"Gin. Lo kan mantan anak psikolog.. gue mau nanya dong?" Gadis dengan rambut yang rapih ter kepang tempel itu menatap bos nya dengan tanya.
"Nanya apa? Jangan bilang Lo depresot?" Killa yang tengah menyiapkan capuccino untuknya sendiri pun menatap jengah temannya itu.
"Tapi kayanya Lo ga bisa di sembuhkan." Mendengar itu, Killa hanya tersenyum. Bukan tersenyum manis tentunya. Tapi senyum dengan mata yang tajam.
Gina tersenyum dan membentuk jarinya 'V'
"Canda Bu boss." Killa menghela nafas.
"Mau tanya. Autisme itu ada berapa macem?" Gina memberhentikan mengelap gelas dan piring. Ia mengganti posisinya menjadi menghadap Killa.
"Macem macem tergantung gimana sikap nya. Kenapa?" Killa menggeleng.
"Nggak, gue cuma tanya." Gina mengangguk. Ia kembali mengelapi gelas.
"Kalo sikap yang kaya anak kecil, tapi badan dewasa dan dia sadar udah dewasa itu termasuk autisme?" Gina memberhentikan kegiatannya kembali. Ia terdiam berfikir.
"Gue kan mantan anak psikolog kan. Jadi maaf aja kalo gue salah. Cuma setau gue salah satu jenis autisme itu ada yang namanya Childhood Disintegrative Disorder. Jadi dia bakal mengalami keterlibatan dalam motorik nya. Dia tumbuh normal sampai usia 2 tahun bahkan sampai 10 tahun, dan setelah itu motoriknya ga bakal berkembang lagi. Pertumbuhan fisiknya dia normal. Sifat dia jadi kaya anak kecil 2-10 tahun walaupun dia udah berumur 20 tahun ke atas."
Killa terdiam. Menatap kopinya dengan tatapan Kosong. Jika di lihat dari sifat, Dimas memang memiliki sifat seperti anak kecil dengan dimana ia sering sekali membawa mainannya dimana pun ia berada. Juga cara dia berbicara seperti anak kecil.
"Itu, bisa di sembuhin ga gin?" Gina terdiam.
"Setau gue, bisa di sembuhkan pake cara terapi gitu. Tapi tergantung juga seberat apa." Killa mengangguk paham. Sedangkan gina menatap nya dengan pandangan menyelidik.
"Kenapa La? Kok lu tiba tiba nanya ini?" Killa menggeleng. Ia pun tersenyum.
"Ga papa " Killa pun mengambil gelasnya dan pergi meninggalkan Gina yang masih menatapnya penuh selidik.
Killa duduk dalam ruangannya. Menatap beberapa laporan di sana. Tentu saja laporan keuangan yang akan ia keluarkan untuk pembelian bahan bahan makanan.
Tok tok..
"Masuk." Killa masih fokus menghitung pengeluaran yang akan ia keluarkan bulan depan.
Gina membuka pintu.
"Ada yang nyariin Lo." Killa menatap gina.
"Siapa?"
Gadis dengan kemeja itu mengangkat bahunya tak tahu.
"Yang pasti ganteng dianya."
Ganteng? Jeffri?
Killa pun bangun dari duduk nya dan berjalan keluar ruangan nya. Di sana laki laki dengan jaket jeans nya tengah duduk membelakangi nya.
"Tuh, tadi gue nyuruh duduk dulu." Killa mengangguk.
Di hampiri nya laki laki itu yang tengah menatap keluar cafe. Pagi ini jalanan cukup ramai.
Killa menatap lelaki itu yang masih tak sadar ia sudah berada di belakang nya.
"Permisi.." sapa Killa. Laki laki itu pun berbalik dan berdiri. Ia tampak sedikit salting dengan sesekali menggaruk kepalanya dan tersenyum tipis.
Lucu. Entahlah sudah berapa kali Killa berucap lucu pada laki laki itu sedari kemarin.
"Dimas di sini?" Tanya Killa sambil berjalan duduk di depan Dimas berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Autisme Husband|| Doyoung
Teen FictionJudul sebelumnya : miracle|| Doyoung **** Fiksi belaka ## Jika ada suka maka ada duka, ada kesenangan maka ada kesedihan. Namun jika ada kekurangan, tidak ada kesempurnaan. Ya karna di dunia ini tidak ada yang sempurna. ## "Killa, kamu menikah yah...