Chapter 20

1.2K 49 3
                                    

Happy Reading

*

*

*

Kehilangan adalah bagian dari kehidupan.

***

Saat Shila masuk ke dalam, sudah ada jenazah di ruang tengah rumah Shila. Tapi bukan mama Shila, melainkan orang lain. Terlihat Luna dan Bi Itoh sedang menangisi jenazah tersebut. Tidak ada orang yang melayad di sana. Hanya ada petugas dari rumah sakit.

Shila duduk di depan jenazah yang tertutup kain putih tersebut. "Siapa ini, Ma?" tanya Shila.

"Mang Maman," jawab Luna sambil terisak dalam tangisan.

Terlihat jelas sekali bahwa di sini orang yang paling merasa kehilangan adalah Bi Itoh. Bi Itoh yang paling hancur dan terpuruk.

"Nggak mungkin."

Shila langsung membuka kain putih yang menutupi jenazah tersebut. Ternyata benar, itu adalah Mang Maman--Mang Baplang.

Shila langsung memeluk tubuh Mang Baplang yang sudah tidak bernyawa. Shila terus menangis histeris. Tangisannya semakin terisak. Dadanya terasa sesak harus kehilangan orang yang sudah Shila anggap seperti keluarga sendiri. Bahkan Mang Baplang sudah Shila anggap seperti ayahnya sendiri.

"Mang Baplang...." ucap Shila sambil terisak dalam tangisan.

"Kenapa ini bisa terjadi, Ma?"

Luna menggelengkan kepala. "Mama nggak tau. Semuanya terjadi begitu mendadak."

Luna menghela napas. Dia harus menceritakan semuanya pada Shila. "Mang Baplang dibunuh dan...." Luna kembali terisak. Dadanya merasa sesak jika harus menceritakan semuanya.

"Kenapa, Ma? Kenapa ini semua harus terjadi?"

"Ini udah takdir, Non," ujar Bi Itoh disela isakannya. "Nggak pa-pa, Non. Bibi mah atos ikhlas."

"Bi Itoh...." Shila langsung memeluk Bi Itoh dengan erat dan menangis dipelukannya.

"Yang sabar, ya, Bi," ujar Shila.

"Permisi, Bu," ucap petugas rumah sakit. "Jenazah harus segera kita makamkan."

Luna mengganguk. "Iya."

"Mang Baplang mau di makamkan di mana, Ma?" tanya Shila.

"Di kampungnya," jawab Luna.

"Kalo gitu Shila mau ikut."

"Nggak. Besok kamu harus sekolah."

"Tapi---"

"Udah, Non. Non Shila fokus sakola nya?"

Shila mengangguk sambil menangis. "Tapi Bi Itoh harus ke sini lagi, ya," pinta Shila.

"Bibi boleh ke sini kapan aja. Rumah ini akan selalu terbuka untuk Bibi," ujar Luna.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang