part 20

1.3K 33 3
                                    

Gimana- gimana pada rindukan dengan kisah aura dan haris.
Gimana reaksi Haris saat mengetahui aura pergi darinya dalam keadaan gamil ya..?

*
*
Jangan lupa vote dan comen ya..
Aku selalu menunggu man teman di  kolom komentar

Enjoy and happy reading...

______________________________________

Hari semakin panas matahari memancarkan cahayanya begitu terang membuat seorang gadis cantik menitihkan keringatnya yang sedari tadi berjalan menelusuri jalan kota Jakarta tampa henti. Sesekali aura melap keringatnya dengan punggungnya tangany entah kemana dia akan pergi? Aura juga tidak tau.

Aura berhenti di sebuah taman kota yang tidak ramei hanya ada beberapa orang saja disana.

Aura duduk dibawah pohon beringin.
Pohon yang seakan-akan bisa memberikan kesejukan padanya.
Aura kembali meraba perutnya yang Masih rata,

"Sabar ya nak, bantu mama agar bisa melewati semua ini Kamu satu-satunya penyemangat mama sekarang" air matanya jatuh membasi pipi mungilnya Yang sudah kemerahan sedari tadi.

Kemana aku harus pergi, entahlah aku tidak tau tujuan hidupku. Aura meraih koper besar yang dia bawah sedari tadi dan mengambil tas kecil berwarna hitam.

Aura teringat jika dia masih mempunyai tabungan uang di kartu kreditnya, Aura mengambil semua uang yang Masih tersisa sebanyak 10 juta, ia akan pulang ke rumah lamanya meskipun dia akan bertemu dengan pamannya kembali tapi persetan dengan semua itu ini semua aura lakukan untuk anaknya.

Aura merusak handphone miliknya dan meninggalkannya di taman agar haris tidak bisa melacaknya. Aura tidak mau bertemu dengan suaminya lagi. Aura akui belum sehari aura meninggalkan suaminya ia sudah merasa rindu shittttt.. "aku harus bisa tampa mas Haris, aku harus kuat"

Aura sesekali merasa mual ketika berada diatas angkot. Entah mengapa dirinya sangat sensitif Sekarang Aura sangat kesal dengan seorang pemuda yang ada di sampingnya, pemuda yang memakai parfum yang aromanya sangat aura benci. Kurang lebih 5 jam perjalanan akhirnya aura sampai di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah, rumah yang aura rindukan saat bersamaan kedua orang tuanya "pa ma aku kembali ke rumah ini, aku jadi kangen sama kalian".

Ting...tong

Aura mengerutkan keningnya sudah beberapa kali aura menekan bel tapi tidak ada yang membukanya, apa ada orang didalam, nampaknya ada karena rumah sangat rapih dan bersih, aura bisa melihat tanaman bunga yang dulu aura siram setiap hari pun tampak subur.

Aura memilih untuk duduk sambil memejamkan matanya berharap ada seseorang Yang membukankan pintu untuknya.

Seorang ibu-ibu parubaya dengan belanjaan sayuran ditangannya mendekati aura. Aura membuka kedua matanya perlahan ketika tangan yang bisa dibilang tidak mulus lagi menyentuh pipinya lalu tersenyum.

"Mama..?"seru aura

Aura memeluk mamanya dengan erat seakan-akan tak mau melepaskan pelukannya.

"Iya nak  mama disini bersama kamu, aku jangan sedih lagi ya kamu harus bahagia walaupun Tampa mama dan papa"

"Nggk ma. Aura mau sama mama dan papa aja" aura mengais dalam pelukan mamanya

"Kamu harus kuat sayang, mama pergi dulu papa sudah menunggu mama"

"Nggk ma. Mama dan papa nggk boleh ninggalin aura sendiri, aura menderita tampa kalian" aura mengais sambil memegang tangan mamanya dengan erat, tapi perlahan tangan itu terlepas dari tangan Aura,

"Aura nggk mau mama dan papa pergi, nggak..!!"

"Non aura kenapa?"

Mendengar ada yang memanggilnya aura dengan cepat membuat mata dan melihat mbok Ima berada didepannya menepuk pundaknya. Mbok Ima adalah asisten rumah yang bekerja dirumah aura sejak aura lahir, yang sudah dianggap seperti keluarga sendir, rupanya aura sedang bermimpi

Gadis Yang Kubeli (CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang