Setelah sampai di depan villa pria itu memarkirkan mobilnya di depan lalu masuk."Sepi" ya itulah hal yang pertama di ucapkan setelah tidak melihat aura di seluruh sudut ruangan
Tak lama terdengar langkah dari tangga, ia memalingkan pandangannya ke arah tangga itu, rasanya damai ketika melihat aura di sana menggendong seekor kucing kecil yang berbuluh lebat warna putih
"Kamu sudah pulang,?" ucap aura mendekati pria itu, dan dia hanya mengangguk-angguk kepalanya
"Dapat kucing dari mana?" Tanya pria itu pada aura, mendengar pertanyaan pria itu aura kembali mengusap kucing itu dengan penuh kasih sayang.
"Tadi aku dapat di depan" jawab aura
"Lebih baik sekarang kamu buang kucing itu, aku nggak mau ada kucing Disni"
"Nggk..! Kucing ini imut bangat, sayang kalau dibuang" ucap aura
"Aku bilang buang kucing itu sekarang juga, aku nggk suka da kucing, jangan keras kepala!" ucap pria itu mulai geram
"Nggk mau" ucap aura lagi
"Kamu benar-benar keras kepala, asal kamu tau kamu dan kucing itu sama-sama didapat di tempat sampah dan selamanya akan kotor" ucap pria itu pada aura, bagai di sambar petir, kristal putih mulai membendung di mata aura
"Maksut kamu apa?" Aura menatap pria itu dengan amarah, dan melangkah kan kakinya agar lebih dekat dengan pria itu.
"Salah aku ngomong kayak gitu?! Kenyataannya kan memang seperti itu, asalnya dari sampah sampai kapan pun selamanya akan menjadi sampah" ucap pria itu
"Kamu benar-benar keterlaluan, iya.! Aku akui, aku hanya gadis yang kamu beli, dan mungkin di mata kamu aku Sama dengan sampai busuk yang ada di jalan, tapi kenapa kamu mau meniduri sampah busuk kayak aku" ucap aura, air matanya sedari tadi jatuh, kata-kata pria itu tadi benar-benar menyakitkan perasaannya
"Kamu itu tidak lebih dari pelacurku, aku meniduri kamu hanya sebatas nafsu saja, dan tidak menutup kemungkinan hal itu akan terjadi lagi" ucap pria itu lalu berjalan Menuju kamarnya
Disisi lain aura berlari kekamarnya ia menjatuhkan badannya di pojok kasur, ia menangis dan memeluk lututnya dengan kedua tangannya, hatinya benar-benar hancur mendengar hina dari pria itu
"Tuhan apa salahku? Kenapa engkau memberikan cobaan yang begitu rumit padaku, kenapa hidupku sekejam ini"
Aura menangis hingga berjam-jam, hatinya benar-benar hancur. Ia membaringkan tubuhnya di lantai dengan keadaan memeluk tubuhnya sendiri.
Khissss
Khisssss
"Mama papa tolong aura, aura nggk sanggup, ma pa apa aura pergi aja dari sini, tapi aura nggk tau mau kemana lagi"
Di ruang tamu pria itu mondar mandir sambil mengacak rambutnya kasar, ia benar-benar menyesal telah mengatakan hal menyakitkan itu pada aura
"Sial..! Kata-kata aku tadi pasti sangat melukai perasaannya, apa yang harus aku lakukan?, Minta maaf padanya?, Tidak. Gengsi dong kalau aku harus minta maaf"
__________
Pukul 1 malam pria itu bangun karena derasnya hujan serta kilat yang terdengar begitu keras, pria itu berjalan keluar kamar dan menuju ke dapur, sesampai didapur ia membuka kulkas dan mengambil air minum di sana "rasanya benar-benar legah" ucapnya lalu berjalan Menuju kamarnya kembali
Ketika melewati kamar aura langkahnya berhenti "ada apa dengan gadis itu?"
Tampa mengetok ia membuka pintu kamar aura, dan Beta terkejutnya ketika melihat aura ketakutan berada di pojok kasur sambil menangis
Refleksi pria itu mendekati aura dan memeluknya, "kamu kenapa?"
"Ak- aku takut hujan deras" ucap aura
"Yea kamu tenang ya, aku temani kamu Disni"
"Kamu janji ya, temani aku Disni, aku benar-benar takut" ucap aura
"Kamu takut Kenapa?, Hujan tidak akan menyakitimu" balas pria itu
"Aku teringat dengan orang tuaku, orang tuaku kecelakaan mobil karena hujan deras dan petir"
Aura sebenarnya tidak ingin dekat, bahkan berbicara dengan pria ini, karena kata-katanya masih teringat jelas di telinganya, tapi situasinya sangat tidak memungkinkan untuk dia menolak
"Hai gadis kecil, aku minta maaf ya dengan kata-kataku tadi, aku tau pasti sangat melukai perasaanmu"
Mendengar ucapan pria itu aura menatap kedua mata pria yang sedang memeluknya saat ini, air matanya jatuh, "ternyata benar, laki-laki hanya bisa melukai hati perempuan, setelah melakukan kesalahan kemudian ia meminta maaf, seterusnya akan seperti itu" ucap aura
"Sumpah..! Aku benar-benar minta maaf, aku tidak bermaksud melukai perasaanmu, aku hanya lelah di kantor, banyak sekali pekerjaan yang belum aku selesaikan, jadi maafin aku, aku orangnya kalau capek dan ada masalah sensitif bangat" ucap pria itu
Aura hanya mengangguk tak menjawab, ia juga bingung apa ia harus memaafkan pria ini atau tidak
"Gadis kecil tidurlah di pelukanku jika kamu masih takut, dan boleh saya bertanya padamu?"
"Boleh. Mau tanya apa?"
"Siapa namamu?" Tanya pria itu menatap aura, dan aura balas menatapnya
"Nama aku aura" jawab aura
" Kalau nama kamu siapa?"
" Nama aku haris, kamu bisa memanggilku Haris" ucap Haris
"Boleh aku bertanya lagi?"
"Boleh" ucap aura
"Umur kamu berapa?" Tanya Haris lagi
"Umur aku 21 tahun" jawab aura lagi
"Ternyata umur kamu jauh lebih muda dari saya, umur saya 27 tahun"
"Ternyata kamu sudah tua" ucap aura meledek
"Aku minta maaf aku tidak bermaksud berbuat kasar padamu di clab itu, aku stres karena masalah pekerjaan ditambah lagi pacar aku ternyata sudah lama khianatin aku, padahal aku sangat mencintainya, jadi aku pergi mabuk untuk menenangkannya pikiranku" ucap Haris
"It's oke" balas aura sambil mengerutkan bibirnya. "Enteng bangat kata maafnya, aku nggk akan bisa maafinn kamu" aura membatin
"Sekarang jangan menghinaku, tidurlah aku juga merasa ngantuk, untuk malam ini aku meminjamkan bahuku untukmu" ucap haris lalu menutup matanya dengan perlahan
Entah apa yang terjadi, rasanya perasaan aura damai berada di dalam pelukan Haris, baru tadi pria itu melukai perasaannya, tapi terlihat jelas di mata Haris kalau dia meminta maaf dengan tulus, aura juga sangat sulit menebak sikap Haris, kadang dia baik dan kadang dia bersikap seperti harimau. Tapi saat ini Rasanya benar-benar hangat sekarang, ia kemudian mencari posisi yang bagus dan perlahan menutup mata indahnya itu.
Kini keduanya tidur dengan damai, tidur dengan saling berpelukan satu sama lain, hingga derasnya hujan. Dan petir tak menakutkan lagi karena ia berada dalam kehangatan

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Yang Kubeli (CEO)
AléatoireAnak kecil no +aura putri Kenzo. gadis cantik yang berasal dari keluarga konglomerat. hidup dalam kemewahan. tapi ketika orang tuanya meninggal karena kecelakaan hidupnya berubah 100% menderita kerena aura harus di asuh oleh pamannya, dan pamannya m...