Hari menjelang malam, aku dan Pangeran kodok sedang berada di ruang kerja. Ntah mengapa, kami selalu saja menghabiskan waktu di ruang kerja, menyebalkan bukan?
Pangeran kodok mengerjakan tugasnya, dan aku mengerjakan perencanaanku.
Perencanaan untuk apa? Untuk memproyeksikan kira-kira seperti apa rencana Kaylie nantinya. Tentu saja, rencana untuk menghancurkanku.
Sebenarnya, aku bisa saja mengerjakan perencanaanku di kamar. Tapi, Pangeran kodok ini merengek ingin ditemani. Yasudah deh, aku menemani Pangeran kodok disini, ruang kerja.
"Bagaimanapun juga, antagonis tak hanya memiliki satu musuh," Gumamku menatap lembaran berisikan biodata beberapa musuh Kaylie.
Sekedar info, aku mendapatkan biodata musuh Kaylie itu tak cuma-cuma ya. Aku perlu mengerahkan tenagaku untuk mengumpulkan itu semua. Sialnya, dalam cerita 'We Love You, Amaya' tak menjelaskan sedikit pun deretan musuh Kaylie.
"Kau tak ingin mengirimkan mata-mata untuk memata-matai Nona Kaylie?" Tanya Pangeran kodok.
Itulah tujuanku mengumpulkan biodata beberapa musuh Kaylie, untuk mengetahui apakah aku dapat mengirim mata-mata atau tidak. Jika saat ini Kaylie sedang dilanda perselisihan dengan salah satu musuhnya, ia tak mungkin mencurigaiku. Ya walaupun, Kaylie tak mungkin sebodoh itu, sih.
"Tak perlu, cara itu terlalu kuno," Jawabku.
"Dilihat dari aura Nona Kaylie tadi, ku tebak bahwa ia akan segera mengajakmu berduel," Terka Pangeran kodok.
"Orang-orang sini biasanya menggunakan cara apa untuk duel?" Tanyaku.
"Berpedang, berkuda, berburuh, atau mungkin membunuh satu sama lain," Jawab Pangeran kodok.
Di dalam cerita, Kaylie adalah orang yang membenci alat besi. Pastinya, ia tak akan mungkin mengajakku berduel pedang. Untuk berburuh, Kaylie sangat membenci berburuh, itu mustahil. Membunuh satu sama lain? Yang benar saja. Kaylie pasti memiliki akal sehat untuk tidak membunuh pahlawan negara sepertiku.
Apakah.. ia akan mengajakku berkuda?
"Bisakah kau tunjukkan padaku wilayah yang curam, namun nampak aman?" Tanyaku pada Pangeran kodok. Pangeran kodok berdiri, lalu menuju ke sebuah peta besar yang tertempel di dinding.
Aku mendekat ke arahnya, lalu memfokuskan perhatianku pada peta. Pangeran kodok nampak berpikir. Jarinya mulai menelusuri peta, lalu berhenti di satu titik.
Pegunungan Raneysha
"Pegunungan ini terlihat sangat indah, aman, dan tentram," Pangeran kodok menjelaskan padaku tentang titik yang ia tunjuk, pegunungan Raneysha.
"Aku dan Kakakku pernah berlomba disini, dengan penjagaan yang ketat. Jalanan disana tajam, berliku, dan berbatu-batu. Selain itu, jalanan disana juga sempit, walau tak segitu sempit. Jarang ada yang mengunjungi pegunungan ini. Orang-orang hanya melihat pegunungan dari jauh, dan tak ingin mendekat," Jelas Pangeran kodok.
"Apakah akan memungkinkan jika Nona Kaylie akan mengajakku berkuda disana?" Tanyaku. Pangeran kodok mengendikkan bahu tanda tak tau.
"Kau tau, aku tak sebegitu kenal dengan Nona Kaylie. Jika kau merasa dugaanmu benar, ku pastikan aku akan memberimu tepukan tangan sambil berdiri," Kata Pangeran kodok.
Benar, Kaylie hanya muncul menjadi antagonis yang akan mengambil tahta Pangeran kodok. Dan untuk menganggu Amaya? Pfft, itu tak ada sama sekali.
Ini cukup sulit. Tapi aku bukan tipe orang yang akan menyerah begitu saja :p.
"Apakah kau sudah mengerjakan tugasmu?" Tanyaku melihat Pangeran kodok sudah tak memegang kertas-kertas berisikan tugasnya.
"Iya," Jawab Pangeran kodok disertasi dengan anggukan kepala.
"Aku mau tidur, tapi bersamamu," Kata Pangeran kodok tiba-tiba. Sontak, aku memutar bola mataku.
"Tidak mau," Tolakku. Aku merapikan kertas-kertas yang tadi ku baca, lalu menyembunyikannya di tempat tersembunyi.
"Tidak, pasti mau," Kata Pangeran kodok.
"Cerewet, yasudah ayo," Ajakku yang sudah jengah. Ntah sudah ke berapa kali ia merengek kepadaku, huhu :(.
"Horeey," Girang Pangeran kodok. Tangannya menyentuh tanganku, lalu menggandengnya. Setelah itu, ia menarikku keluar ruang kerja, dan menuju kamarnya.
Kira-kira, apakah proyeksi ku sudah tepat atau tidak, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist? Ewh [Completed]
FantasiKalian dijuluki preman sekolah? Ya, kita sama haha. Murid perempuan SMA sepertiku ini kerap ditakuti oleh warga sekolah. Ntahlah, katanya sih karena aku selalu mengeluarkan aura mendominasi, tapi aku tidak merasa begitu. Preman pada umumnya akan sel...