s e p u l u h

1.5K 148 2
                                    

Maafkan jika ada typo atau salah salah kata yaa

##

Killa menutup wajahnya. Ia sedari tadi menangis. Melihat wajah Jeffri yang menampilkan wajah kecewa dan sedih membuat pikiran nya berkecamuk.

Gadis itu berdiri, seakan tersadar ia harus cepat menuju apartemen barunya.

Pasti Dimas bosan menunggunya sedari tadi.

"Mau kemana?" Tanya gina, gadis itu sedari tadi hanya diam sambil mendengarkan Isak tangis teman nya itu. Tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain hanya diam.

"Ke apartemen baru." Jawab nya seadanya. Gina mengangguk kecil.

Killa membungkus beberapa kue coklat dan permen coklat. Setahunya Dimas menyukai hal berbau manis. Walau terlalu banyak memakan makanan manis juga tak akan baik.

Pergi menuju mobil nya dan melaju membelah jalan raya. Sesekali ia berfikir ingin membawa apa untuk Dimas.

Pilihan nya pun jatuh pada makanan fast food. Burger. Entahlah Dimas akan menyukai nya apa tidak.

Gadis itu juga membeli beberapa jenis buah buahan untuk mengisi kekosongan kulkas. Bunda nya sudah pasti membeli perlengkapan seperti piring dan teman temannya, bukan bahan makanan.

"Sore pak." Sapanya pada satpam apartemen itu. Apartemen nya yang cukup elit, sudah di lengkapi lift dan tentu restoran di lantai bawahnya.

Mama Winda benar benar tak ingin mengecewakan nya.

Gadis itu lalu memencet beberapa angka untuk memasuki apartemen itu.

"Assalamualaikum.."

Tidak ada jawaban.

Killa mengerutkan keningnya. Jelas jelas bunda nya bilang jika Dimas sudah berada di apartemen. Kenapa seperti tak ada orang?

Killa pun mulai berkeliling saat semua belanjanya ia simpan. Tiba tiba kepalanya berdenyut sakit karna kebanyakan menangis. Menatap beberapa ruangan dan tak menemukan siapapun.

Pilihan terakhir jatuh pada kamar Dimas yang berada di sebelah kamarnya. Iya, mereka tak tidur satu kamar. Dimas tak menyukai nya atau bisa di bilang belum bisa menerima nya. Sedangkan Killa juga masih kurang nyaman. Beruntung bunda nya juga mama Winda menyetujui keputusan kedua orang ini untuk berpisah kamar.

Tubuh itu mematung melihat betapa berantakan nya kamar itu.

Firasat buruk tiba tiba menghinggapi dadanya.

Killa panik.

Ia mengambil tas nya kembali dan berlari keluar apartemen. Tangan itu tak berhenti mengacak isi tas nya untuk mencari ponsel miliknya.

Nihil.

Ponselnya tak ada di dalam tas nya.

Killa menghela nafas kesal. Seperti nya ponsel itu masih berada di dalam ruangan nya. Kenapa kesialan silir berganti menghinggapi nya?

Gadis itu Menuruni lift dengan terburu buru, ia pun mencoba bertanya pada satpam yang berdiri di dekat pintu masuk dan keluar.

"Mmm pak permisi, mau tanya boleh?" Laki laki paruh baya itu mengangguk dan tersenyum ramah.

"Pak liat laki laki pake Hoodie yang keluar dari sini?" Jujur, Killa tak tau pakaian yang suaminya itu pakai untuk hari ini, tapi melihat seringnya Dimas memakai Hoodie, ia pun seakan yakin jika Dimas menggunakan Hoodie.

"Ohh laki laki yang pake Hoodie banyak mba, tadi ada beberapa yang saya liat." Killa menyugar rambut panjang nya yang entahlah tiba tiba gadis itu merasa kesal pada rambutnya. Ia juga tak me dapatkan jepit rambutnya ataupun ikat rambut di dalam tas nya.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang