Selamat malam semuanya, dengan Amaya disini. Astaga aku seperti orang ramah. Bercanda, eh tapi serius. Disini sudah malam, kalau disana?
Ya.. karena tugasku sudah selesai, aku hanya perlu menyusun jadwal Pangeran kodok. Sebenarnya sih sudah, hanya saja Pangeran kodok memintaku untuk merombak tatanan jadwalnya. Kesal? Jelas. Sayang sekali, aku harus mendudukkan diri di kursi meja kerja lagi.
"Aku ingin pergi mengunjungi putri kecil Archduke Diego," Kata Pangeran kodok yang sedang bermain dengan rambutku. Sumpah, ini anak benar-benar tidak jelas!
"Kapan?" Tanyaku malas.
"Lusa," Jawab Pangeran kodok.
"Tolong diingat bahwa besok kau perlu menghadiri pertemuan penting bersama Kakakmu," Kataku setelah selesai meralat jadwal-jadwal Pangeran kodok.
"Jangan lupa, kau juga perlu meresmikan hutan di dekat istana Geune," Kataku lagi sambil merapikan meja kerjaku.
"Oke," Balas Pangeran kodok.
"Diingat, jangan oke-oke saja," Kataku. Pangeran kodok mengangguk berkali-kali.
"Iyaa," Kata Pangeran kodok.
"Sudahkan? Aku ingin ke kamarku," Tanyaku yang sudah saangat mengantuk.
Puk puk puk
"Cup cup, tidurlah budakku," Kata Pangeran kodok sembari menepuk-nepuk kepalaku.
"Jijik. Sudah sana tidur," Usirku.
"Ini perasaanmu saja atau memang aku sangat menjijikkan?" Tanya Pangeran kodok terlihat sedih dengan ucapanku barusan.
"Memang menjijikkan," Jawabku sebelum akhirnya menguap.
Hoaam..
Sret
"Ha?" Beoku saat merasakan tubuhku melayang. Pangeran kodok baru saja menggendongku ala bridal style. Refleks, aku memukul pundak Pangeran kodok.
Bug
"Ih budak, jangan galak-galak," Ringis Pangeran kodok. Kakinya mulai melangkah, sepertinya ia akan mengantarku ke kamar.
"Aku mengantuk sekali, tolong antarkan aku ke kamarku," Pintaku pada Pangeran kodok.
Mataku perlahan tertutup, sampai akhirnya aku benar-benar tertidur. Sedangkan aku tak sadar, bahwa Pangeran kodok tidak melangkah menuju kamarku, melainkan kamarnya.
"Maaf budak, aku bukan pelayan yang akan menuruti perintahmu," Kata Pangeran kodok sembari mengecup dahiku.
Saat aku bangun nanti, aku siap memotong bibir Pangeran kodok :).
♩ ♩ ♩ ♩
Matahari terbit, menggantikan posisi rembulan. Satu dua tiga, selamat pagi semua. Aku sudah bangun sedaritadi, dengan posisi dipeluk oleh Pangeran kodok. Menyebalkan bukan? Jelas.
"Woy bangun," Kataku sembari menepuk-nepuk keras pipi Pangeran kodok.
"Kau mati? Bangun!" Tebakku saat tak melihat respon apapun dari Pangeran kodok.
"Iyuh, bau jigong. Ayolah bangun, aku ingin sarapan," Keluhku yang sudah lelah membangunkan Pangeran kodok.
"Hmm," Dehem Pangeran kodok. Akhirnya!
"Haduh, mengapa tidak daritadi sih?" Monologku diiringi dengan helaan nafas berat.
"Selamat pagi budakku," Sapa Pangeran kodok dengan suara khas baru bangun tidur.
"Ya, waktunya sarapan. Silahkan lepas pelukanmu," Balasku. Pangeran kodok terkekeh, lalu mencium pipiku.
Cup
"Sialan kau bau jigong," Desisku sambil mengelap bekas ciuman dari Pangeran kodok.
"Hehehe, larii," Kata Pangeran kodok dan kabur begitu saja dariku.
Ugh, menyebalkan sekali.
♩ ♩ ♩ ♩
"Menggelikan, rumor apa ini?" Tanyaku tak percaya melihat rumor tentang diriku terpampang jelas di papan yang menjadi sumber informasi bagi orang-orang yang tak mampu membeli koran.
Aku sedang berada di pusat kota, tepatnya di tengah keramaian. Rumor yang terpampang disini ada dua, yakni rumor tentang ku, lalu rumor tentang Kaylie.
Amaya Adrienne, budak yang dibeli oleh Pangeran kedua kini menjadi pahlawan negara. Selain menjadi pahlawan negara, ia juga menjadi pasangan Pangeran kedua. Terlihat bahwa kemarin malam, ia menuju ke pegunungan untuk mengecek apakah hasil gunung dapat dimanfaatkan bagi masyarakat atau tidak. Sungguh, ia yang terbaik!
Seperti itulah, rumor tentangku.
Kaylie Adiwarna Urvil, anak tunggal dari sepasang suami-istri Urvil. Penjahat dari kecil ini kini membuat masalah lainnya. Jika 3 hari lalu ia menghanguskan lahan pertanian, maka kemarin ia terlihat tlah membunuh para penyihir hebat. Astaga, ia sangat jahat serta terburuk.
Dan seperti inilah, rumor tentang Kaylie.
"Astaga.. Nona Amaya sangat baik, dibandingkan dengan bangsawan seperti Nona Kaylie,"
"Mungkin karena ia budak, maka ia ingin dipandang baik, kan? Makanya ia melakukan berbagai hal terpuji,"
"Bisa saja Nona Amaya munafik,"
"Jujur saja, aura Nona Amaya positif. Aku tak kaget melihat rumor bahwa ia akan mengecek pegunungan,"
"Ah Nona Amaya? Bagaimana perjalanan anda ke pegunungan?" Tanya seorang wanita melihat sosokku. Sontak, aku menjadi pusat perhatian.
Ku tebak, Kaylie akan menaikkkan namaku tinggi setinggi-tingginya, dan akan menjatuhkanku sejatuh-jatuhnya. Itu semua, melalui rumor serta opini masyarakat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist? Ewh [Completed]
FantasyKalian dijuluki preman sekolah? Ya, kita sama haha. Murid perempuan SMA sepertiku ini kerap ditakuti oleh warga sekolah. Ntahlah, katanya sih karena aku selalu mengeluarkan aura mendominasi, tapi aku tidak merasa begitu. Preman pada umumnya akan sel...