30. Jual piaraanmu

74 6 3
                                    

Pagi ini Reva sedang menjemur baju sambil sesekali bersenandung kecil. Tak jauh dari Reva, David tengah bersiul siul sambil mengurus burung piaraanya. Sesekali David memandang ke arah istrinya sambil tersenyum simpul.

David merasa dia adalah pria yang beruntung memiliki istri seperti Reva. Apapun yang terjadi dia akan terus berusaha membahagiakan Reva. Tak peduli jika dunia menghalaunya.

"Ngurusin burung teroz" sindir Reva dan memasukkan ember bekas baju tadi ke kepala David yang sibuk memberikan makan peliharaannya tersebut.

David mengeluarkan ember tersebut dari kepalanya dan meletakkannya di sampingnya. Dia tidak marah sama sekali dengan perbuatan Reva barusan. David bangkit dan segera menggantung kandang burungnya ke tempat yang terkena sinar matahari untuk menjemurnya.

Dia duduk di samping Reva yang tengah menggerutu menyindirnya dengan ekspresi yang lucu menurut David. Dia segera menarik Reva ke keteknya yang sukses membuat Reva tambah kesal.

"Pakkk, bau tau" dengus Reva merasa kesal dengan apa yang dilakukan David. Yeah walaupun sebenarnya tidak bau sama sekali.

"Habisnya kamu tuh ngomel terus, gemes mamas tuh" kata David dan melepaskan Reva dari keteknya.

"Lagian kamu ngapain si pake ternak burung segala, kek ga ada kerjaan aja" dumel Reva tidak setuju jika David memelihara burung.

"Haha, itu kan hobi" sahut David sambil tergelak melihat Reva begitu lucunya saat mengomel seperti sekarang ini. Sebelumnya yang David lihat hanya Reva yang irit bicara dan pelit ekpresi. Dia sangat bersyukur karena Reva kini menjadi dirinya sendiri ketika bersamanya.

"Hobi mbahmu, mending kamu jual tuh semua peliharaan kamu" dengus Reva sebal.

"Bener tuh Pil, Reva ada benernya tuh" sahut ibu David sambil berjalan menuju mereka membawakan gorengan yang dia buat. Reva langsung aja nyomot gorengan buatan ibu David tersebut dan memakannya.

"Kenapa Ma? Kan Mama tau ini hobi David" protes David tak terima.

"Dengar, Jika nanti Reva hamil terus kamu masih pelihara burung, takutnya terjadi yang nggak nggak Pil, Kita kan orang Jawa jadi mau bagaimanapun kita harus menuruti kata orangtua zaman dahulu" jelas ibu David memberi pengertian ke anaknya itu.

"Dmgwer twu mas" kata Reva tak jelas karena sedang mengunyah makanannya.
David langsung memperingati Reva agar tidak bicara saat makan.

"Sayang, jangan bicara saat sedang makan" peringat David tegas.

"Ya maaf lagian enak ni gorengan mama, makasih ma" kata Reva tulus membuat ibu David terharu, karena baru kali ini ada yang memuji masakannya selain suaminya. David dan Aryani hanya tau makan saja.

"Uluh uluh... Anak Mama ini, sayang deh mama sama kamu, gak kek yang di sebelah tuh, tau makan aja ga pernah menghargai masakan Mama" curhat ibu David sambil memeluk menantunya itu.

"Emang bener ma? Yang mitos tadi?" Kata David mulai memikirkan perkataan mamanya. Dia takut nanti anaknya kenapa napa.

"Ya bener lah, kamu ga tau apa mas, tetangga paman Aksa tuh ada yang pernah kena akibatnya" ucap Reva sambil terus memakan gorengan buatan ibu David.

David pun mulai takut, tapi dia ragu antara menjualnya atau tidak. Ibu David yang menyadari keraguan anaknya pun kembali berucap.

"Nanti , suatu saat anakmu udah besar, ya minimal udah berumur 1 tahun kamu boleh kok pelihara lagi" kata ibu David

"Ah.. iya nanti aja lah, lagian Reva pasti belum siap punya anak" kata David masa bodo sambil memakan gorengan di tangan Reva.

"Mas ih, ambil sendiri" kesal Reva sambil menabok pelan bahu David. David cuma nyengir saja ketika Reva kesal padanya.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang