37. Badai yang kian surut

86 3 0
                                    

Votmen juseyo


Hari ini begitu cerah, hari libur bagi orang-orang yang memang jadwalnya libur. Anak sekolah pun libur semua. Tepat sekali hari ini hari Minggu, hari dimana anak sekolah ingin bermalas-malasan, begitu juga semua orang.

David sibuk bermain dengan putranya di ruang keluarga. Sedangkan Reva sedang menjemur pakaian di luar. Putranya itu begitu menggemaskan saat bermain mobil mobilan.

"Dddzzzz mmmmm" celoteh Daren sambil menggerakkan mobil mobilanya sambil merangkak membuat David terkekeh mendengarnya.

Tak di sangka sangka Daren berdiri membuat David dengan sigap berjaga jaga. David merentangkan tangannya  kepada Daren yang berdiri tak jauh dengannya.

Daren tersenyum menatap ayahnya. Perlahan kaki kecilnya melangkah menuju ayahnya dan Hap! Daren segera memeluk ayahnya.

David tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan. Putranya bisa berjalan? Putranya?! Daren Andreaz Saputra?!
David segera mengangkat putranya tinggi tinggi saking senangnya.

"Anak Papa udah bisa jalan wiuuu" kata David riang sambil menggerakkan putranya seperti pesawat dalam tangannya.

Daren tertawa riang , dia juga merasa gembira. Selama ini David dan Reva begitu kompak mendidik anak mereka, merawatnya hingga sudah bisa jalan seperti sekarang.

"Maaass! Yang bener ih nanti Daren jatuh" kata Reva yang baru datang ke ruang dimana suami dan putranya bermain. Dia begitu panik melihat Daren seperti akan terlempar di tangan David.

David menghentikan kegiatannya dan menghampiri Reva sambil menggendong Daren. David mengecup kening Reva dengan bahagia.

"Ada apa?" Tanya Reva bingung

"Putra kita sayang! Putra kita udah bisa berjalan tadi" kata David begitu antusias memberitahu istrinya.

"B-benarkah?" Tanya Reva tak percaya dan terharu.

Reva segera mencium pipi putranya yang berada di gendongan suaminya.

"Alhamdulillah, anak Mama sama Papa udah mulai bisa jalan ya sayang hmm" kata Reva gemas.

David tersenyum bahagia, tak henti hentinya dia bersyukur benar benar di satukan dengan Reva hingga dia benar-benar merasa bahagia seperti saat ini.

Pintu terketuk dari luar membuat mereka menghentikan kegiatan mereka dan saling pandang.

"Siapa Ma?" Tanya David memandang Reva

Reva mengendikkan bahu tanda tak tau. Lalu Reva mengambil Daren dari Gendongan David dan segera membuka pintu.

Reva terkejut melihat seseorang di depannya. David menyusul istrinya karena sepertinya tidak ada suara di luar. David pun sama terkejutnya dengan Reva.

Orang itu segera memeluk Reva dan menangis menyesali perbuatannya. Tak henti hentinya dia minta maaf atas semua kesalahannya kepada Reva.

"Maafin Papah sayang, maafin Papah" Isak Revan yang terlihat begitu terpuruk

"Masuk dulu Pah, ga enak dilihat tetangga" kata David sopan, dia sama sekali tidak memiliki dendam kepada ayah mertuanya.

Daren yang melihat itu merasa takut dan memeluk ibunya erat. Reva pun menenangkan Daren dengan mengelus kepala putranya lembut yang berada di gendongannya.

"Pap- Papah benar-benar menyesal nak, jangan tinggalkan Papa nak" kata Revan tersendat sendat.

David pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan di berikan kepada ayah mertuanya.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang