Extra part

4.1K 494 6
                                    

"Kau... Lesbi!?" Pekik Pangeran kodok tak percaya. Aku diam, mencoba untuk menahan tawaku.

"Ya, aku lesbi," Kataku sembari mengangguk.

"Bohong," Kata Pangeran kodok sambil menyipitkan matanya padaku. Ia menatapku curiga.

"Apanya? Tidak, kok," Kataku meyakinkan.

"Aish, kau pasti bohong," Kekeuh Pangeran kodok. Oh astaga, aku sudah tak dapat menahan tawaku.

"Pfft -HAHAHAHAHAHA," Tawaku yang tertahan kini keluar. Sontak, respon Pangeran kodok adalah melotot.

"Tuhkan! Aku benar. Kau tidak lesbi," Kata Pangeran kodok dengan bibir mengerucut.

"Ya-ya, aku tidak lesbi. Puas?" Tanyaku. Pangeran kodok menganggukkan kepalanya berkali-kali.

"Puas sekali. Jadi, kau maukan jadi kekasihku?" Tanya Pangeran kodok.

"Tidak mau," Jawabku.

"Mau, pasti mau," Kekeuh Pangeran kodok.

"Aku bilang tidak mau, berarti tidak mau," Kekeuhku juga.

"Katakan sebuah alasan mengapa kau menolakku," Pinta Pangeran kodok.

"Apa ya? Tidak ada, sih," Bingungku.

"Tidak ada, kan? Bagus! Mulai detik ini kau adalah kekasih Pangeran Farel," Kata Pangeran kodok dengan bangganya.

"Ewh, tidak mau," Tolakku.

"Eits tidak ada penolakan," Kata Pangeran kodok sembari mencubit kecil hidungku.

"Sinting, sakit!" Ringisku sambil memukul pundak Pangeran kodok.

"Aduh sakit," Ringis Pangeran kodok. Ia menatapku dengan bibir mengerucut, lagi.

"Cium dong, agar sakitku sembuh," Rengek Pangeran kodok.

"Kalau mau sembuh, pergi ke tabib. Bukan malah meminta ciuman dariku," Cibirku.

"Jangan pelit dengan kekasihmu, budak," Kata Pangeran kodok.

"Ah! Atau.. kau jadi tunaganku saja, ya?" Monolog Pangeran kodok. Sontak, aku melototkan mataku.

"HEY SEMUANYA!" Teriak Pangeran kodok, membuat dirinya dan aku menjadi pusat perhatian. Ia membalikkan tubuh, membelakangiku.

"Tolong diingat, bahwa Amaya Adrienne tlah menjadi tunangan seorang Farel Darpa Devon!!" Kata Pangeran kodok dengan lantang. Para warga yang mendengarnya sontak bertepuk tangan dan memberikan kata-kata pendukung.

Pangeran kodok membalikkan tubuhnya lagi, menghadapku. Ia menatapku dengan tatapan licik, diikuti dengan seringai di bibirnya. Ia mendekatkan diri padaku, lalu membisikkan ku sesuatu yang membuatku ingin membakar Pangeran kodok hidup-hidup.

"Hey, tunanganku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Protagonist? Ewh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang