"Amaya, apakah kau bersedia menjadi asisten ku?" Tanya sang Pangeran sembari menatap netraku.
"Mohon maaf Pangeran yang dicintai semua rakyat, tapi aku tidak bersedia," Tolakku diiringi dengan senyuman.
"Ahh kau bersedia rupanya. Baiklah, mulai besok kau—,"
"Ya, aku bersedia," Ucapku menatapnya datar.
"Aku tau—,"
"Bersiap mencuci otakmu itu!" Teriakku.
_To be continued_
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist? Ewh [Completed]
FantasyKalian dijuluki preman sekolah? Ya, kita sama haha. Murid perempuan SMA sepertiku ini kerap ditakuti oleh warga sekolah. Ntahlah, katanya sih karena aku selalu mengeluarkan aura mendominasi, tapi aku tidak merasa begitu. Preman pada umumnya akan sel...