Chapter 16

1.1K 57 8
                                    

Happy Reading

Titik tersulit seseorang adalah ketika mereka berjuang melawan maut.

***

Perpustakaan. Itulah tempat Alana, Nara, dan Zanna saat ini berada. Mereka dikursi paling belakang dan sedang membaca buku. Lebih tepatnya belajar untuk ujian.

"4 hari buat belajar, cukup nggak, sih? Gimana kalo nanti nilai kita malah jelek?" Alana benar-benar merasa khawatir.

"Ya cukup, lah. Pokoknya nilai kita harus bagus. Kita, kan kelas IPA 1 kalo sampai jelek, malu-maluin."

"Punya juga rasa malu, lo?" tanya Zanna pada Nara.

"Apa, sih?"

"Enak banget, ya, Shila, disaat kita lagi pusing belajar, Shila malah enak-enakan liburan. Ahh! Kenapa gue nggak terlahir pinter kayak Shila?"

"Udah, deh, Al. Fokus," ujar Nara.

"BTW, ada murid baru, lho, dan katanya kemarin murid baru itu jalan bareng sama Athur ke ruang guru."

Nara menutup buku yang ia baca. Kini rasa fokusnya beralih pada ucapan Alana.

"Serius? Murid itu belum tau siapa Shila."

"Shila harus cepet kembali biar murid itu tau rasa," Alana tersenyum miring mengingat bagaimana kasarnya seorang Shila.

***

"Kak Athur!"

Athur yang sedang berjalan sendirian di koridor sekolah langsung berhenti mendengar namanya dipanggil.

"Kak, aku mau minta maaf," ucap gadis yang memanggil namanya.

"Buat?"

"Kemarin, kan, aku minta tolong sama Kak Athur, tapi aku malah manggil nama Kak Athur, Athur doang nggak pake Kak. Aku pikir Kak Athur bukan kakak kelas aku. Maaf, ya? Aku nggak sopan."

"Udah, cuma itu doang?"

Athur kembali berjalan menuju kelasnya. Gadis bernama Gisella itu langsung menghentikan Athur dan berdiri dihadapan Athur.

"Ada lagi. Aku mau bimbingan dari Kak Athur."

Athur hanya mengangkat satu alisnya sebagai tanda bahwa ia tak mengerti.

"Katanya Kak Athur itu pinter banget, trus pernah menang lomba dan termasuk murid terpinter di sekolah ini--"

"Jadi?"

"Ya jadi aku mau Kak Athur bimbing aku buat jadi pinter juga. Jujur nih, ya, Kak, aku itu sebenarnya dipindahin ke sini sama orang tua aku karena di sekolah sebelumnya aku itu nakal banget, trus nilai aku juga--"

"Jelek? Makanya lo minta gue buat ngajarin lo?"

"Nah, itu tau," ucapnya sambil cengengesan

"Kalo mau belajar bareng, ya, belajar aja nggak perlu minta bimbingan segala. Gue bukan guru."

Setelah mengatakan itu Athur langsung pergi menuju kelasnya. Sedang Gisella dia tersenyum di tempatnya.

"Ini baru langkah awal."

***

Sebentar lagi kamu akan kembali kehilangan seseorang yang paling kamu sayang

Jantung Luna seperti berhenti berdetak. Perasaannya mulai tidak enak. Lagi-lagi orang itu mengirimnya teror, ntah itu akan benar terjadi atau hanya menakut-nakuti Luna.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang