s e m b i l a n

1.5K 147 7
                                    

"GILA LO?!" Killa menatap teman nya itu dengan sinis.

"Maaf ya emang gini orang nya." Ucap Killa sambil mengatupkan kedua tangannya. Menatap para pengunjung yang menatap mereka dengan berbagai tatapan.

"Lo bisa ga sih liat sikon kalo teriak?" Bisik Killa geram. Gina menunduk menggaruk kepalanya.

Tapi wajah itu tampak kesal.

"Bisa ga sih Lo kalo mau nikah tuh bilang bilang?" Balas gina dengan berbisik. Killa berdecak ia memanggil Haikal yang saat ini tengah mengelap salah satu meja.

"Kamu jaga ini bentar ya. Mba mau nutup mulut toa nya gina." Haikal hanya mengangguk paham. Gina menatap Killa dengan kesal. Namun tubuh itu hanya diam mengikuti tarikan Killa menuju ruangan nya.

"Oke sekarang jelasin?" Ucapnya sambil menghempaskan tangan nya. Jika boleh jujur, gina begitu kesal. Bagaimana temannya sendiri menikah ia tak di undang bahkan sekedar di beri tahu? Harga dirinya tergores.

"Gue nikah sama orang yang kemarin Lo liat." Gina mengerut kan keningnya tampak mencoba mengingat.

"Yang gue liat banyak kemaren. Gila ya Lo?" Ucap gina ngegas.

Killa menghela nafas. Ia mengambil satu minuman dingin dan memberikan nya pada gina.

"Minum dulu biar tenang. Bakal susah gue jelasin kalo Lo emosi gini." Gadis itu mengambilnya dengan kasar. Meminum sedikit air dingin itu pelan.

"Dimas, dia anak temen bunda. Laki laki pengidap autisme yang kemaren Lo liat." Gina mematung.

"Se-serius?" Killa mengangguk kecil.

Mata itu menatap cincin pernikahan nya.

"Mama Dimas sakit keras, gue sebenernya udah di jodohkan jauh beberapa bulan lalu. Pernikahan di percepat, karna... Dokter bilang mama Dimas ga bisa bertahan lama." Gadis di depan nya itu menutup mulutnya tak percaya.

Ia jadi tak nyaman dengan Killa.

"Jeffri.. tau?" Mengenai laki laki itu, Killa sudah blok nomornya bahkan dengan semua sosmed nya.

Killa tak mau kembali sakit hati, seakan melihat Jeffri adalah salah satu kesakitan tersendiri. Walau Killa menerima pernikahan ini dengan lapang dada. Namun hati kecilnya masih mencintai laki laki itu.

Killa takut, jika Killa akan menyakiti Dimas. Suaminya.

Gina menunduk.

Drrttt

Bunda cuantiq

Dimas udah di apartemen, kamu cepet ke sini ya.. bunda mau beli perlengkapan buat apartemen kamu..

Killa menghela nafas.

Rasa cukup asing. Walau Killa menyukai sosok Dimas, tapi tak gadis itu tepis juga jika Dimas masihlah orang asing dalam hidupnya.

Killa tak tau bagaimana kehidupan nya, bahkan apa yang laki laki itu sukai.

Dan, apa Dimas bisa membiayai nya?

Gadis itu mengetikkan sesuatu pada ponselnya.

Iya, bentar lagi Killa kesana

Brakk

"Killa.." Killa terkejut. Jeffri datang dan menyelonong masuk begitu saja. Di belakang nya Haikal tampak menunduk meminta maaf tak bisa mencegah laki laki itu untuk masuk.

Killa mengangguk kecil menatap Haikal.

Gina melirik Killa sebentar.

"Gue keluar dulu." Ucap gina mencoba memberi ruang. Killa menghela nafas.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang