Gadis Yang Kubeli (CEO)

part 29

Sudah part 29 aja nih, jangan lupa vote dan comen ya, biar aku lebih semangat buat update

Enjoy and happy reading

______________________________________

Haris berjalan mendekati istrinya, dokter mengatakan bahwa aura sudah meninggal, hanya saja masih banyak selang yang melingkar di tubuh aura, haris mencium pipi aura sambil meteskan aira mata.

"Sayang..aku mohon bangaunlah aku akan membencimu kalau kamu tidak bangun, aku sama anak kita sangat membutuhkan kamu, kau harus liat anak kita di sangat cantik seperti mu, aku mohon bangaun lah
Aku nggk tau bagaimana hidupku tampa kamu, sayang kamu adalah segalanya bagiku bangunlah aura. tuhan...ini nggk adil buat aku kenapa engkau mengambil orang yang aku sayangi..!!!" Haris berteriak dihadapan istrinya yang sudah tidak bernyawa ia sangat berharap aura bisa membuka matanya

Azzura berjalan mendekati Haris kemudian memeluknya.

"Kakak harus sabar"

"Yah bagaimana aku bisa sabar kalau begini, Tuhan sudah mengambil istri saya tuhan nggk adil" Haris kemudian terjatuh kelantai dengan tangisan yang mendalam

"Permisi kami harus melepaskan semua alat yang ada di tubuh istri bapak"ucap dokter pada Haris

"Nggk..nggk bisa dok, istri saya masih hidup aku mohon jangan dok, atau tunggu satu jam kemudian saya yakin istri saya pasti Bangun"

"Tapi pak istri bapak sudah menig-"ucap dokter terpotong ketika azzura mengambil alih ucap dokter

"Kami mohon dokter, jangan di lepas dulu ya"ucap azzura

Mbok ima yang berada disanapun ikut menangis,  tidak menyangka kalau aura akan pergi secepat ini.

Haris kemudian berdiri dan berlari ke kamar bayi, ia melihat anaknya yang sedang menangis

"Nak bantu papa membangunkan mama, kamu nggk maukan mama pergi meninggalkan kita"

Haris membawa anaknya masuk ke ruangan aura, dia meletakkan bayinya yang menangis di samping aura

Ooeee oeee ooeee

"Sayang bangunlah kamu liat anak kita dia cantik seperti mu, jadi bangaunlah sayang aku mohon bangun, apa kamu tega meninggalkan anak kita, apa kamu nggk mau liat dia tumbuh besar" haris berteriak di depan aura berharap istrinya itu segera membuka mata.

Tittttttttt

"Aura" ucap haris melihat detak jantung istrinya kembali

"Dok dokter.."

"Ada apa pak?"ucap dokter

"Dok detak jantung istri saya kembali dok"

"Biar saya periksa dulu pak, silahkan bapak dan keluarga lainnya menunggu diluar"

"Suster tolong bawa bayinya ke ruang bayi kembali" ucap dokter

10 menit kemudian

"Bagaimana keadaan istri saya"

"Ini benar-benar mukjizat dari Tuhan, detak jantung istri bapak kembali.

Air mata bahagiapun mengalir dari mata Haris, Haris berlari ke ruangan aura dan menyium kedua pipi, mata dan bibir aura.

"Terimakasih sayang, kamu memang wanita Yang hebat" ucap Haris bahagia.

Haris mengusap wajah cantik aura Yang Tampak pucat, wajah Yang sangat ia rindukan, wajah cantik yang selalu ada di dalam bayangannya. Haris meraih tangan aura dan terus saja menyium seakan-akan tak ingin melepaskan walau hanya semenit saja.

"Nak. Kamu siapa?" Tanya mbok ima yang baru tiba berdiri di dekat haris menatapnya. Haris yang mendengar pertanyaan mbok Ima menoleh.

"Saya haris, suami aura" ucap haris. Mbok hanya diam seribu bahasa, aura sering bercerita padanya tentang sosok laki-laki yang berada di depannya saat ini.

*

Hari demi hari sudah berlalu tapi mata cantik dengan bulu mata yang lentik terus saja tertutup, Tubuh yang sudah sedikit kurus dan pujat. Haris yang berbaring di samping aura mengelus rambut panjang istrinya.

"Sampai kapan kamu akan terus tertidur seperti ini, bangunlah sayang. Apa kamu tidak merindukanku?" Guman haris memandangi tubuh aura yang enggan untuk bangun.

"Kamu belum memberikan nama untuk anakmu" tampak mbok Ima datang dengan seorang bayi cantik di tangannya.

Haris turun dari barangkas aura dan mengambil alih anaknya dari tangan mbok Ima.

"Anak papa cantik sekali, anak papa mirip mama ya, lihat mamamu dia masih saja tidur" ucap haris.

"untuk nama sudah ada, tapi saya tunggu aura pulih, saya yakin tidak lama lagi aura akan sadar" ucap haris kemudian menyium pipi anaknya yang sedang tidur.

Suara dering ponsel haris berbunyi, dengan sigap mbok ima mengambil anak Haris.

"Iya kenapa?" Tanya haris pada azzura yang kini menelponnya

"Kak ada beberapa berkas yang kakak harus tanda tangan sekarang" ucap azzura dari dalam ponsel

"Antar saja ke rumah sakit"

"Baik kak" ucap aura.

Semenjak aura di rawat di rumah sakit haris tidak pernah lagi datang ke kekantor, semua urusan kantor ia percaya pada azzura.

Dari luar jendela haris melihat ada seseorang yang sedari tadi mengintip kedalam ruangan aura, awalnya haris mengabaikannya karena ia mengira mungkin seseorang tengah salah ruangan, haris mengerutkan keningnya ketika menyadari orang itu tak kunjung pergi dari depan ruang aura.

"Ada apa kamu kesini?" tanya haris tegas ketika melihat Rahmat Yang sedari tadi mengintip kedalam ruang istrinya.

"Aku ingin melihat keadaan aura"jawab Rahmat menatap tajam Haris.

"Aku tidak mengizinkanmu masuk" lebih baik kamu pulang sekarang, Jangan pernah datang kesini lagi" ucap Haris.

Dengan pasrah Rahmat pergi meninggalkan Haris, Rahmat tidak ingin berdebat dengan haris, pasalnya haris memang masih suami sah aura, tapi Rahmat berencana akan melamar aura ketika sadar nanti.

*
*
Azzura meraih handphone dan kunci mobil, azzura akan kerumah sakit mengantar berkas dan sekaligus menjenguk aura. Azzura berjalan melewati lorong perusahaan tapi,

"Bu?" Ucap sekretaris azzura

Azzura menoleh ketika menyadari seseorang telah memanggilnya.

"Ada apa?" Tanya azzura

"Ada kiriman bunga buat ibu"

"Dari siapa?" Tanya aura lagi, kemudian meraih seikat bunga mawar.

"Saya juga tidak tau Bu, permisi Bu" ucap sekretaris lalu pergi meninggalkan azzura.

Bunga mawar yang sangat harum, azzura bisa merasakan keharuman dari bunga mawar itu. Azzura melihat  selembar kertas yang terselip di sana.

Bunga mawar cantik
untuk gadis Yang cantik
         
                 Jack tampan

Kedua sudut bibir aura membentuk senyuman indah disana, tampaknya Jack Yang mengirim bunga ini. Jack selalu saya membuatnya baper, jack adalah pria Yang romantis pria yang selalu memberikannya perhatian.

Azzura kembali menghisap keharuman bunga mawar itu sambil tersenyum kemudian melanjutkan langkahnya memasuki lift.