29.

513 70 9
                                    

Maaf jika ada typo ya gaisss xixi
****

Killa hanya menatap bingung ke 3 kamera di depannya.

Dirga tampak sedang berbicara pada sang penjual tentang kamera, yang jelas pembicaraan ini sangat tak di mengerti oleh Killa.

"Ini sih rekomendasi dari gue. Menurut lo yang mana?"

Killa yang di tanya seperti itu hanya menatap ketiga kamera itu dengan bingung.

Ketiganya mempunyai fungsi yang sama, bentuk yang hampir sama, dan sudah pasti harga juga sama.. sama sama mahal, iya kan?

Killa tak mengerti sama sekali, gadis itu begitu awam dengan hal berbau fotografi.

Bahkan baginya, foto kucing yang ia ambil di jalan sangat bagus sama seperti fotografer, namun saat Killa memperlihatkan pada Dimas, laki laki itu justru tertawa.

Yaa Killa memang tak berbakat di dunia fotografi.

"Kalo kamera yang kaya punya Dimas dulu ada?" Tanya Killa.

Dirga tampak berfikir sebentar.

"Tipe kamera punya Dimas itu udah lama, banyak fitur yang ga ada di kamera itu. Yaa memang harganya lebih murah, tapi menurut gue sayang aja kalo lo beliin yang modelan sama. Skill Dimas itu udah sekelas fotografi atas." Jelasnya.

Dirga ini model, namun jika masalah elektronik dan dunia kamera Dirga benar benar melek.

Killa mengangguk kecil ia menatap ketiga kamera itu dengan seksama. Ia belum bertanya harga, namun sepertinya ia yakin jika harga ketiga kamera itu tidak lah murah.

Gadis itu menyenggol Dirga.

'harga?' Tanyanya tanpa suara.

Dirga seketika tertawa.

Ia seakan tau kenapa Killa tampak tak berkutik melihat ke tiga kamera keluaran terbaru.

"Gue yang bayar." Gadis itu hampir saja menganga mendengar ucapan Dirga. Apa apaan tadi? Ia tak salah dengar?

Dirga yang bayar?

Dirga yang bayar?

Apa kali ini uang nya aman????

"Lo serius?"

"Iya, lo tau foto yang Dimas hasilin buat produk gue.. semuanya GILAA." Dirga membuka ponselnya sebentar, laki.laki itu tak henti hentinya tersenyum. "Liat Killa??? Suami lo buat produk gue laku keras di awal PO nya."

Killa tak mengerti, kualitas foto pada iklan memang sangat mempengaruhi?

Bukannya kualitas produk yang sangat mempengaruhi pasar?

"Emangnya foto sepengaruh itu?" Killa seorang yang awam. Ia tak tau menau tentang fotografi dan iklan.

"Pengaruh besar Killa. Foto produk itu muka dari sebuah Produk. Orang yang teliti bakal tau produknya bagus apa ngga cuma dari foto. Itu sebabnya gue ga salah milih Dimas buat jadi fotografer nya." Gadis itu hanya diam dan mengangguk kecil.

"Tapi ga berlebihan? Ini pasti mahal."

Dirga yang mendengar itu tertawa terbahak.

Killa mengerutkan keningnya.

Ahh dia lupa jika sedang berbicara dengan selebritis yang sudah punya miliaran di rekening.

Bahkan saat ini toko kamera itu tampak ramai orang. Hanya sekedar memotret sosok Dirga. Tentu adanya Killa di sebelahnya membuat beberapa orang pasti berfikir 'apakah Dirga sedang berkencan?'

Namun bukan Dirga namanya jika ia tak menyuap media nantinya untuk membersihkan nama Killa.

"Ya udah mas saya ambil yang ini ya." Pegawai toko yang sedari tadi tampak menemani mereka mengangguk paham.

My Autisme Husband|| DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang