18. H-1

79 8 0
                                    

Up!! Jangan lupa tinggalkan jejak🤗



Saat ini Reva sedang menikmati weekend nya bersama para sahabatnya. Mereka begitu menikmati suasana di pasar malam yang ramai tersebut. Tampak seseorang bertopeng dan memakai penutup kepala yang ada dijaketnya memperhatikan Reva dari kejauhan.

"Boss, dia sedang bersama teman temannya sekarang di pasar malam" lapor orang bertopeng tersebut melalui earphone yang sudah tersambung dengan telepon dengan bos-nya

"....."

"Baik bos, laksanakan" kata pria bertopeng tersebut lalu segera melanjutkan kegiatannya mengintai Reva

Kini Reva dan teman temannya memutuskan untuk menaiki rollcoaster mini di sana.

"Eh guys naik itu yok" ajak Cecil dan Dea bersemangat yang di setujui oleh Denta, Alden, Sean dan Reva.

Dhani tidak bisa ikut hari ini karena dia harus membantu ibunya dirumah. Maka dari itu hari ini Reva pergi tanpa Dhani.

Setelah puas naik rollercoaster mereka memutuskan untuk nonton pertunjukan yang diadakan malam itu.

"Eh, kalian duluan saja, gw mau ke toilet" ijin Reva lalu segera menuju toilet karena sudah kebelet.

Selesai buang hajat, Reva segera keluar dari toilet tersebut. Tiba tiba saja ada yang menyekapnya dan pandangannya pun mulai mengabur dan pingsan.

Tepat pukul 21.00 WIB sahabat Reva mencari-cari Reva namun mereka tidak menemukan Reva. Mereka memutuskan untuk pulang karena mereka kira Reva sudah pulang terlebih dahulu.

Disisi lain David sedang menelepon Jion dengan nada kesalnya.

"Bagaimana mungkin lu hari ini ga liat dia sama sekali!" Kesal David karena Jion tak becus menangani tugasnya

"Ya mana gw tau, gw liat dia ga dirumah, pokoknya  seharian ini gw gak liat bocilmu itu" balas Jion tak kalah kesal di sebrang sana

"Arrgs sialan, ini pasti ulah si Aksa" kesal David lalu segera menutup teleponnya.

David menjatuhkan tubuhnya kasar ke ranjang. Lalu memejamkan matanya menahan emosi yang bergejolak karena sepertinya rencananya akan gagal total. Dia pasrah apa yang terjadi esok.

Sedangkan Aksa sedang menenangkan kakaknya yang uring uringan karena Reva belum pulang sampai saat ini. Padahal waktu sudah larut, ibu Reva begitu khawatir begitu juga ayah Reva.

"Bagaimana ini Sa, Reva kok belum pulang, hpnya juga gak aktif" panik ibu Reva

"Bentar coba Aksa telepon Dhani kak" kata Aksa sambil mencari kontak Dhani di ponselnya

"Dasar anak ga tau diri, udah larut malam tapi belum pulang" kesal ayah Reva dengan nada kasarnya.

"Diam kamu mas, Reva saat ini berubah itu semua gara gara kamu" Isak ibu Reva yang memancing amarah ayah Reva dan segera mengangkat tangannya bermaksud menampar istrinya itu namun di cekal oleh Aksa.

"Tolong ya mas, jangan memperkeruh keadaan, lebih baik mas bantu nyari Reva atau bagaimana daripada bertindak yang sama sekali tidak bermanfaat" dingin Aksa kepada kakak iparnya itu

"Halah, anak kaya gitu entah anak siapa itu, cuih" kata ayah Reva kasar

Saat itu juga darah Aksa mendidih mendengar ucapan kakak iparnya itu.

"Diam! Dia itu anakmu, saya tidak peduli saya tidak sopan kepada kakak ipar atau apa. Yang jelas jika Reva memiliki sifat yang memang menurutmu tidak sesuai denganmu, kamu salah mas. Karena semua yang ada pada Reva itu juga turunan dari mas, sama kakak. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Tapi sepertinya Reva sama sekali tidak menuruni sifat kamu mas, saya sangat bersyukur. Hanya mas yang selalu menyakiti hatinya sejak dia kecil, lihat?!! Mas ga tau kan kalau dia benar benar membenci mas tapi dia tutupi dengan sikap dinginya selama ini" bentak Aksa karena emosinya begitu memuncak

"Sudah cukup Aksa, cepet cari Reva" kata ibu Reva menengahi suaminya dan adiknya itu.

Dering ke 3 panggilan di angkat oleh Dhani.

"Halo Paman?" Sapa Dhani di sebrang sana

"Dhani, kamu lagi sama Reva gak?" Tanya Aksa to the point

"Maaf paman, dari pagi saya bantu ibu dan gak sama Reva. Reva pergi bareng Cecil dan yang lain ke pasar malam " jelas Dhani

"Oh begitu, bisa kamu kirim kontak mereka semua yang bersama Reva?" Punya Aksa

"Iya paman, sebentar, memang ada apa ?" Tanya Dhani

"Reva sampai saat ini belum pulang" kata Aksa lalu segera mematikan sambungan teleponnya.

Aksa menelpon satu satu kontak teman teman Reva yang dikirimkan oleh Dhani, namun Jawaban mereka sama yaitu

"Aku kira Reva sudah pulang duluan"

•••

Reva terbangun di dalam ruangan yang tidak begitu buruk. Bukan gudang gudang seperti di film film penculikan. Namun yang membuatnya tidak nyaman adalah dia di ikat dalam kursi ruangan itu dan mulutnya di tutup dengan kain agar dia tidak bicara.

Dari luar nampak terdengar di indera pendengaran Reva seseorang berjalan menuju pintu. Dan pintu pun terbuka menampilkan sosok perempuan cantik berekspresi angkuh yang kemudian melepas bekapan kain di mulut Reva.

Reva hanya terdiam memperhatikan wanita itu seksama dengan ekspresi datar andalannya. Paras itu familiar menurutnya . Setelah sekian lama berfikir Reva pun mengingat sosok di depannya namun Reva tidak berniat mengeluarkan suaranya.

Wanita di depan Reva begitu heran, pasalnya jika di adegan penculikan seperti di film-film korban akan berteriak atau bertanya tanya dengan ekspresi ketakutan. Namun lihat anak ini begitu tenang dengan ekspresi datar.

"Hey, kenapa kamu diam saja" sentak wanita itu tajam yang hanya dibalas Reva dengan mengangkat satu alisnya saja.

"Ingin tau kenapa saya menculikmu?" Tanya wanita itu sambil berjalan menuju balkon ruang itu dan memandangi pemandangan luar sana.

Reva diam malas menanggapi wanita didepannya ini. Begitu angkuh dan... entahlah Reva tidak berniat untuk sekedar menilai wanita didepannya ini.

"Kau tahu aku kan? David begitu menyebalkan, padahal dia tunanganku, tapi dia bersikap seolah aku tak pernah ada dalam kehidupannya" kata wanita itu sumbang.

Apa yang kalian pikirkan? Jika kalian berfikir wanita itu adalah Shelin kalian benar. Dia adalah Shelin yang begitu benci kepada David atas perlakuannya selama ini.

" Dan aku akan membuatnya malu saat acara pernikahan nanti! Aku akan menjadikan kau sebagai pengganti ku, rasakan kau David, selamat hidup dengan anak kecil" ucap wanita itu sambil menghampiri Reva.

Reva tersenyum miring. Yang ada di pikiran Reva saat ini adalah "bodoh sekali wanita di depannya ini". Dia tidak tahu saja jika memang David tidak ingin menikah dengannya.

"Hey! Kenapa kamu hanya tersenyum miring seperti itu, Sialan! Kau mengejekku anak kecil?" Sungut Shelin

"Tidak, hanya saja kau sangat bodoh menurutku" kekeh Reva yang direspon banyak tanda tanya di pikiran Shelin.

"Kau mengejekku?!" Teriak Shelin tak percaya dengan Reva yang mengatakan jika dirinya bodoh.

"Lepaskan aku atau kau akan menyesal karena membuat David menikah denganku" sentak Reva dengan nada dingin nan datarnya.

Namun Shelin tak mengindahkan ucapan Reva. Dia begitu ambisius ingin menghancurkan kehidupan David.

"Aku tidak peduli, yang ku inginkan adalah kehancuran hidup David karena menikah dengan anak kecil hahaha" gelak Shelin sambil keluar dari ruangan tersebut.

Tentang Kamu dan AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang