[Alur 1] Chapter 01

44.4K 5K 360
                                    

ALUR 1 :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ALUR 1 :

~•~•~

"Pindah jiwa? Ya boleh lah siapa tau ketemu cogan baru"

~•~•~

Terbaring lah seorang gadis dengan infus di tubuh nya. Mata itu perlahan terbuka menampakkan iris hitam yang mampu membuat orang lain hanyut di dalam nya. Sebuah rintihan terdengar saat dia memegang kepala nya yang terbalut perban.

Kepingan-kepingan ingatan memasuki pikiran nya. Tangisan, jeritan, cacian, hinaan seolah menusuk hati yang selama ini sebenarnya rapuh. Cukup dia sudah tidak kuat melihat berapa sakit dan kacau nya perasaan orang ini.

Mata yang tadi tertutup kini terbuka. Iris mata hitam itu berkilat dingin dan tajam. Tangan nya terkepal di bawah selimut tebal. Dalam hati dia bersumpah akan membalaskan dendam pemilik tubuh ini.

'Karena gue udah transportasi! Eh maksudnya tranformasi, shit! Pokoknya yang ada trans-trans nya lah bodo amat emang gue pikirin. Oke back topik, gue bakalan balas seluruh perbuatan yang kalian lakuin. Dan untuk lo jalang gue bakalan ngasih yang spesial plus gratis ongkir menuju AKHIRAT HAHAHA!' Batin nya berseru dengan kejam.

Cklekkk...

Pintu ruangan terbuka, sepasang suami istri yang masih terlihat cantik masuk ke dalam ruangan dimana gadis cantik itu terbaring lemah.

Keduanya berjalan ke arah ranjang gadis itu. "Sayang, kapan kamu bangun nak?" Wanita paruh baya itu mengelus surai hitam legam dengan pandangan sendu. Sang pria hanya bisa mengelus bahu istrinya untuk menenangkan nya.

Gadis yang tadi menutup mata saat kedua nya masuk langsung membuka nya kembali ketika mendengar nada sedih wanita yang diingatan nya merupakan ibu dari pemilik tubuh ini.

"A-air" Suara pelan bahkan nyaris tak terdengar memecahkan keheningan ruangan. Kedua suami istri itu melebarkan bola matanya saat mendengar suara anak perempuan kesayangan nya.

Dengan tergesa-gesa wanita itu mengambilkan air di nakas. Sesudah menaruh gelas nya kembali, wanita itu langsung memeluk putri kecil nya dengan perasaan rindu.

"Hiks jangan lakuin itu lagi sayang." Suami nya pun ikut memeluk dua wanita kesayangan nya.

Setelah puas berpelukan mereka melepaskan pelukan nya. "Kalian siapa?" Pertanyaan yang membuat tubuh keduanya menegang. Wanita itu terlihat histeris mendengar pertanyaan putrinya.

"Princess, ini daddy dan itu mommy mu. Kau anak keempat dari lima bersaudara. Kakak dan adik mu semua nya lelaki, dan hanya kamu yang perempuan. Nama daddy Angga Erricson, mommy Zara Putri Erricson. Dan nama kamu Queenziya Aurelie Erricson." Tanpa mereka sadari senyum tipis terbit di bibir Zoya yang kini sudah berubah menjadi Ziya.

~•~•~•~•~

Hari ini Ziya merengek ingin pulang. "Mommy, Ziya mau pulang." Zara menghela napas nya melihat putri nya yang dari tadi merengek pulang.

"Sayang, kamu masih sakit. Minggu depan aja yah kamu pulang nya." Mendengar perkataan Zara. Ziya segera memasang wajah memelas nya ke arah Angga yang memalingkan wajah nya. Melihat itu Ziya semakin kesal, ia menarik selimut nya lalu berujar.

"Ziya bakalan mogok bicara sama kalian." Sontak hal itu membuat Angga dan Zara panik melihat putrinya yang merajuk.

Angga menghela napas nya kasar.
"Oke kita akan pulang setelah dokter memeriksa kamu." Ziya langsung saja bersorak gembira.

'Permainan akan segera dimulai!' Batinnya sambil terkekeh sinis.

Tak lama kemudian seorang dokter muda bernama Fahmi yang selama ini merawat Ziya masuk bersama suster di belakang nya. Ia menghampiri Ziya lalu mulai melakukan pemeriksaan.

"Gimana dokter? Ziya bisa pulang kan?" Tanya Ziya dengan antusias.

Dokter Fahmi tersenyum dan menjawab. "Ziya sudah boleh pulang, tapi ingat nggak boleh melakukan hal itu lagi. Dan jangan lupa minum vitamin nya." Ziya yang melihat senyum itu seakan mendapat lampu hijau untuk memulai jurus seribu satu cinta nya.

"Angkutan kota jauh dekat ya dua ribu, kalo dokter jauh dekat ya di hatiku." Dokter itu terkekeh pelan mendengar gombalan receh Ziya. Lain hal nya Angga dan Zara yang membeku melihat kelakuan Ziya sekarang.

"Dokter boleh minjam pulpen nggak?" Dokter Fahmi mengerutkan dahinya bingung dan bertanya.

"Buat apa?"

"Buat nandain hari libur biar nggak ada hari libur untuk mencintai dokter." Pipi yang sedari tadi dia jaga untuk tidak memerah kini sudah memerah merona.

"Sudah Ziya jangan di lanjutkan." Ucap nya memberhentikan Ziya.

"Kok kita nggak bisa lanjut? Padahal kalo disuruh jadi superhero, Ziya lebih milih jadi supermom buat anak-anak kita nanti." Merasa tak tahan dengan gombalan Ziya, dokter Fahmi segera keluar. Iya keluar karena takut baper:)

"Tuan, nyonya, dan nona saya permisi dulu." Dokter Fahmi keluar diikuti suster yang sedari tadi menahan tawa melihat wajah blushing dokter muda di samping nya.

"Kamu nakal banget sih." Zara dengan gemas menyentil hidung mancung Ziya.

Angga juga terlihat masih tertawa mengingat wajah memerah dokter muda tersebut.

~•~•~•~•~

~•~•~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola Guys Jangan Lupa Like, Komen, Dan Share Yah Gratis Kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hola Guys Jangan Lupa Like, Komen, Dan Share Yah Gratis Kok...



Transmigration Zoya Or Ziya? [ Sudah terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang