21) Tunjukkan

3K 514 0
                                    

"Astaga Nona Amaya... Rumormu bersanding serasi dengan rumorku," Tiba-tiba saja, muncul Kaylie di sampingku. Ia merangkul bahuku sok akrab, dan mulai mengeluarkan kata-kata busuknya.

"Aku hanyalah butiran debu yang bersanding dengan permata indah sepertimu," Racau Kaylie sambil berpura-pura mengusap air matanya.

"Kau tau, Nona Amaya? Aku sangaat mengagumi sosokmu dari jendela kamarku," Kata Kaylie menatapku kagum.

"Sudah menjadi rahasia umum, bahwa kau sosok malaikat yang turun ke bumi. Wajarkan jika sosok iblis sepertiku mengagumi sosok malaikat sepertimu?" Tanya Kaylie berpura-pura sedih. Aku diam, menatapnya.

"Benarkan, Nona Amaya?" Kaylie terlihat ingin aku menjawab iya atau tidak. Sebab, jika aku mengatakan iya, secara tak langsung aku mengatakan bahwa benar Kaylie adalah sosok iblis. Jika aku mengatakan tidak, aku tak menghargai opini masyarakat serta meremehkan status pahlawan negara yang tersemat untukku.

"Kau berlebihan. Kita ini sama-sama manusia, Nona Kaylie," Jawabku diiringi dengan seulas senyuman.

"Wah.. Nona Amaya adalah sosok yang rendah hati,"

"Nona Kaylie terlihat ingin menjatuhkan Nona Amaya, bukan?"

"Astaga.. ia benar-benar berhak memiliki gelar bangsawan,"

"Ahh kau benar. Tapi, aku manusia penuh dosa.  Sedangkan kau manusia penuh akhlak mulia," Balas Kaylie yang samar-samar ku lihat senyuman liciknya.

"Maksudku, kita sama-sama manusia biasa," Ralatku disertai dengan kekehan.

"Kau memiliki dosa, akupun begitu. Begitupula sebaliknya," Kataku memalingkan pandanganku ke rumor yang terpampang jelas di depan mata.

"Hm.. begitu ya? Kalau begitu, bukti apa yang kau miliki sampai dengan mudahnya mengatakan hal itu?" Tantang Kaylie. Lantas, suasana kian mengecam.

"Amal manusia itu seperti oksigen dan karbondioksida," Kataku tenang.

"Oksigen melambangkan amal baik manusia, sedangkan karbondioksida melambangkan amal buruk manusia," Lanjutku.

"Kita tak dapat menghitung seberapa banyak oksigen dan karbondioksida di bumi, begitupula amal manusia," Diakhir kalimat, aku tersenyum cerah.

"Dan untuk mengatakan bukti bahwa kau dan aku adalah manusia biasa.. tidaklah itu terdengar lancang untuk mengatakannya?" Tanyaku sambil menatap Kaylie lagi.

Menurutku, saat kau menyebarkan keburukan seseorang, itu mempermalukan orang tersebut. Sebaliknya, saat kau menyebarkan kebaikan seseorang, itu berlebihan. Jadi, bukankah aku akan terlihat sangat lancang dan mencurigakan saat mengatakan segala baik-buruk nya seorang Kaylie?

"Bijaksana sekali,"

"Mengagumkan, ia akan sangat cocok untuk menjadi salah satu petinggi negara,"

"Perpaduan yang bertolak belakang, ya. Nona Kaylie orang yang kekanakan, sedangkan Nona Amaya orang yang bijaksana,"

Aku menatap langit, tersadar bahwa waktunya untuk menemani Pangeran kodok di acara penting. Segera, aku berpamitan kepada semua orang.

"Aduh aku lupa, aku memiliki urusan lain sekarang. Maaf ya Nona Kaylie, kapan-kapan kita dapat berbincang hangat bersama," Kataku terburu-buru.

"Kalau begitu, sampai jumpa Nona Kaylie!" Pamitku sembari melambaikan tangan ke Kaylie dan semua orang disana.

Ya.. itu hanya alasan sih. Tapi astaga, mengapa ini terasa menyenangkan? Sayang sekali, aku terlihat seperti tikus yang berlari menjauhi perangkap yang ada.

"Tunjukkan aksimu, Nona Kaylie," Kataku sebelum naik ke kuda yang akan ku tunggangi, lalu pergi kembali ke istana.

"Aku belum menunjukkan semuanya, Nona Amaya." Gumam Kaylie yang masih berada disana, menatap siluetku dengan tajam.

" Gumam Kaylie yang masih berada disana, menatap siluetku dengan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Protagonist? Ewh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang