Happy reading.
*
*
*
Kehidupan yang menjadi kegelapan.***
Ravel hari ini berniat mengunjungi Shila. Ravel masuk ke ruangan Shila dengan membawa bunga kesukaan Shila. Ravel bingung ke mana Shila pergi.
"Shila sudah tiada," ucap Sean yang baru saja datang.
Ravel langsung menghampiri Sean. "Apa maksud dokter?" tanyanya.
Air mata Sean yang keluar dari matanya membuat Ravel mengerti. Namun, Ravel berharap bahwa pikirannya salah.
"Di mana Shila? Tolong jangan buat sandiwara, Dok."
Ravel lalu menarik kerah baju Sean.
"DI MANA SHILA!"
Sean langsung mendorong tubuh Ravel.
"Shila sudah meninggal."
Bunga di tangan Ravel langsung terjatuh. Jantung Ravel seperti berhenti berdetak. Ini tidak mungkin terjadi. Ravel tidak percaya.
"JANGAN BOHONG, DOK. TOLONG JANGAN SEMBUNYIIN SHILA."
Sorot mata Sean langsung berubah menjadi tajam. "SAYA GAK MUNGKIN BOHONG SOAL KEMATIAN SHILA. SHILA UDAH GAK ADA. Shila udah pergi..." ucap Sean di akhiri isakan.
Ravel langsung terjatuh ke lantai. Kakinya lemas tak bisa berdiri. Dada Ravel terasa sesak, hatinya begitu sakit. Ravel bertekuk lutut sambil terisak. Kini Ravel tak akan bisa melihat orang yang ia cintai lagi. Bahkan yang paling menyakitkan bagi Ravel adalah ia tak bisa membantu Shila dan membahagiakannya.
"ARGHHH! LO JAHAT TUHAN! LO GAK ADIL BIARIN SHILA MENDERITA SAMPAI MATI!"
Sean juga merasa sakit. Tapi sekuat tenaga ia tahan dan tidak akan membiarkan air matanya turun. Sean harus kuat untuk Shila.
"Justru Tuhan sayang sama Shila, makanya Tuhan membebaskan Shila dari rasa sakitnya untuk selama-lamanya. Ini yang terbaik buat Shila."
Ravel langsung berdiri dan memukul Sean dengan brutal.
"INI SEMUA SALAH LO! LO GAK BECUS JADI DOKTER!"
Sean membalas pukulan Ravel. Sean terbawa emosi. Sean lalu memegang tangan Ravel dengan kuat. Ravel sampai tak bisa melepaskannya.
"KAMU HARUSNYA SADAR KELAKUAN KAMU YANG SEPERTI INI BISA BIKIN SHILA SEDIH DI ATAS SANA!"
Sean lalu membuang napasnya. Ia mengerti Ravel sangat terpuruk atas kehilangan Shila.
"Kita dari awal tahu alasan Shila membuat semua orang agar membenci dia, itu karena dia gak mau semua orang menangisi kematiannya. Dari sini kita harus sadar, kita harus bisa membuat Shila bahagia. Jangan sampai usaha yang Shila lakukan itu semua menjadi sia-sia."
Semua yang di katakan Sean benar. Ravel harus bisa menerima semua ini. Ini yang terbaik untuk Shila. Ravel menghapus air matanya. Sebisa mungkin ia harus bisa kuat. Walaupun Ravel merasa ia tak akan bisa kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Shila [END]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA AGAR TIDAK KETINGGALAN INFO TENTANG CERITA INI] ____ "Sebuah rahasia yang berakhir duka." ____ Ini kisah tentang Shila Nashyta Winata, gadis yang selalu ceria. Namun dibalik keceriaan Shila terdapat rahasia yang Shila sembuny...