Warna langit yang gelap kini berpadu dengan warna orange. Semalaman ini, aku dan Pangeran kodok tak tidur sama sekali. Selain ingin memperburuk kondisiku yang terlihat baik-baik saja, kami juga ingin membuat rumor.
Tugas Pangeran kodok disini adalah mengetikkan rumor. Dan tugasku disini adalah memperburuk kondisiku.
Kaylie tentu saja curiga, jika aku dalam keadaan baik-baik saja.
Dengan bantuan Tuan Frando, aku memperburuk kondisiku. Tak mungkin jika aku hanya menyayati tubuhku, aku juga perlu memberi luka dalam serta luka lebam. Bahkan jika perlu, aku akan membuat kepalaku sendiri bocor.
"Su... dah," Kataku. Tuan Frando yang akan menyerangku lagi lantas berhenti, lalu membopong tubuhku yang sudah sangat kacau.
"Maafkan saya, Nona Amaya," Kata Tuan Frando cemas. Aku menggeleng lemah, tak setuju dengan perkataannya.
"Ini kemauanku, jadi bukan salahmu," Kataku dengan suara kian melemah.
"Katakan pada Pangeran kodok untuk menyelesaikan tugasnya saat ini juga. Dan.. bawa aku ke kamarku," Pintaku pada Tuan Frando. Tuan Frando menurut, lalu menggendongku menuju kamarku dengan tergesa-gesa.
Sebelum aku pingsan, samar-samar ku dengar kebingungan Tuan Frando.
"Kamar Nona Amaya dimana, ya?"
Aduh, mengumpat.
♩ ♩ ♩ ♩
Siang itu waktu antara pagi dan sore, bersuhu panas. Suhu panas siang hari ini kian memanas di pusat kota saat ini. Terbukti dengan kemarahan Kaylie melihat rumor yang tertempel.
"Sialan, sialan, sialan!!" Kesal Kaylie.
"Rumor macam apa ini!?" Bentak Kaylie sambil menunjuk rumor di hadapannya.
"Mana saya tau.. saya kan ikan," Jawab salah seorang warga.
Kaylie mendengus kesal, lalu pergi dari pusat kota. Para warga keheranan melihat tingkahnya, ada apalagi dengan dirinya? Namun setelahnya, mereka tak hiraukan.
Kaylie melangkah, dengan rencana akan pergi ke istana Devon. Ia ingin menemui ku, mungkin? HAHAHAHA.
Ya.. aku disini sedang berbaring santai. Segala luka terlihat, menghiasi tubuhku. Tabib kerajaan sudah mengobati sebagian lukaku, walaupun masih sakit, sih.
Brak!
Dobrakan pintu kamarku membuat atensiku teralihkan. Disana, terdapat Kaylie dan Minjun. Kaylie menatapku marah, sedangkan Minjun menatapku datar.
Tap tap tap
"Apakah kau yang membuat rumor menjijikkan itu, Nona Amaya!?" Tanya Kaylie dengan berbisik padaku.
"...," Aku diam, tak menjawab pertanyaannya.
"Cih, kau bisu? Jawab pertanyaan ku bodoh!!" Bentak Kaylie. Aku masih saja diam, sambil menatapnya.
"CEPAT JAWAB!" Bentakan terdengar lagi, namun dengan volume lebih besar. Beberapa pelayan di luar mengintip ke kamarku, lalu berbisik mencemaskan diriku.
"Tolong jangan mengintip, kalian," Tegurku pada pelayan yang mengintip. Mereka tersentak, lalu menutupi rapat pintu kamarku.
"Lebih baik kau pergi, Nona Kaylie," Usirku pada Kaylie.
"Kau mengusirku, tanpa menjawab pertanyaan ku tadi!?" Kata Kaylie tak percaya.
"Tanpa ku jawab pun kau pasti sudah tau," Kataku dengan pengakuan tersirat di dalamnya.
"Pfft memang ya, para protagonis itu sangatlah cupu ketika bermain," Ejek Kaylie dengan tawa bak nenek lampir nya.
"Kau juga cupu sebagai antagonis. Bagaimana bisa protagonis sepertiku mengetahui rencana mu itu?" Ejekku padanya. Kaylie kembali menatapku marah, tak terima ku ejek.
"Diam kau, protagonis," Kata Kaylie sembari mencengkeram erat bahuku. Matanya menatapku sengit, aku pun membalasnya sedemikian pula.
"Jangan seperti ini, kau sama saja membenarkan rumor yang beredar," Kataku sambil melepas kasar tangan Kaylie dari bahuku.
"Betapa busuknya pahlawan negara kita," Cibir Kaylie menatapku sinis.
"Aku memang pahlawan negara, terima kasih," Kataku sembari tersenyum.
"Keluar," Usirku lagi pada Kaylie. Kali ini, ia benar-benar menuruti perkataan ku.
"Ah aku lupa," Kata Kaylie menghentikan langkahnya. Ia berbalik, lalu berjalan ke arahku. Tangannya melayang, lalu menampar pipiku.
Plak!
"Untukmu, protagonis," Kata Kaylie diiringi dengan senyuman liciknya. Ia berjalan lagi, lalu meninggalkan ku. Diikuti dengan Minjun.
"Pfft," Tawaku tertahan saat rasa nyeri di pipiku terasa.
"Sudah ku bilang, aku juga antagonis." Kataku menatap datar pintu kamarku yang baru saja tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist? Ewh [Completed]
FantasyKalian dijuluki preman sekolah? Ya, kita sama haha. Murid perempuan SMA sepertiku ini kerap ditakuti oleh warga sekolah. Ntahlah, katanya sih karena aku selalu mengeluarkan aura mendominasi, tapi aku tidak merasa begitu. Preman pada umumnya akan sel...