[Alur 1] Chapter 03

38.5K 4.1K 202
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

"Ketika Kecil Aku Berharap Segera Dewasa, Saat Sudah Dewasa Aku Berharap Bisa Berbalik Menjadi Anak Kecil."

~•~•~

Lelah mengelilingi taman Ziya duduk di sebuah kursi panjang. Matanya beralih menatap kerumunan anak kecil yang tengah asik bermain bersama teman nya.

"Saat kecil Ziya berharap bisa cepet-cepet besar biar bisa main jauh. Saat udah besar Ziya berharap bisa jadi anak kecil yang hanya tau bermain tanpa memikirkan urusan orang dewasa... " Ziya menghela napas nya lelah.

"...Saat sudah dewasa kita harus tahan melawan dunia yang kejam. Dunia yang terlihat indah dan aman, tanpa kita sadari menyimpan jutaan rahasia di dalam nya." Lanjut Ziya. Setelah itu dia berdiri dan berbalik untuk menuju mansion nya.

Di perjalanan pulang ia mampir ke minimarket untuk membeli coklat koin dan susu coklat. Saat sampai di mansion Ziya melihat jam dinding sudah menunjukkan jam setengah tujuh pagi. Segera lah ia bergegas menuju kamar mandi.



"Arzin, tolong bangunkan adik mu." Suruh Zara pada putra kedua nya. Arzin yang namanya disebut pun memutarkan bola matanya malas.

Dan menjawab. "Dia bisa bangun sendiri kali mom." Zara yang melihat itu hanya menghela napas nya pelan.

"Biar Arzan aja mom." Sahut Arzan a.k.a twins nya Arzin. Dia sebenarnya tak membenci, hanya saja dia sedikit kesal melihat Ziya yang tak ada harga diri nya mendekati sahabat nya. Jauh di lubuk hatinya paling dalam ia sangat menyayangi adik perempuan satu-satunya itu.

Saat akan beranjak dari kursi nya, mereka mendengar suara teriakan dari arah tangga.

"SWUSSSSS SELAMAT MORNING YOU GUYS!!!" Teriak Ziya dengan santai di atas pegangan tangga. Iya jika kalian mengira Ziya meluncur sangat benar dan tepat. Jantung orang yang ada di bawah seakan ingin di lepas secara paksa.

"ZIYA!" Teriak mereka serentak. Ziya di panggil turun dari pegangan tangga, lalu berjalan dengan wajah polos menghampiri keluarga nya.

Tatapan tajam dari keluarga tak di perduli kan nya. Dengan santai Ziya duduk dan mengambil nasi goreng yang dibuat nya tadi.

Angga menghembuskan napas nya lalu menatap Ziya.
"Princess, lain kali jangan seperti itu lagi. Kamu bisa pakai lift jika lelah menuruni tangga." Ziya yang ditatap hanya cengegesan tak jelas.

"Oke Ziya nggak janji." Zara langsung saja melotot kan matanya.

Melihat itu Angga segera melerai nya. "Sudah-sudah, lanjutkan sarapan nya." Mereka makan secara hikmat dan hening.

Transmigration Zoya Or Ziya? [ Sudah terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang