34

493 41 11
                                    

Kali ini Killa seperti nya akan angkat tangan.

Perkelahian antara Haikal dan Chika tampak cukup panas sekarang ini.

Haikal tampak memegang tangannya yang terlihat berdarah.

Singkat cerita.

Killa datang cukup siang menuju cafe. Namun ia cukup heran, kenapa pintu cafe masih saja tergantung tulisan tutup di sana.

Bahkan hal pertama yang Killa dengar adalah teriakan Chika.

Cukup panik, namun Killa tampak mencoba tenang.

Di siapkan ponselnya entah entah akan terjadi perang dunia nanti di sini, ia akan dengan cepat menelepon polisi.

Chika dan Haikal memang sering sekali berdebat. Tapi mereka juga terkadang terlewat kompak.

Killa juga cukup bingung dengan hubungan kedua orang ini. Padahal gina dan dia sangat amat merestui.

Chika itu baik, namun kata katanya memang kadang terlalu kasar. Sedangkan Haikal, laki laki itu sangat amat menjunjung bahasa. Tutur kata laki laki itu terlewat lembut. Selama Haikal bekerja di sini, Killa sama sekali tak pernah mendengar Haikal berkata kasar, bahkan Gina juga sama.

Ya, mungkin itu yang membuat mereka tak bisa bersama.

Dan sekarang titik ledaknya.

Killa dengan telaten membalut luka Haikal dengan kain kasa yang memang tersedia di kotak obat miliknya di kantor.

"Makasih mba." Ucap Haikal lirih.

Killa tersenyum kecil.

Di saat Killa mengurus Haikal, Gina lah sekarang yang mengurus Chika. Ini keputusan yang tepat.

Jika di lihat dari cover Gina dan Chika itu satu tempat produksi. Mulut gina dan Chika itu sama. Sering mengumpat.

Sedangkan Killa, yah walaupun ia jarang mengumpat, namun Killa itu pengumpat handal di dalam hati.

"Sekarang cerita." Ucap Killa saat selesai membalut luka di tangan Haikal.

"Chika mau resign." Killa mengangkat alisnya bingung.

Jika Chika yang resign kenapa Haikal yang kesal?

"Lalu? Kamu ga mau Chika resign?"

"Alasan Chika resign itu karna Haikal mba." Lirih Haikal.

Killa menghela nafas. Killa juga masih muda, namun di hadapi oleh masalah dari anak remaja membuat nya sakit kepala.

Haikal itu menyakiti hati Chika. Dan memang umur Chika itu masih tergolong remaja yang gampang sekali membawa perkataan ke hatinya.

Saat Haikal sedang memotong motong buah, Chika yang kesal dengan perkataan Haikal tampak mendorong lengan Haikal, dan Haikal pun yang mendapat dorongan tak terduga saat memotong buah membuat jarinya terluka.

Dan setelah itu terjadilah pertikaian itu.

Haikal sebagai laki laki ia juga sudah menyesali. Karna semua ini berawal dari ucapannya.

Tok tok tok.

Killa melirik gina yang menimbulkan kepalanya di pintu ruangannya.

Seperti paham dengan maksud wanita itu, Killa pun mengangguk kecil.

"Kita ngomong ya ber 4. Kita selesaikan masalahnya dulu baru kita buka cafe nya."

***
"Gue siap kerja di cafe lo."

Chika tetap memutuskan untuk resign karna memang ia syukurnya sudah mendapatkan pekerjaan lain, dan sekarang sudah hari ke 3 setelah resign nya Chika.

Pertikaian Haikal dan Chika sudah berakhir damai. Namun Haikal masih cukup merasa bersalah dengan gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang