[Alur 1] Chapter 07

33.5K 4K 837
                                    

~•~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~•~

"Yang dewasa lebih menggoda."

~•~•~

Di suatu ruangan terdapat tiga lelaki dan satu gadis. Mereka berempat duduk melingkar sambil menatap satu sama lain.

Sebuah suara memecahkan kesunyian.

"Jadi?" Ziya menghela napas nya pelan. Kemudian mengeluarkan sebuah surat dan buku diary. Ketiga lelaki itu terlihat mengerutkan keningnya bingung. Salah satu di antara mereka membuka surat dan yang satu lagi membuka diary.

Wajah keduanya pucat setelah melihat isi dari surat dan diary. Mereka pun menyerahkan surat itu kepada lelaki yang sedari tadi diam.

Setelah ketiga nya membaca mereka menatap Ziya dengan pandangan susah diartikan.

"Zidane dan lo bersahabat?" Tanya lelaki bernama Afgan.

Mengambil cemilan dan memakan nya dengan santai. "Iywah." Gumam Ziya tak jelas dengan pipi yang mengembung.

Jika kalian bertanya kenapa Ziya menjawab sahabat? Iya. Waktu itu mereka hanya bersahabat, namun ketika Zidane ingin mengungkapkan perasaannya kecelakaan itu menghampiri.

"Kenalan dulu dong." Seru Ziya sesudah meminum airnya.

"Gue Afgan." Lelaki yang sempat berdebat dengan Ziya.

"Gue Vidi dan itu muka tembok namanya Rafka." Mata Ziya menyipit lalu mengangguk tanda mengerti.

"Nah jadi Ziya disini mau minta bantuan kalian buat nyari bukti tentang kecelakaan Zidane. Mau bukti CCTV, ataupun motor yang digunakan nya sempat di sabotase. Tentang jalang itu biar Ziya yang urus." Mereka pun menyetujui usulan Ziya. Mana mungkin mereka mengikhlaskan kematian Zidane begitu saja? Semuanya harus dibayar tanpa hutang.

Saat melihat tangannya Ziya melotot ketika tau sudah jam 7 malam. Setelah berpamitan Ziya melajukan motor nya di tengah gelapnya malam.

Di tikungan sebuah mobil mewah melaju dengan cepat hingga menyerempet motor Ziya.

Brukkk...

"Hiks sakit... " Rintih Ziya. Pandangan nya pun teralihkan ke depan mobil mewah yang berhenti itu. Mata Ziya melebar ketika mengenali mobil yang kemarin juga sempat menabrak nya.

Mendengus kasar. "Mobil itu lagi. Kenapa sih suka banget nabrak Ziya? Ada dendam atau suka sama Ziya? Kalo suka tuh bilang, jangan kek gini diam-diam ngikutin..." Bicaranya sendiri dengan PD.

Transmigration Zoya Or Ziya? [ Sudah terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang