l i m a

1.6K 163 2
                                    

Killa menghela nafas kesal.

Entahlah apa yang tengah ia pikirkan hingga moodnya hancur di pagi minggunya ini.

Padahal cafe nya tampak ramai, tapi ia tak ada semangat sedikit pun.

"Boss Expresso 1."

Killa masih tak bergeming, matanya memilih menatap kosong ke mesin kopi yang tak hidup.

Gina yang melihat itu pun menyenggol lengan gadis itu pelan membuat Killa tersadar.

"Boss Expresso nya satu." Ucap ulang gina. Killa pun tersadar dan mengangguk. Astaga apa yang ia pikirkan hingga melupakan pekerjaan seperti ini.

Killa pun dengan cepat membuat kopi itu, tak lupa langsung memberikan itu pada laki laki yang sedari tadi berdiri menunggu pesanan.

Setelah itu Killa mengelap keningnya.

"Ada masalah?" Tanya gina yang sedari melirik bosnya itu.

Killa menggeleng. Namun matanya tampak terpejam.

"Cerita kali. Jangan di Pendem." Mendengar itu Killa hanya bisa terdiam. Entahlah apa ia harus memberitahu Gina atau tidak. Ia memang membutuhkan teman curhat sekarang ini. Ia bimbang.

"Percaya ga Lo kalo gue mau di jodohin." Ucap Killa dengan wajah frustasi nya. Gadis itu memilih berjongkok di bawah meja kasir.

"What the-" Gina menyamakan posisinya dengan Killa. Mumpung tidak ada yang memesan.

"Lo di jodohin? Jaman kapan ini Killa?? Kok kek Siti Nurbaya?" Ucap gina dengan kekehan nya. Killa mengacak rambutnya.

Ia memang sudah diberitahukan jika ia di jodohkan. Tapi, Killa tak menyangka mereka benar benar menjodohkan nya cepat. Killa harus mengambil keputusan bukan?

Killa dan kedua orangtuanya berdebat kemarin. Ayah dan bundanya ingin Killa cepat menikah bersama Dimas. Tapi ingat hati Killa masih bersama Jeffri. Killa tak bisa mengiya kan keputusan itu dengan cepat.

Namun, di sisi lain Killa juga bimbang, apa ia siap melepaskan Jeffri untuk menjadi istri seseorang? Membayangkan ia berbicara serius dengan Jeffri saja membuat nya sedih.

Namun di sisi lain, hati Killa tak bisa melihat Dimas sedih. Ia selalu ingin memeluk laki laki itu dengan erat.

"Gue bingung Gin." Lirihnya.

"Lo, udah ketemu cowo yang mau di jodohin sama Lo? Menurut Lo bagusan dia apa si Jeffri?" Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Killa merenung.

Dimas walaupun memiliki kekurangan dalam mental tapi laki laki itu masih dapat beraktivitas normal, dia juga menggemaskan. Itu sebabnya Killa ingin memeluk nya sepanjang hari. Dimas menggemaskan.

Sedangkan Jeffri, laki laki itu sudah menjalin hubungan dengannya hingga bertahun lamanya. Tak mungkin jika ia tak merasakan cinta. Killa mencintai Jeffri.

"Gue ga tauuu.. gin gimana donggg." Gina yang mendapati itu pun hanya mengelus bahu Killa lembut, ia tak tau harus bagaimana. Masalah perjodohan itu masalah hati, gina tak bisa mencampuri urusan hati Killa itu sebabnya ia tak bisa membantu.

"Permisi.." Killa kenal suara itu. Gadis itu berdiri cepat. Sebelum itu ia menyiapkan senyum yang manis karna ia yakin suara itu milik pacarnya.

"Selamat da-" ucapannya terhenti. Di hadapan nya memang benar terdapat Jeffri. Laki laki itu juga tersenyum menatapnya. Namun yang menjadi masalahnya adalah.. Nabila ada di sebelah nya. Gadis itu tampak berdiri dekat menempel dengan Jeffri.

Killa tak masalah dengan kedekatan mereka dalam berdiri, yang Killa masalahkan adalah, gadis itu yang tanpa canggung memegang lengan Jeffri tepat di hadapan nya.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang