30) Gelap

2.3K 421 6
                                    

3 hari tlah berlalu. Tersisa 4 hari lagi, lalu Pangeran Farzan akan dinobatkan menjadi Raja Celestial. Selama 3 hari penuh, aku benar-benar memulihkan kondisiku. Sangat membosankan, jika aku terus-menerus berbaring di kasur, kan?

Dengan Pangeran kodok sedang mengupaskan apel untukku, aku duduk di sofa. Sedangkan dirinya berada duduk melantai beralaskan karpet berbulu. Kabar baik, aku sudah dapat berjalan dengan lincah. Ya walaupun, tidak selincah saat fisikku tidak terluka sama sekali.

"Kau yakin, Pangeran Farzan akan dinobatkan menjadi Raja?" Tanyaku tak yakin. Apakah penyebaran surat undangan dilakukan beberapa waktu lalu? KOK AKU TIDAK TAUU.

"Yakin. Undangan sudah disebarkan sejak 2 bulan lalu," Jawab Pangeran kodok masih sibuk dengan apel yang ia kupas.

"Mengapa aku tidak tau?" Kesalku.

"Kau asistenku, bukan asisten Kakakku," Jawab Pangeran kodok dengan sedikit terkekeh.

"Ya sama saja. Setidaknya aku tau dong dari mu?" Kataku sambil mengerucutkan bibir.

"Eyy, manja sekali," Goda Pangeran kodok sembari menyuapkan sepotong apel ke mulutku. Ini rejeki, tidak mungkin aku menolaknya :p.

"Ywa ywa," Ujarku menerima suapannya, lalu mengunyah apel dalam mulutku.

"Ohiya. Rencana apa yang ingin kau lakukan bersamaku untuk menghentikan rencana Nona Kaylie?" Tanya Pangeran kodok dengan tangan mengelus kepalaku lembut.

Aku menelan apel yang sudah lunak di mulutku. Lantas menjawab pertanyaannya.

"Seseorang sepertinya pasti sudah mempersiapkan rencananya matang-matang dari jauh-jauh hari. Kita perlu mengumpulkan segala bukti, serta saksi," Jawabku.

"Kapan?" Tanya Pangeran kodok, lagi.

"Bagaimana kalau...," Aku menggantung ucapanku.

"Malam ini?"

♩ ♩ ♩ ♩

Angin malam menusuk terasa di kulit. Rambut beterbangan saat angin dingin itu melintas. Langit mulai menggelap, membuat lentera warna-warni menyala.

"Memangnya... Kita perlu memasuki tempat ini?" Tanya Pangeran kodok melihat gedung menjulang tinggi dengan aura gelap.

"Tidak perlu. Itupun kalau kau memang merelakan Nona Kaylie menduduki kursi tahta kerajaan," Jawabku sambil memutar bola mataku.

Di tempat ini, tepatnya di menara menjulang tinggi bercat ungu gelap. Tempat dimana Kaylie dan Minjun bekerja sama meluncurkan aksi menghalangi Pangeran kodok dalam memimpin negara. Sudah pasti, disini akan tersimpan setidaknya beberapa bukti kuat.

Ya sebenarnya, aku akan menuntut Kaylie dan Minjun ke pengadilan.

"Benarkah ini tempatnya?" Ragu Pangeran kodok.

"Aku tidak mungkin salah. Ayo masuk," Ajakku sembari menarik tangan Pangeran kodok.

Kami memasuki menara itu, melalui pintu rahasia. Seingatku, saat aku membaca cerita 'We Love You, Amaya' terdapat penjelasan dimana Kaylie meluncurkan aksinya, serta beberapa akses untuk memasuki menara ini.

"Bisakah kau memindahkan tumpukan kayu ini?" Tanyaku melihat tumpukan kayu yang menghalangi pintu rahasia. Pangeran kodok diam, namun bergerak memindahkan tumpukan kayu itu dengan hati-hati.

Kreek

Saat Pangeran kodok selesai memindahkan tumpukan kayu tadi, aku lantas membuka pintu rahasia. Pintu itu terbuka, lalu menampakkan jalan.

Protagonist? Ewh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang