"Bisa cepet ga sih!!" Dirga sudah kesekian kalinya ia memarahi kru nya.
Kenapa tiba tiba ada 2 model yang izin tak bisa datang. Mereka harus menghubungi beberapa model lagi untuk pemotretan sekarang.
Hasil foto hari ini akan langsung di edit dan di kirimkan ke salah satu agensi untuk menjadikan nya sponsor.
Namun semuanya seakan memperlambat nya.
"Kenapa lo bisa seceroboh ini Ken??" Ucapnya tajam pada asisten yang bertanggung jawab di pemotretan hari ini.
Laki laki yang di juluki Ken itu menggaruk rambutnya. Laki laki yang justru kemayu itu hanya menatap pasrah wajah marah Dirga.
"Cepet next model." Ken kembali menggaruk kepalanya.
"Boss, sebenarnya ada masalah. Model yang baru kita contact ternyata bisa Dateng jam 7 nanti." Dirga menggeram kesal.
Ia melempar topinya ke lantai dan menendang meja di depannya di mana saat ini Dimas tengah duduk di sana sambil menatap kameranya. Dimas menatap Dirga dengan tatapan kagetnya.
Siapa yang tidak terkejut di saat meja yang tak salah apapun tiba tiba di tendang sampai terdorong cukup jauh.
"Ken! Lo punya otak ga? Fotonya udah harus di kirim hari ini!!" Bentaknya keras. Sampai sampai beberapa kru menatap takut. Baru kali ini mereka melihat bos besar nya yang memang biasanya selalu melawak dan tak segan bercanda bersama, kali ini seakan menegaskan jika laki laki itu adalah bos.
"Aduhh, bos maaf tap-"
"Lo ngomong maaf beribu kali juga ga akan pernah bisa balikin keadaan." Dirga pun memutuskan untuk pergi meninggalkan ruangan meninggalkan beberapa orang yang masih menatap nya dengan pandangan terkejut.
Dimas bangun dari duduknya dan mengambil ponselnya.
Apa ia sudah boleh pulang sekarang?
Sudah pukul 16.20 apa ia sudah boleh pulang?
Di telepon nya Killa yang nomornya tersimpan di urutan prioritas. Killa bilang jika terjadi apa apa telepon Killa saja. Itu sebabnya Dimas memasukan ke kontak prioritas nya yang sering ia hubungi.
Tidak terangkat. Bahkan tak nomornya tampak tak aktif.
Tidak biasanya Killa tak mengaktifkan ponselnya. Kemana dia?
Dimas berjalan entah kemana yang penting ia keluar dari ruangan yang saat ini penuh dengan suara bisik bisik dari kru pemotretan.
Berkali kali sudah ia menghubungi Killa namun tak ada jawaban, dan tanda Killa akan menjawabnya. Dimas menggaruk kepalanya, ia sudah khawatir. Apa sesuatu terjadi pada Killa?
Apa Killa baik baik saja??
Apa sakit kepala Killa sudah sembuh?
Itu yang ada di pikiran Dimas.
Laki laki itu berlari mencari Dirga ingin meminta untuk di antarkan pulang.
Sama seperti Killa, Dirga juga menghilang tak ada di mana mana pun.
Laki laki itu berlari menuju ruang pemotretan dan mengambil kamera nya secara paksa membuat orang yang berada di belakang laptopnya itu berteriak menahan nya.
Ia sedang mencoba mentransfer foto foto itu ke laptopnya tapi Dimas dengan santai mencabutnya dan pergi dengan berlari.
Kali ini Dimas benar benar panik.
Kenapa orang orang pergi meninggalkan Dimas tanpa kabar??
Saat keluar dari gedung pemotretan Dimas terdiam sebentar mengingat amanat yang sempat Killa ucapkan untuk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Autisme Husband|| Doyoung
Teen FictionJudul sebelumnya : miracle|| Doyoung **** Fiksi belaka ## Jika ada suka maka ada duka, ada kesenangan maka ada kesedihan. Namun jika ada kekurangan, tidak ada kesempurnaan. Ya karna di dunia ini tidak ada yang sempurna. ## "Killa, kamu menikah yah...