t i g a

1.8K 200 3
                                    

Killa menatap laki laki berbaju biru yang kini tengah sibuk dengan kameranya dengan tatapan kosong.

Dia..

Laki laki dengan senyum polos juga tatap mata polos. Namun, apa bisa?

"Dimas jangan fokus ke kamera terus dong. Ajak Killa ngomong." Ucap ibunya, Tante Winda. Wanita paruh baya itu masih tampak cantik walau dengan infus yang terpadang di tangan kanannya.

Dimas, laki laki yang saat ini tengah fokus ke kamera nya sedari tadi ia memasuki ruang tamu pun tak berniat mendengarkan sang ibu. Ia lebih memilih melihat kamera dengan sesekali bergumam.

Yang bisa Killa lakukan adalah diam, pikirannya juga kosong tiba tiba.

Ibunya juga Tante Winda tengah mengobrol sekarang. Killa hanya melirik ibunya dengan sesekali juga melirik Dimas.

Laki laki berumur 26 tahun itu, memang tampan. Namun..

Sadar Killa.. semua orang itu punya kelebihan dan kekurangan.

Killa memejamkan matanya sebentar ia ingin menyadarkan dirinya.

Cekrek.

Ia dengar itu.

Killa dengan cepat menatap sang sumber suara, di sana Killa dapat lihat senyuman tipis di bibir pemuda itu.

"Dimas memang suka dunia fotografi Killa. Jangan heran kalo kamu di foto sama dia, semua objek bakal di foto sama dia." Jelas ibu Killa.

"Dimas coba kasih tunjuk foto foto yang kamu ambil." Dimas yang di suruh pun sedikit melirik Killa. Tatapan mata itu tampak malu malu, Killa terkekeh.

Walau malau malu namun laki laki itu mendekat pada killa. Di berikan kamera hitam yang sedari tadi dia otak atik.

Killa menatap kamera itu sebentar sebelum mengambil nya dan mulai melihat lihat apa saja yang di potret laki laki dengan kelebihan nya itu.

Di sana untuk pertama kali yang Killa lihat adalah foto dirinya. Foto yang barusan di ambil nya tampak begitu bagus.

Killa tersenyum saat melihat beberapa objek yang di potret Dimas. Di antaranya banyak sekali foto kucing jalanan yang tampak lucu di potret.

Killa menatap Dimas dan tersenyum.

Ia mengacungkan jempolnya yang di balas sebatas senyuman Dimas. Manis pikir Killa.

"Killa... Mau nemenin Dimas ga?" Ucap ibu Dimas. Wanita dengan wajah yang sedikit pucat itu tersenyum kecil. Killa menatap Dimas yang tengah memainkan mainan dinosaurus, tampak asik dengan dunianya sendiri.

"Nemenin kemana Tan?"

"Dimas biasanya jam segini ke taman. Dia suka foto langit." Killa terdiam sebentar sebelum mengangguk setuju.

"Dimas, ketamannya sama Killa ya." Dimas yang awalnya asik dengan dunianya sendiri pun memfokuskan atensinya pada sang ibu. Ia menatap ibunya juga Killa bergantian.

Lama berpikir, namun keputusan akhir nya adalah Dimas yang mengangguk.

Mereka pun izin keluar, dengan Killa yang memakai sweater nya, sedangkan Dimas memakai baju kaus berwarna hitam. Jika orang orang yang tak tau siapa Dimas melihat sosok pemuda itu.

Sudah pasti ia menganggap Dimas sosok normal. Dimas tak ada perbedaan yang mencolok selain sikapnya yang masih seperti anak kecil. Dimas tampan, ya Killa membenarkan itu. Ia saja sempat terpesona dengan senyuman Dimas. Namun Dimas jarang sekali tersenyum.

"Tamannya di mana?" Ucap Killa memecah keheningan. Dimas sibuk mengotak atik kamera yang sudah ia gantung di lehernya.

Tak ada respon Killa hanya menghela nafa kecil. Udara tampak bagus di sini. Killa tak kesal, karna ia tau sedang berhadapan dengan siapa.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang