Chapter 33

1.1K 60 1
                                    

Happy Reading.

*

*

*
Satu persatu menjauh, satu persatu pergi. Samua memang di luar kendali.

***

Beberapa polisi membawa Shila ke rumah sakit. Sean yang melihat Shila sedang dibawa oleh polisi langsung menghampirinya.

"Kenapa Shila?"

"Dia disiksa oleh para narapidana lain."

Sean langsung terkejut. Sean bersama perawat lainnya lalu membawa Shila ke ruang UGD. Selama beberapa menit Sean dan perawat lainnya memeriksa keadaan Shila. Mereka mengobati luka-luka yang ada di tubuh Shila.

Sean akhirnya bisa bernapas lega setelah kondisi Shila mulai stabil. Perawat yang lainnya keluar meninggalkan Sean di dalam. Sean duduk di samping ranjang Shila.

Sean menatap Shila dengan sendu. Lalu ia mengusap-ngusap kepala Shila. Sean turut prihatin dengan kondisi Shila yang sekarang.

"Kehidupan kamu berubah 180°. Dulu kamu sering tertawa, selalu ceria, selalu bahagia, dikelilingi orang-orang yang sayang sama kamu. Tapi sekarang...." Sean menghembuskan napasnya pelan, merasa kecewa.

Tak lama kemudian mata Shila perlahan terbuka. Matanya masih sayu. Sean akhirnya tersenyum senang.

"Kamu baik-baik saja, kan?" Shila hanya mengangguk menanggapinya.

Sean sebenarnya tau Shila tidak baik-baik aja. Bahkan Sean tau kesakitan fisik yang Shila alami.

Shila lalu berusaha bangun untuk duduk. Sean membantu Shila. Ternyata rasa sakit di tubuh Shila belum hilang. Namun Shila berusaha tidak merasakannya. Bagaimana pun juga ia tidak boleh lemah.

"Apa di depan ada polisi?" tanya Shila setelah dalam posisi duduk.

"Ada. Kenapa memangnya? Atau kamu tidak ingin mereka ada di sini?"

"Shila hanya ingin pergi sebentar dari sini tanpa mereka tau. Shila ingin ketemu sama Mama dan Viola, sebentar aja."

Shila sangat merindukan keluarganya. Terakhir kali Shila bertemu Luna, waktunya sangat singkat. Shila masih merindukan Mamanya. Apalagi Viola, ia sudah lama tidak bertemu dengan adik kecilnya itu.

"Saya akan bantu kamu keluar dari sini."

Shila tersenyum. "Makasih, Kak."

Sean lalu menelepon suster dan membicarakan sesuatu. Shila hanya berdiam dan berharap bisa secepatnya bertemu dengan keluarganya.

"Ayo kita keluar," ajak Sean.

"Tapi, Kak, di luar ada polisi. Mereka pasti gak akan ngizinin Shila keluar. Kalo ngizinin juga, nanti mereka pasti akan ngikutin Shila. Ya Shila risih, lah!"

"Selesai ngocehnya?" tanya Sean sambil tertawa.

Shila memanyunkan bibirnya. "Ihh, Kak Sean kok gitu?!"

"Sudah, ayo keluar."

Sean membantu Shila untuk turun dari ranjang dan membantunya berjalan. Ketika mereka sampai di luar, Shila terkejut karena para polisi tidak sadarkan diri. Mereka entah pingsan atau tertidur di luar ruangan Shila sambil tak sadarkan diri di kursi.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang