30

545 64 4
                                    

Jangan lupa bintang nyaaa hehe
###

"Killa." Ini Panggilan kesekian kalinya yang di lontarkan nya pada Killa. Dan Gadis itu hanya tersenyum kecil.

Tangannya tampak cekatan memberikan hiasan pada kue kue nya yang sebentar lagi selesai.

Cafe tutup cepat dan sekarang ke 4 orang itu tampak sibuk dengan pekerjaannya masing masing, kecuali satu orang.

Gina.

Gadis itu sedari tadi menatap Killa dengan pandangan sulit di artikan..

Ia bahkan sedari tadi memanggil Killa untuk mendapatkan jawaban, namun gadis itu hanya membalasnya dengan senyum kecil.

Ini membuatnya frustasi.

Jelas jelas ia melihat Killa menangis tadi. Walaupun dengan cepat gadis itu hapus air matanya, namun gina tau gadis itu menangis.

Ia tak tau apa yang terjadi sebelumnya dengan Killa dan juga wanita yang sempat pergi dengan Dimas, Namun gina sudah menebak. Sesuatu yang buruk sedang menimpa tamannya itu.

Dimas memilih pulang bersama bundanya Killa.

Killa juga tampak tak menahan suaminya itu.

Ohh ayolah, jangan buat gina menjadi detektif sekarang.

"Mbaa fokus." Kesal Haikal. Soalnya sedari tadi bukannya menyusunnya dengan rapih, gina justru hanya membolak balikkan cookies di tangannya.

Gina terperanjat sedikit saat sadar tangannya dengan tak tau dirinya mematahkan cookies yang sudah terbungkus plastik untuk di masukkan ke dalam kotak.

"Ehh sorry."

Killa menatapnya sebentar dan kembali menunduk.

Gadis itu tampak tak berniat membicarakan hal yang baru ia alami. Tak seperti biasanya, Killa akan selalu banyak bicara jika menyangkut pekerjaan. Jika keadaan hati Killa tengah bagus saat ini sudah pasti gina sudah mendapat Omelan Killa sekarang, karna menghancurkan satu pesanannya.

Pasrah. Gina akan menyerahkan pada Killa.

Gina tau bagaimana lelahnya mengurus seseorang yang berkebutuhan khusus.

Yaa, seperti yang sudah di ketahui. Ia dulu sempat berkuliah. Dan sempat pergi ke SLB di salah satu kota untuk penelitian, rasanya ia akan gila.

Namun Dimas berbeda. Yaa laki laki itu tumbuh dengan normal dengan otak cerdas, namun Dimas masih belum bisa menahan emosinya, tak bisa mengungkapkan perasaannya. Bisa di bilang jiwanya terkurung di usia 10 tahun.

Sedangkan Killa? Gadis itu benar benar mandiri. Yaa gina sudah mengenal Killa sejak di bangku sekolah. Namun Killa selalu menahan perasaannya sendiri, menekan kesedihan demi orang lain.

Killa itu seperti bom waktu.

Dan Dimas adalah waktunya.

Gina tak pernah melihat Killa sefrustasi ini.

Gina yakin Killa mampu mengurus Dimas, namun gina juga bisa menyangka Killa akan sefrustasi apa.

Itu sebabnya sekarang ia mencoba membuat Killa membuka suaranya.

"Ini tolong susun di depan ya Haikal." Ucapnya pada Haikal.

Gadis itu membuka celemek nya dan pergi dari dapur, sudah pasti tujuan nya itu ke ruangan nya.

Gina meliriknya.

Ia pun ikut membuka celemek nya dan memutuskan untuk mengikuti Killa.

Tok tok.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang