Dua hari setelah Killa sembuh dari sakit nya. Saat ini gadis itu menatap kosong objek di depan nya.
"Mbak.."
"Mbak Killa.."
"Mbak.." tak ada sautan dari panggilan itu sedari tadi. Padahal orang yang memanggilnya tepat di depan nya. Seorang laki laki berpakaian karyawan sedang melambaikan tangan di depan wajah boss nya itu.
"Ibu Killa Cendanaa..." Killa terlonjak kaget saat teriakan cempreng milik Gina yang berada di sebelahnya menggema ke seisi cafe yang baru buka itu.
"Astagfirullah.. kaget ihh." Runtuk Killa menatap tajam pada gina.
"Maaf ibu yang terhormat.. tapi sedari tadi Haikal manggil ibu." Tunjuk gina pada Haikal yang malah tersenyum polos.
Killa tersenyum tak enak.
'kan image Lo ilang di depan karyawan baru.'
"Kenapa Haikal?" Laki laki cukup tampan dengan senyum lebar itu pun menunjuk mobil box yang berada di depan cafe.
"Itu ada mobil pengantar bahan makanan mbak." Killa pun mengikuti arahan dari Haikal. Benar saja di sana ada mobil box dari salah satu supermarket langganan Killa tengah terparkir rapih dengan supir yang berdiri di sebelah mobil tersebut.
"Ohh iya suruh masuk aja barang barang nya." Haikal yang mendapat arahan seperti itu pun mengangguk paham. Ia mengajak satu orang karyawan laki laki lagi untuk membantu nya mengangkut bahan makanan yang sudah ia pesan.
"Lo masih sakit?" Tanya gina. Gina ini salah satu teman nya yang sengaja kerja di cafe milik nya selama ia mencari kerja tetap. Itu sebabnya gina ga berbicara secara formal pada Killa.
Sedangkan karyawan yang lain nya itu memanggil Killa dengan panggilan 'mbak' karna Killa yang menyuruh. Baginya tampak terlalu berlebihan jika memanggil nya dengan boss, sedangkan ia belum bisa di panggil bos.
"Nggak udah sembuh gue." Gina memicingkan matanya. Ia pun dengan cepat menempelkan tangannya di kening Killa untuk mengecek suhu bada Killa.
"Ga panas.. tapi kenapa Lo ga fokus? Si Jeffri ga ada kabar lagi?" Killa menggeleng. Ia mengelap piring dan gelas gelas di depannya dengan diam tanpa menjawab gina yang masih tampak kepo.
"Terus kenapa?"
Hening..
Killa tak menjawabnya, dan gina masih menunggu jawabannya dengan sabar.
Tak lama pun gadis dengan kemeja kream itu pun menghela nafas kasar.
"Gue lupa nyimpen gelang couple gue sama Jeffri." Gina menepuk keningnya.
"Itu doang Lo pikirin sampe ilang fokus? Astaga Killa.." gadis berkemeja kream itu hanya menyengir polos tanpa dosa.
Namun bukan itu yang sebenarnya Killa pikirkan sedari tadi.
Namun kata kata ibunya yang membuat nya hilang fokus sedari tadi.
Ia akan di jodohkan? Namun dengan siapa? Ia sudah mencintai Jeffri hingga ketulang tulang nya kaya judul lagu. Kalau bahasa gaulnya udah bucin banget. Kalo sudah seperti ini mana bisa ia pisah.
'dia ganteng kok anaknya..'
Tapi kalo ganteng mah gas lah ya
###
"Besok aku muncak sama anak anak." Laki laki tampan dengan kaus hitam dan topi hitam itu berucap sambil mengadukan jus nya.
"Siapa siapa aja?" Laki laki yang di ketahui bernama Jeffri itu mengalihkan tatapannya yang sebelumnya menatap jus sekarang menatap mata Killa lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Autisme Husband|| Doyoung
Teen FictionJudul sebelumnya : miracle|| Doyoung **** Fiksi belaka ## Jika ada suka maka ada duka, ada kesenangan maka ada kesedihan. Namun jika ada kekurangan, tidak ada kesempurnaan. Ya karna di dunia ini tidak ada yang sempurna. ## "Killa, kamu menikah yah...