan? Tak terasa 5 tahun berlalu.

"Mamaa dimana kaos kaki Daren" Teriak Daren dari dalam kamarnya.

"Kan sudah mama taroh di ranjang sayang" Teriak Reva dari dapur yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya.

"Sayang, dimana dasi mas" Teriak David dari kamarnya.

Reva memutar bola mata malas. Dasar anak dan bapak sama saja. Dengan sabar Reva mematikan kompornya dan menghampiri anaknya terlebih dahulu.

"Udah ketemu kan kaos kakinya nang?" Tanya Reva dari pintu kamar Daren (Nang: Panggilan untuk anak laki-laki)

"Udah ma" Jawab Daren sambil memakai kaos kakinya

"Ya udah Mama mau ke Papa dulu ya nang, kamu turun bawa tas mu dan duduk yang manis di meja makan oke" Pesan Reva yang di acungi jempol oleh Daren

Reva segera menghampiri kamarnya dan suaminya. Disana suaminya tengah sibuk mengobrak-abrik isi lemari mencari dasinya. Reva menghela nafas sabar, karena dia tahu betul setelah ini pasti dia yang harus kembali membereskan isi lemari.

Reva memutar bola matanya malas setelah melihat dasi David berada di meja kerja David.

"Ekhem" Dehem Reva mengalihkan perhatian David. David pun menghentikan kegiatannya dan melihat ke arah istrinya yang berkacak pinggang sambil satu tangannya memegang dasinya.

"Ckck, siapa yang naroh di meja hah?! " Kesal Reva

"Hehe maaf yang, lupa tau" Kata David dengan cengiran tak berdosanya dan menyuruh Reva untuk memasangkan dasinya.

"Pokoknya Reva gak mau tau, mas beresin balik lemarinya" Kata Reva sambil menarik simpul dasi yang sudah jadi hampir mencekik David.

David mendengus melihat kelakuan istrinya. Untung saja dia tidak mati konyol gara gara ke cekik dasi. Mau tak mau David kembali membereskan lemari dan turun ke meja makan.

"Mama, nanti jadi kan ke rumah Nenek Papa" Tanya Daren sambil menunggu makanannya di sajikan oleh ibunya

Baru saja Reva mau menjawab David menjawab putranya terlebih dahulu.

" Jadi dong, tapi jagoan Papa harus sekolah dulu hmm" Jawab David sambil mengusap usap kepala putranya sayang.

Reva hanya tersenyum dan duduk di kursinya . Mereka sarapan dengan hangat pagi ini.

Setelah sarapan Daren berangkat sekolah bersama Papa nya. Sedangkan Reva melakukan kewajibannya di rumah.

Setelah semua pekerjaannya selesai, Reva membersihkan diri dan bersiap untuk menjemput anaknya. Dikeluarkan motornya dari garasi dan segera tancap gas menuju sekolah putranya.

Dengan sabar Reva menunggu di depan gerbang sekolah sambil sesekali mengamati satu persatu anak yang keluar.

"Mamaaa" Teriak seoarang anak laki-laki dengan semangatnya lalu menghampiri Reva dengan tangannya menenteng sebuah gambar.

Yeah dia adalah Daren, memang siapa lagi? Anak orang lain? Daren begitu bahagia hari ini. Tentu saja, karena dia ingin segera menemui kakek Papa, nenek Papa, dan Kakek mama dan nenek Mama.

Dengan gemas Reva mencium pipi anaknya dan menjawil hidungnya. Tak lupa senyum hangat ia tujukan hanya untuk putranya seorang.

"Putra Mama yang manis dan tampan senang sekali hm? " Kata Reva sambil menuntun anaknya menuju motornya terparkir

"Iya mah, lihat gambar Daren" Kata Daren sambil menunjukkan gambar buatannya.

"Wah bagus sekali gambar anak Mama" Puji Reva sambil mengacak-acak rambut putranya gemas. Lagi lagi Daren tersenyum manis dan menanggapi ibunya.

"Bu guru juga bilang seperti itu mah" Kata Daren antusias sambil naik motor di depan.

Yeah, Reva menggunakan motor beat karena Daren sangat suka berdiri di depan saat naik motor.

"Alhamdu-? " Tanya Reva menunggu putranya melanjutkannya

"Lillah" Jawab Daren dengan semangatnya.

"Ingat ya nang, setiap dapat sesuatu yang baik kita harus bersyukur" Pesan Reva

"Siap Ma" Sahut Daren tersenyum riang.

Setelah setengah jam akhirnya Reva sampai di rumah mertuanya. Disana juga ada orangtuanya dan juga adiknya serta saudara saudaranya.

"Kakek Papaaa, nenek papaa Daren datang" Teriak Daren setelah turun dari motor dan langsung berlari ke dalam rumah kakek neneknya.

Zaenu dan istrinya tersenyum mendengar teriakan cucunya yang selalu meramaikan rumahnya jika dia datang. Dengan cepat Aryani menghampiri keponakannya.

"Halo keponakan aunty sini peluk" Kata Aryani sambil merentangkan tangannya. Namun Daren terus berlari menuju kakek dan neneknya tak mempedulikan Aryani sama sekali.

Aryani mendengus kesal dengan tingkah laku keponakannya itu. Kelakuannya benar-benar sama seperti ayahnya.

"Anak sama bapak sama aja" Dengus Aryani kesal.

Reva geleng-geleng kepala saja melihat moment tersebut. Reva menyalami kedua orangtua David setelah menyalami kedua krang tuanya tadi di depan. Lalu Reva duduk sambil mengobrol ria dengan Aryani.

"David mana nak? " Tanya Papa David kepada Reva yang sedang asyik mengobrol dengan Aryani.

"Sebentar lagi datang pa, katanya tinggal sedikit pekerjaannya selesai" Jawab Reva yang diangguki oleh zaenu.

Seorang anak SMP berlari menuju kakaknya dan menarik narik lengannya mengajaknya ke depan.

"Ayo Kak itu Mas David udah sampai" Ajak Riva kepada Reva.

"Wah ayo kita mulai" Kata Mama David dan semua keluarga ke depan.

David mulai mengatur kameranya. Setelah selesai dia berlari ke kumpulan keluarganya.

"AYO ! SATU, DUA ,TIGA CHESEEE" Teriak David

Mereka berpose dengan bahagia. Setiap kehidupan itu berbeda. Namun pada hakikatnya tetap sama. Semuanya tergantung bagaimana orang tersebut menjalaninya. Ada yg lurus lurus saja, ada yang berlika liku dan ada juga yang lebih berbeda lagi. Setiap orang juga akan merasakan ganjaran dari perbuatannya masing-masing, baik di dunia maupun di akhirat.

End

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang