Chapter 34

1.1K 59 14
                                    

Happy Reading.

*

*

*
"Bisakah kita melanjutkan kisah yang dulu sempat terhenti?"

_Athur Erlangga_

***

Malam begitu sunyi. Shila berjalan sendirian di pinggir jalan. Tidak banyak kendaraan yang lewat. Malam terasa begitu hampa bagi Shila. Shila terus berjalan dengan tatapan kosong. Ia memiliki tujuan akan pergi ke mana. Tapi Shila juga merasa tak sanggup harus kembali ke tempat yang mempunyai banyak kenangan indah itu.

Shila menghembuskan napasnya pelan ketika sudah sampai di depan rumahnya. Iya rumah keluarga Winata. Yang kini dihuni oleh adiknya dan Tante Vina.

Shila perlahan masuk dan membuka sedikit pintu rumahnya. Tidak dikunci. Shila mengintip sedikit ke dalam. Shila ingin masuk tapi ia masih belum siap. Ia rasa Viona akan semakin terluka melihatnya. Ia tidak ingin membuat Viona mengingat kembali kematian Luna. Jika dengan menjauh dari adiknya itu bisa bikin dia bahagia, maka Shila akan melakukan itu.

Shila tersenyum saat Viona ada di dalam dan sedang bermain. Viona terlihat bahagia dengan kucing. Viona memang sangat menyukai kucing. Shila tersenyum melihat Viona. Air matanya lolos begitu saja dari matanya. Ia rasanya ingin langsung memeluk adiknya. Ia sangat merindukan adiknya.

Shila lalu menghapus air matanya. Iya  perlahan melangkahkan kakinya dan pergi dari sana. Di sisi lain seseorang tersenyum puas melihat keadaan Shila yang sangat kacau.

***

Athur menjalankan mobilnya dengan pelan. Setelah dari rumah ayahnya Athur pulang dari sana dengan keadaan frustasi.

Tak lama ponsel Athur berdering.

"Hallo Athur, kamu kapan pulang?"

"Aku lagi di jalan, Vi," jawabnya dengan suara lesu.

"Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Viola memastikan.

"Hmm."

Setelah itu Athur mematikan sambungannya secara sepihak.

Athur kembali memfokuskan pandangannya ke jalan. Tak lama kemudian Athur langsung mengerem mobilnya dengan mendadak. Hampir saja ia menabrak seseorang yang tergeletak di jalan. Athur turun dari mobilnya dan menghampiri orang itu. Dia perempuan. Athur tidak bisa melihat mukanya yang tertutup rambut. Athur perlahan mendekatinya dan melihat wajahnya.

"Shila?"

Di dahi Shila ada darah. Baju Shila juga kotor. Penampilan Shila terlihat kacau dan berantakan. Athur langsung merasa khawatir melihat kondisi Shila. Ia langsung menggendongnya dan membawanya ke dalam mobilnya.

***

Viola langsung membukakan pintu ketika ada yang mengetuk rumahnya. Viola yakin itu adalah Athur. Viola tersenyum gembira. Namun raut wajahnya gembiranya seketika hilang ketika melihat Athur menggendong Shila.

"Shila kenapa?" tanya Viola merasa khawatir.

"Kayaknya dia jadi korban tabrak lari. Bisa aku minta tolong sama kamu?"

"Apa?" Viola mengerutkan keningnya.

"Biarin Shila tinggal di sini dan rawat Shila dengan baik."

Viola terdiam sebentar.

"Ini yang aku inginkan, Athur. Akhirnya kamu ngizinin Shila tinggal di sini," ucap Viola dengan senang.

***

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang