part 1

8.8K 97 4
                                    

Man teman berjumpa lagi di cerita ke 3 aku, aku harap cerita ini bisa membuat man teman terhibur.
Sebelum baca jangan lupa vote dan comenya

Makasih..
______________________________________

Aura putri Kenzo. Gadis cantik yang berasal dari keluarga konglomerat membuat hidupnya nyaris sempurna, apa yang belum aura miliki? Tidak ada. semuanya sudah aura miliki, Kebahagian dari orangtuanya serta harta yang berlimpah membuat aura hidup dalam kesempurnaan dan kebebasan, Banyak laki-laki yang mendekatinya karena wajahnya yang cantik, bulu mata yang lentik, bola mata yang kecoklatan, bibir kecil yang seksi, badannya yang mungil membuat siapapun laki-laki ingin menjadi pacarnya.

Tapi ketika orang tuanya meninggal karena kecelakaan, hidupnya kini berubah 100% menderita. Karena dia harus di asuh oleh pamannya yang sangat jahat. Yang selalu menyiksanya dan merebut semua hartanya peninggalan orang tuanya.

Semenjak tinggal bersama pamannya aura tidak lagi melanjutkannya pendidikan ke perguruan tinggi, tapi dia harus tinggal di dalam rumah selama 24 jam untuk membersihkan seisi rumahnya sendiri yang kini diambil paksa oleh pamannya. Setiap hari hanya kesedihan yang terlihat di wajah aura, serta air mata yang selalu jatuh membasahi pipi mulusnya itu. Dan sekarang takdir berkata lain hingga membuatnya hampir saja kehabisan air mata.

Sekarang aura berada di dalam ruang yang sangat gelap, aura mengedipkan matanya kemudian membuka matanya dengan perlahan, aura melirik ke samping kiri kanan, tapi tidak ada cahaya yang bisa aura liat dari dalam ruangan itu. Ruangan apa kah itu? Aura juga tidak tau. dimana dia berada sekarang. Terakhir kali aura mendengar kalau pamannya akan menjualnya ke seorang pria yang aura juga tidak dia kenal.

"Tolong... tolong apa ada orang Disini? tolong aura, aura takut dengan gelap" ucapnya. aura memeluk lututnya dengan kedua tangannya, air matanya kini jatuh membasahi pipinya dengan deras.

Khiissss..

Khiissss

"Tolong aku, mama papa tolong aura, aura takut" sedari tadi aura meminta tolong tapi tidak satupun orang yang bisa menolongnya. Sepertinya memang tak ada orang disinii, sekeras apapun ia berteriak hasilnya tetap nihil.

Aura jadi ingat dengan orang tuanya yang sudah tiada. Ia sangat merindukan orang tuanya itu. Orang yang aura sayang tapi telah pergi meninggalkan dirinya sendiri.

"Mama sama papa jahat udah ninggalin aura, aura kangen sama papa dan mama. Pa ma semenjak kalian pergi aura menderita"

Perlahan pintu itu terbuka, aura menutup matanya dengan kedua tangannya karena cahaya itu membuat matanya tak bisa melihat. Ia semakin ketakutan tak tau harus berbuat apa.

"Siapa disana? Bicaralah. Siapa?" Ucap aura tapi tak ada jawaban sama sekali.  Aura samar- samar bisa merasakana seorang pria mendekatinya. Lalu pintu itu tertutup kembali membuat ruang menjadi gelap gulita. Perlahan tangan kekar itu menyentuhnya,
Aura yang merasakan sentuhan di pipinya, bergerak menjauhkan badannya karena takut

"Siapa kamu? Tolong jangan ganggu aku, aku takut. Aku tak mengenalmu" ucap aura pada pria itu, tapi tetap saja tidak ada jawaban disana, hingga ia sedikit mengumpat.

Cek lek

ruang menjadi terang, ketika pria itu menyalakan lampu, aura bisa melihat di sekelilingnya dengan jelas, rupanya aura berada di sebuah kamar yang Aura juga tidak tau kamar siapa, kamar itu begitu asing baginya. Ah! Ini benar-benar menakutkan.

Matanya kembali membulat kaget ketika aura merasakan tangan kekar kembali menyentuh pundaknya. Aura membalikkan badannya menghadap pria itu lalu berjalan mundur"

"Ka-kamu siap?" Ucap aura tapi pria itu hanya mematung di sana lalu tersenyum evil menatap aura yang ketakutan

"Aku adalah pria Yang sudah membelimu, dan sekarang kamu menjadi milikku seutuhnya, kamu tak boleh pergi dariku" ucap pria itu membuat mata aura melotot kaget.

"Nggk!!.. aku nggk mau, aku nggk kenal sama kamu, aku mau pulang. Aku moho jangan ganggu aku" ucap aura lalu melangkah kearah pintu, aura memengang gagang pintu tapi sialnya pintu itu terkunci.

Pria itu mendekati aura, aura yang ketakutan berlari ke pojok kamar lalu mengambil benda yang  ada di dekatnya dan melemparkan ke arah pria itu.

"Sayang jangan galak-galak dong, kamu itu milikku dan aku tak suka penolakan" ucap pria tadi dan melangkah mendekati aura, aura meronta minta tolong ketika pria itu menariknya ke atas kasur dengan kasar.

"Mama..papa, tolong aura" mohon aura.

Khiss

Tangis aura kembali mengisi seluruh ruang kamar, aura menggesekkan badanya ke atas pojok kasur ketika pria itu mulai mendekatinya. Hingga menarik selimut untuknya bersembunyi.

Tak bisa seperti ini, ia harus melawan atau apapun bisa terjadi kepadanya, setidaknya ia harus bisa kebur dari laki-laki sialan ini.

Prakk

Aura refleksi menendang Junior pria itu. Dan berlari ke arah pintu. Pria itu memengang juniornya yang sakit akibat tendangan aura.

"Oke.. kalau kamu mau main kasar, aku juga bisa"

Pria itu mendekati aura lalu membanting tubuh aura kelantai dengan kasar, aura kesakitan di bagian kepala dan pinggangnya. Pria itu menarik rambut aura hingga aura merasakan sakit lagi dan lagi di kepalanya.

Aauuu

"Jangan! jangan sakiti aku. Aku mohon" pintah aura.

"Kalau kamu nggk mau aku perlakukan kasar, kamu harus turuti semua permintaan aku, Pamanmu sudah menjualmu ke aku, dan sekarang kamu menjadi milikku seutuhnya, mulai malam ini dan seterusnya kamu akan menjadi pelacurku, pamanmu bilang kalau kau sudah biasa melayani pria"

Aura tidak menyangka, kenapa pamannya memperlakukan dirinya sekejam ini. Apa salahnya? Aura tidak pernah membantah apa yang di katakan Paman, tapi kenapa pamannya sendiri tega padanya

"Nggk.. itu salah, aku bukan wanita jalang seperti yang pamanku katakan"

Plakkk..

Plakk

Plakkk

Pria itu kembali menampar keras di kedua pipi aura, sekarang aura bisa merasakan darah yang mengalir di kedua sudut bibirnya. Aura hampir terjatuh tapi tangan kekar itu kembali menyentuhnya.

Pria itu mengusap darah yang ada di sudut bibir aura, lalu membaringkan aura di atas tempat tidur. Aura yang tidak bertenaga lagi, karena seluruh tubuhnya benar-benar sakit. Aura hanya menggeleng tandah bahwa dia tidak mau.

"Jag-jangan aku mohon! Tubuhku kesakitan" ucap aura tak berdaya.

"Diam kamu wanita jalang, jangan munafik kamu di depanku"

Pria itu menempelkan bibirnya ke bibir aura ganas membuat tubuh aura kembali gemetar.

Dengan samar auar melihat pria itu membuka baju, dan sesekali aura memohon untuk dilepaskan. Pria itu tidak akan membiarkannya pergi.

"Ak- jangan!" Hingga aura menutup kedua matanya pingsan. 

Pria itu mulai menjelajahi tubuh mulus aura yang begitu menggoda dan candua bagi pria manapun.

Gadis Yang Kubeli (CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang