Sial, sial, dan sial. Terkutuklah engkau Pangeran kodok!
Bayangkan, aku yang cantik jelita bukan jelek tiada tara malah ditelantarkan dan tidak diberikan asupan makanan seharian! Benar, Pangeran kodok itu sedang menghukumku.
"Hiii mengapa ia sangat menyebalkan? Karena ia Pangeran kodok!" Kesalku sembari menghentak-hentakkan kakiku. Posisiku saat ini sedang berdiri menghadap jendela, menatap pemandangan luar di sore hari.
Ku rasakan hawa yang tidak mengenakkan. Aku menunduk, dan menatap kakiku. Astaga, mengapa muncul asap-asap berwarna hitam!?
Aku terdiam, bingung akan asap hitam yang bermunculan. Sekitar 7 menit kemudian, kebingunganku berganti menjadi ketegangan. Di leherku terasa hembusan nafas hangat seseorang, diikuti dengan tangan yang memelukku dari belakang. Terasa pula hidung mancung menyentuh kulit leherku, lalu bergerak pelan mencari kenyamanan.
Kualat, apa-apaan ini!?
"Benarkah? Aku se-menyebalkan yang kau katakan, hm?" Pertanyaan terlontar kepadaku. Suara khas lelaki itu terdengar tepat di telingaku. Sungguh terasa geli.
"Tentu saja," Jawabku. Tanpa menatap sosok yang memelukku saat ini aku sudah tau, bahwa sosok itu adalah Pangeran kodok.
"Kasihan sekali. Lihatlah perutmu, terasa sangat kosong," Ejek nya sembari mengelus perut ku lembut.
"Perutku kosong karena mu," Cibirku sambil melepaskan tangan Pangeran kodok dari perutku. Aku berbalik, lalu mendorong tubuh Pangeran kodok menjauh.
"Eyy, aku baik lho. Jika majikan lain melihat sikapmu seperti ini, mereka akan menyiksamu habis-habisan. Sedangkan aku? Aku hanya tak memberimu makan seharian," Kata Pangeran kodok sombong. Aku lantas memutar bola mataku, malas.
"Terserah," Kataku sebelum tanganku menarik kasar tangan Pangeran kodok menuju keluar kamarku.
Kreek
BRAK!
"AMAYA! Kurang ajar. KAU TAK BOLEH MEMPERLAKUKAN PANGERAN SEPERTI INI! DASAR BUDAK TAK TAU DIRI,"
Astaga... Mengapa teriakan Pangeran kodok terdengar begitu indah? Heum...
♩ ♩ ♩ ♩
Malam hari tiba, dengan Pangeran kodok berdiri di hadapanku sambil mengerucutkan bibirnya. Sepertinya ia sedang memberiku kode agar segera mencium bibirnya. Tapi, aku tidak mau :(.
"Ayolah.. pergilah ke pesta ulang tahun Marquess Urvil," Kata Pangeran kodok memohon padaku.
"Bibirmu itu...," Kataku menggantung ucapanku. Tatapanku tak lepas dari bibir Pangeran kodok yang masih mengerucut.
"Apa? Seksi? Jelas!" Kata Pangeran kodok antusias. Aku merespon perkataannya dengan gelengan, membuatnya mengernyit.
"Terlihat seperti mulut bebek," Sambungku melengkapi ucapanku.
"Ha? Dasar budak tak tau untung!" Hujat Pangeran kodok. Spontan, aku membekap mulutku guna menahan tawa.
"Jangan ketawa, tidak lucu tau," Kata Pangeran kodok yang lagi-lagi mengerucutkan bibirnya.
"Karena kau tlah membuatku terhibur, aku akan ikut denganmu ke pesta ulang tahun Marquess Urvil," Kataku.
Grep
"Astaga budakku! Aku sangat mencintaimu," Kata Pangeran kodok yang secara tiba-tiba memelukku erat.
Iyuh.
♩ ♩ ♩ ♩
"Budak," Panggil Pangeran kodok. Ia sedang berdiri di sampingku, dengan aku yang mengambilkannya makanan yang disediakan. Segala rincian acara telah dilaksanakan, waktunya menikmati hidangan.
"Ha?" Balasku merespon panggilannya.
"Kau tau kepribadian Nona Kaylie, tidak?" Tanya Pangeran kodok setengah berbisik.
"Tau," Jawabku.
"Luar biasa! Pokoknya nanti, kau harus memberitahuku semua tentang Nona Kaylie," Kagum Pangeran kodok.
"Oke," Kataku seadanya, dan melanjutkan aktivitas mengambil makanan untuk Pangeran kodok dan diriku.
"KAYLIE!" Teriak seseorang diikuti dengan tarikan kasar pada pergelangan tanganku.
PRANG!
Piring yang tadinya berada di tanganku dengan utuh, kini terjatuh ke lantai dan pecah. Aku menatap pelaku yang menarikku kasar. Nama pelaku itu adalah nama yang tadi diteriakkan seseorang.
Kaylie Adiwarna Urvil
"Apa?" Tanyaku pada Kaylie. Kaylie nampak menatapku penuh selidik, dari atas sampai bawah.
"Minjun, aku menemukannya!" Teriak Kaylie yang kini menatap langsung ke mataku. Tentu saja, aku membalas tatapannya. Minjun mendekat pada kami, lalu berucap.
"Lepaskan dia, Kaylie. Dia adalah pasangan Pange—," Ucapan Minjun terputus saat Kaylie kembali bersuara.
"Aku menemukan lawan mainku disini, Minjun. Dialah orangnya!" Ha?
"Apasih? Jangan lagi, Kaylie. Lepaskan tanganmu itu," Kata Minjun tak mengerti dengan ucapan Kaylie.
"Tolong jangan menyentuh wanitaku sembarangan," Kata Pangeran kodok yang sedaritadi diam. Ia melepas tautan tanganku dan Kaylie, lalu menyembunyikan tubuhku di belakangnya.
"Sayang sekali Pangeran. Tapi wanitamu akan menjadi lawan mainku mulai dari detik ini juga," Tegas Kaylie. Tiba-tiba saja guntur terdengar, seakan memanasi keadaan.
"Hahaha... Maaf ya Nona Kaylie, Pangeran kedua memang sensitif terkait wanitanya, alias diriku," Kataku. Tanganku menggeser pelan tubuh Pangeran kodok guna menyingkir dari hadapanku, lalu menatap Kaylie penuh ambisi.
"Jadi, kau adalah lawan mainku?" Tanyaku sembari menaikkan satu alisku, memancing emosi Kaylie.
"Cukup tau posisi, protagonis. Disini akulah pemenang serta penjahat. Dan kau, akan menjadi yang menyedihkan," Kata Kaylie menatapku sengit. Jari telunjukku terangkat, lalu menoyor jidat Kaylie keras.
"Agar menarik, kau dan aku adalah penjahat disini," Kataku diikuti dengan seringai.
Lagi-lagi, suara guntur terdengar. Aku mendekatkan diri pada tubuh Kaylie. Tanganku menyentuh pundaknya, sedangkan mulutku mendekat ke telinganya. Seperti iblis yang menghasut manusia, aku berbisik padanya.
"Kalau begitu mari berperang, Nona Kaylie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist? Ewh [Completed]
FantasyKalian dijuluki preman sekolah? Ya, kita sama haha. Murid perempuan SMA sepertiku ini kerap ditakuti oleh warga sekolah. Ntahlah, katanya sih karena aku selalu mengeluarkan aura mendominasi, tapi aku tidak merasa begitu. Preman pada umumnya akan sel...