Transmigration Zoya Or Ziya? [ Sudah terbit ]

[Alur 1] Chapter 10

~•~•~

"Kamu ngambek, aku ngambek balik."

~•~•~

Bukannya pulang Ziya malah mengayuh sepeda nya menuju kantor Zico. Sesampainya di sana Ziya menitipkan sepeda nya kepada salah satu security.

"Pak mamat, Ziya nitip sepeda nya yah." Lalu menyerahkan rantai dan kuncinya.

"Baik nona." Sambil menerima kunci dan rantai.

Siapa yang tidak mengenal Ziya dalam kantor ini? Sudah sangat jelas gadis cantik dan imut ini di kenal sebagai kekasih sang bos besar.

Ketika memasuki kantor banyak yang menyapa bahkan menunduk hormat pada Ziya. Sebenarnya Ziya tidak enak dan sudah beberapa kali menasehati, namun mereka tetap teguh pendirian untuk menghormati.

'Aish serasa Ziya yang punya kantor hihihi.' Batinnya.

Sampai di lantai paling atas Ziya tidak melihat ada sekretaris Audrei. Mengedikkan bahunya acuh Ziya langsung saja masuk ke ruangan Zico. Saat masuk Ziya juga tidak melihat adanya Zico. Mendudukkan diri nya di sofa Ziya menyalakan TV yang ada di ruangan tersebut. Mulut nya tak berhenti mengunyah cemilan yang ada.

Cklekkk...

Pintu terbuka dari luar. Ziya yang mendengar itu langsung berdiri dan ingin menyambut Zico. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang? Di depan nya ada seorang wanita cantik di umurnya yang sudah tidak muda lagi.

Wanita itu menatap Ziya dari atas sampai bawah. Mengapa ada anak SMA di sini? Pikir nya.

"Siapa kamu?" Tanya nya angkuh. Lalu menelisik wajah Ziya yang bisa dikatakan sangat cantik.

Ziya mengangkat dagu dan menyilangkan tangannya di dada nya. "Saya?" Balas Ziya tak kalah angkuh. Diam-diam wanita itu tersenyum penuh arti.

"Ia siapa kamu?" Ulang nya.

"Saya---"

~•~•~•~•~

Hari ini Zico dan Audrei sedang menghadiri rapat bersama klien dari Dubai. Sudah hampir 3 jam mereka mengadakan rapat.

"Terimakasih atas kerja sama nya." Zico pun berjabat tangan pada klien nya.

Audrei masuk kembali ke ruangan setelah mengantarkan para tamu.

"Tuan apakah ada yang anda butuhkan?" Tanya Audrei.