Chapter 26

1K 55 0
                                    

Happy Reading

*

*

*
Kamu tidak akan mengerti jalan pikiran seseorang jika kamu tidak merasakannya langsung.

***

"Shila gak masuk?" tanya Nina pada Alana, Nara, dan Zanna.

Alana menggeleng. "Kayaknya Shila gak bakal masuk. Pelajaran pertama, kan akan segera dimulai."

Nara mengangguk. "Iya lagi pula setelat-telatnya Shila, nggak pernah tuh Shila sampai setelat ini."

"Trus kalo nanti guru nanyain kita harus jawab apa?" tanya Nina.

"Jujur aja. Gak akan buat Shila dihukum juga," ujar Zanna.

"Iya, lah. Kan, Shila kesayangan para guru," ujar Nara.

"Nggak pa-pa Shila kesayangan guru, yang penting gue bisa jadi kesayangan dia." Alana tersenyum-senyum sendiri.

"Kesayangan siapa? Haha.... bisa bucin juga lo."

Lagi-lagi Ravel tiba-tiba datang seperti Jin Tomang. Alana tentu saja langsung merasa kaget dan gugup.

"Kepo!" ucapnya dengan cuek.

"Dihh, kok gue gak tau, sih," ucap Nara dengan kesal.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Zanna pada Ravel.

"Gue minta tolong."

Ravel mengeluarkan sepucuk surat dari saku celananya. "Ini tolong nanti kasihin ke guru."

Ketika Nina akan membawa suratnya, dengan cepat Alana mendahuluinya.

"Dari siapa?" tanya Alana.

"Shila."

Alana langsung mematung ditempat. "Kenapa bisa di lo?" Jujur Alana merasa kecewa. Kenapa harus Ravel?

"Tadi sebelum ke sekolah gue ke rumah Shila dulu. Trus Shila ngasihin ini. Kurang enak badan katanya," ucap Ravel menjelaskan.

Alana langsung membawa Ravel ke luar kelas menjauhi semua orang. Di lorong agak begitu sepi.

"Kenapa lo ke rumah Shila? Lo masih ada rasa sama dia?" tanya Alana dengan kesal.

Sedangkan Ravel hanya bingung dengan tingkah Alana.

"Kenapa lo nanya kayak gitu? Suka-suka gue, dong mau kemana juga."

Alana tertawa hambar. "Ohh, lo masih cinta sama Shila, kan? Jadi lo mau PDKT sekarang?"

Ravel langsung merasa emosi. "Cukup, Al! Lo gak usah fitnah gue kayak gitu. Kalo emang gue masih cinta sama Shila, gak ada urusannya juga sama lo."

Setelah itu Ravel langsung pergi dengan kesal.

"Jadi bener Ravel masih cinta sama Shila."

Alana tersenyum sinis. "Jahat lo, Shil. Lo udah bohongin gue. Lo dukung gue sama Ravel, padahal sebenarnya lo pasti tau kalo Ravel belum move on dari lo. Lo sama aja udah PHP-in gue, Shila."

Alana sangat kecewa dengan Shila. Alana paling tidak suka dengan kebohongan.

***

Bel istirahat sudah berbunyi. Saat ini Alana, Nara, dan Zanna sedang berada di kantin.

"Gimana kalo pulang sekolah kita ke rumah Shila?" tanya Nara.

"Gue setuju," ujar Zanna.

"Al, lo gimana? Lo bisa, kan?"

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang