part 26

1K 22 3
                                    

Ada yang sedang membaca sambil dengarin music nggk sih? Hehehehe penulis mulai kepo..

Enjoy and happy reading...

______________________________________

Dua pasang bola mata sedang menatap tajam dari kejauhan, tatapan yang tajam namun mengandung banyak pertanyaan disana. Kedua laki-laki berbadan tegak kini mulai jalan mendekati satu sama lain, hingga kini mereka hanya terhitung beberapa jengkal saja.

"Tak sengaja kita bertemu disini" ucap Haris. Rahmat hanya tersenyum miring melihat keberadaan haris, ada rasa benci yang terdapat di mata Rahmat.

"Kenapa? Aku fikir kita tidak punya masalah bukan?" Ucap Rahmat hendak berjalan meninggalkan Haris tapi langkahnya terhenti ketika

"Tunggu" ucap haris dengan nada tegasnya. Rahmat pun membalikan badannya menatap Haris.

"Di mana aura?"tanya haris yang kini sedikit meninggikan nada suaranya.

"Kenapa kau bertanya padaku? Bukankah dia istrimu?" Ucap Rahmat seolah-olah sedang menertawakan haris dengan pertanyaan.

"Jangan berbasa-basi denganku, aku tau kamu mengetahui keberadaan aura, terakhir kali aura pergi dia bersamamu bukan?" ucap haris yang kini sedang memegang kera baju Rahmat dengan emosi

"Apa Aura pergi meninggalkanmu lagi?, Mungkin iya, berarti kamu sering menyakitinya"ucap Rahmat menepis lepas tangan Harisdari kera bajunya,  ia Sekarang tau bagaimana kerasnya sosok manusia Yang berada di depannya ini, ingin sekali Rahmat memukuli haris hingga babak belur tapi ia urungkan niatnya mengingat dirinya sedang buru-buru.

"Aarrhgggg" haris mengacak rambutnya kasar ketika Rahmat pergi meninggalkannya.

*
*
Sesampai di ruang kerjanya, aura membanting tasya ke sofa dan duduk di kursi kebesarannya, sangat sial. Mengapa Rahmat selalu saja muncul di dalam kehidupannya. Mungkin mulupakan kenangan bersama Rahmat dulu sangat sulit tapi untuk mencintai laki-laki itu tampaknya tidak lagi. Rahmat pria yang baik, tapi aura ingin menjauhi Rahmat dengan cara membencinya sekalipun.

Aura memijat keningnya yang terasa Sangat berat, mengingkat dirinya belum sarapan ditambah lagi kehadiran Rahmat membuatnya kesal.

Ketukan pintu menyadarkannya dari Sandara kursi.

"Masuk" ucap aura

"Bu pagi ini ada meating dengan beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan ini tentang proyek pembangunan di Surabaya" ucap sekretaris aura.

"Astaga saya sampai melupakan itu, dimana?"ucap aura, semalam aura sudah mempersiapkan berkasnya tapi karena kejadian pagi ini membuatnya lupa.

"Di restauran Cilacap Bu"ucap sekretaris aura kemudian keluar meninggalkan ruang aura dengan sopan.

30 menit lagi meating akan segera di mulai, restauran Cilacap memang lumayan dekat dari kantornya, aura ingin berangkat lebih awal agar bisa sarapan berlebih dahulu, dirinya tidak boleh sampai telat makan.

Aura mengangkat tangan memanggil waiter untuk memesan beberapa makanan dan minuman untuknya, pesanan aura pun datang dan dengan cepat aura melahapnya sampai habis.

"Alhamdulillah nak, Sekarang kita sudah kenyang" ucap aura mengusap perutnya.

Aura bisa melihat pak ferdi yang masuk di ikuti oleh beberapa orang dibelakangnya, aura hendak melangkah tapi tiba-tiba panggilan alam sedang berpihak padanya sehingga aura harus terlebih dahulu ke toilet.

Setelah selesai dari toilet, aura melangkah terburu-buru karena takut telat mengikuti meating pagi ini, ia tidak mau dianggap tidak tepat waktu, karena itu sudah pasti membuatnya cacat di mata beberapa orang yang akan aura temui.

Aura hendak melangkah ketika sudah berada di antara beberapa meja disana.

Deg..

Jantung aura rasanya berdetak lebih kencang ketika melihat sosok laki-laki yang ia rindukan, tapi sosok yang aura takuti juga untuk bertemu dengannya saat ini, laki-laki itu sedang duduk di dekat pak ferdi. Aura tidak tau kapan suaminya itu berada disana

"Mas Haris" ucap aura pelan. Apa yang harus aura lakukan saat ini, tidak mungkin dirinya ikut bergabung disana.

Aura meraih handphone dari dalam tasnya lalu mengirimkan pesan kepada pak ferdi.

Aura : pak saya tidak bisa ikut meating hari ini karena perut saya tiba-tiba kram dan Saya harus ke dokter sekarang, saya sudah menghubungi anya agar menggantikan saya.

Pak ferdi : baiklah, memang seharusnya kamu banyak istirahat.

*
*
"Apa kamu tidak punya kerjaan lain selain mengikutiku?,"kesal azzura karena sedari tadi jack selalu mengikutinya selama di kantor, bahkan azzura beberapa kali mondar-mandir toilet berharap Jack menyerah dan pergi dari kantornya, tapi itu nihil Jack memang orang yang keras kepala.

"Aku ingin selalu melihat wajahmu" ucap Jack melipat kedua tangannya berada diatas meja dan dijadikan bantal menatap azzura.

"Ada berapa puluh cewek yang kamu godain seperti itu?"  Ucap azzura

"Hanya kamu, gadis cantik yang selalu terbayang-bayang di pikiranku" ucap Jack tersenyum.

Sebenarnya bukan pertama kali kata-kata manis Jack padanya ia dengar, jujur Jack pria tampan.  ia sering sekali baper ketika mendengar kata-kata gombal Jack, kata-kata yang sangat serius di ucapkannya. Tapi nasehat haris selalu terngiang-ngiang di pikirannya.

Jack adalah laki-laki playboy

Azzura jadi heran, apa Jack hanya laki-laki pengangguran Yang tidak mau bekerja dan selalu saja keluyuran. Mengapa laki-laki itu sedari tadi beradara di kantornya sedangkan saat ini masih jam kerja.

Bunyi pintu terbuka menandakan ada orang Yang masuk, dan tidak mungkin itu karyawan bisa yang masuk Tampa mengetuk pintu, azzura menoleh dan melihat papanya masuk ke ruangnya  dengan raut wajah yang sulit diartikan. Jack Yang melihat aydan berjalan mendekatinya merasa gugup seketika, azzura yang melihat Jack Sangat gugup kemudian tersenyum,

"Jack tampak lucu" azzura membatin

"Azzura mungkin sampai disini dulu perbincangan kita, nanti saya hubungi kembali" ucap Jack menoleh kearah azzura. Rasanya azzura ingin sekali berteriak tertawa tapi azzura harus menahannya karena sadar bahwa Jack sedang bersandiwara di depan papanya.

"Om" ucap Jack menunduk kemudian keluar meninggalkan azzura dan aydan.

azzura menoleh ke arah papanya Yang sedang berpindah arah ke kursi kebesarannya, azzura sedikit terkejut dengan tigkah papanya itu.

"haris kemana?" Tanya aydan seolah sedang mengintrogasi dirinya.

"Kak haris lagi meating" jawab azzura jujur, azzura bertanya-tanya didalam benaknya, tidak biasanya papanya itu bertingkat seperti itu, biasanya ketika bertemu dengannya papanya langsung memeluknya dengan hangat dan kesempatan itulah azzura sering bermanja-manja pada papanya.

"Mengapa beberapa Minggu ini haris jarang kekantor?, Apa dia  punya masalah?" Ucap aydan.

"Gawat apa papa sudah tau soal aura?" Batin azzura

"Prinsess?"Panggil aydan lagi karena azzura kebingungan mau jawab apa

"Iy- iya pa, kak haris memang akhir-akhir ini jarang kekantor karena sa- sakit" ucap azzura bohong. Habis ini azzura pasti sangat bersalah pada papanya, baru kali ini azzura terpaksa berbohong untuk Haris

"Maaf pa, azzura tidak bermaksud membohongi papa, tapi azzura nggk berhak cerita semuanya ke papa, biar kakak yang jelasin semuanya"

Gadis Yang Kubeli (CEO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang