Chapter 9

1.4K 87 14
                                    

Happy Reading❤

***

Setelah mengadakan konser, semua murid dipulangkan lebih cepat. Semua guru merasa lelah dan memutuskan pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan para murid, mereka semua senang karena pulang lebih cepat.

Semua murid SMA Cendrawana sudah pulang, kecuali Shila. Shila dari tadi menunggu Mang Baplang di halte sekolah.

"Mang Baplang mana, sih? Apa mungkin macet, ya?"

Shila dari tadi terus mengoceh karena mang Baplang belum juga datang menjemput Shila.

Tak lama kemudian Shila melihat ada taxi online berhenti di depannya. Shila bertanya-tanya dalam benaknya. Kapan ia memesan taxi online? Kenapa taxi itu berhenti di depannya? Semua pertanyaan muncul di benaknya.

Supir taxi itu keluar, usianya tidak jauh dari usia Shila.

"Usianya masih muda, terus ganteng juga, tapi tetep gantengan Athur. Tapi kok dia mau ya jadi supir taxi? Kayaknya ada dakjal dibalik batu," Batin Shila.

"Mba lagi nunggu jemputan, ya?" tanya supir itu pada Shila. "Kalo jemputan mba belum datang juga, mendingan naik taxi aja, Mba," lanjutnya.

"Gak usah panggil mba, deh," ucap Shila sambil memutar bola matanya malas.

"Nama gue Shila, jadi panggil Shila aja. Lagi pula umur kita juga nggak beda jauh," lanjutnya.

"Yaudah kalo gitu, Shila. Ohh iya kenalin nama saya Bima," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Shila menerima uluran tangan itu. "Shila," ucapnya.

"Ya, udah mending kamu naik taxi saya aja," ujar Bima.

Shila berpikir sejenak. "Gue mau nunggu jemputan aja, deh," ucap Shila. Shila tidak yakin kalo Bima orang baik-baik.

"Kamu tenang aja saya buka orang jahat, kok," ucapnya meyakinkan.

Shila kurang percaya dengan apa yang dikatakan Bima.

"Ehh, hidung kamu mimisan," ucap Bima sambil menghapus darah yang ada di hidung Shila. Shila tiba-tiba merasa pusing.

"Kamu nggak pa-pa?" tanya Bima yang melihat wajah Shila mulai pucat.

Shila berusaha tetap kuat. Ia tidak ingin sakitnya kambuh.

"Gue mau naik taxi lo. Cepetan anter gue ke rumah. Ini alamat rumah gue," ujar Shila dan menunjukkan alamat yang ada di ponselnya.

"Ya, udah ayo masuk!"

"Tapi gue mau duduk di depan ya, gak mau dibelakang," ujar Shila.

Bima mengangguk dan membukakan pintu mobil, Shila pun masuk ke dalam mobil.

Seseorang memperhatikan mereka dari jauh dan tersenyum puas.

***

"Loh, Bim, ini bukan arah ke rumah gue," ucap Shila dan sambil memperhatikan jalan.

Bima tetap fokus menyetir mobil dan mengabaikan Shila.

Shila menatap ke arah Bima. "Bim lo mau bawa gue kemana?!" tanya Shila mulai curiga.

"BIM LO GILA! LO MAU CULIK GUE HAH?!"

Plak

Bima menampar pipi kanan Shila. "Diem lo!" ucap Bima.

Shila memegang pipi yang kena tampar Bima. Baru kali ini ada yang berani menamparnya. Bahkan, ayah dan mamanya pun tidak pernah berani menamparnya.

"Lo turunin gue disini!" ucap Shila lalu berusaha menghentikan Bima yang sedang menyetir.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang