Chapter 42

2.8K 81 5
                                    

Happy reading.

*

*

*
Merelakanmu adalah jalan tersulit yang terasa sangat sakit.

***

Ravel membuka sedikit pintu ruangan Shila. Saat akan masuk dirinya tertahan. Ia takut jika Shila akan marah kembali. Hati Ravel terasa sakit melihat kondisi Shila sekarang. Ravel bisa melihat tatapan mata Shila yang kosong tanpa semangat hidup.

Hatinya terasa tergores. Perih dan sakit. Jiwa Ravel ikut sedih merasakan kesedihan Shila. Ravel ingin menangis dan memeluk Shila. Namun itu tidak mungkin bisa ia lakukan. Bagaimanapun juga ia harus sadar dengan posisinya sekarang.

Pintu berdecit, bersuara membuat Shila melirik ke arah pintu dan melihat Ravel.

Ravel tersenyum tipis. "Gue cuma mau ngasih tau kabar baik. Alana udah sembuh dan akan keluar dari rumah sakit sekarang."

Tak ada respon apapun dari Shila.

"Ya, udah gue pergi."

Setelah kepergian Ravel, Shila langsung tersenyum bahagia. Shila lalu berusaha bangun, namun susah.

Shila menarik napas panjang dan berusaha bangun kembali. Untuk menggerakkan kakinya saja terasa sangat sulit. Kakinya sakit untuk di gerakan.

Shila akhirnya mengambil ponselnya dan menelepon Sean meminta bantuan darinya.

Tak lama Sean datang dengan membawa kursi roda.

"Mau ke mana?" tanya Sean.

"Keluar bentar, Kak."

Sean membantu Shila untuk naik ke kursi rodanya. Setelah berhasil duduk  di kursi roda, Shila lalu memakai kerudung dan masker untuk menutupi mukanya. Shila yakin tak ada yang bisa mengenali dirinya.

"Bisa anter aku, Kak? Ke tempat Alana."

Sean mengangguk lalu mengantar Shila ke tempat Alana.

Setelah sampai di depan ruangan Alana, Shila bisa melihat Alana bersama Ravel, Nara dan Zanna. Alana terlihat bersiap akan pulang. Alana juga terlihat bahagia. Shila tersenyum senang.

"Mau nyamperin gak?"

Shila menggelengkan kepalanya. "Cuma mau liat aja."

Alana melihat kehadiran Shila yang dari tadi memperhatikannya. Alana lalu menghampiri Shila. Shila merasa terkejut dengan kehadiran Alana yang saat ini berada di hadapannya.

"Pasien kanker bukan, Dok?" tanyanya pada Sean.

"Iya."

Alana tersenyum tipis. "Semangat, ya. Cepet sembuh kamu pasti bisa lawan penyakit kamu."

Alana nampaknya tak tahu bahwa itu Shila. Shila hanya mengangguk pada Alana.

"Al, ayo pulang!"

Ravel yang menyadari bahwa itu Shila merasa terkejut. Andai jika Alana tahu apa yang akan ia lakukan. Senang atau sedih melihat kondisi Shila.

The Secret Shila [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang