03

1K 127 13
                                    

Saat Seungwan pulang dari rumah Seulgi, dirinya dikejutkan dengan kondisi Seunghee yang berada didepan ruang tv, mata membengkak serta setumpuk uang won berada diatas meja. Sedangkan Ibunya menyeret dua koper besar dari arah kamar Seunghee. Sebenarnya apa yang terjadi ini?

"Ka-kalian mau kemana?" tanya Seungwan terbata sekaligus takut melihat kedua orang didepannya ini dengan keadaan kacau.

Ibunya memilih duduk, lalu bersedekap dada "Kami akan keluar negeri, kau tidak usah ikut. Kuserahkan rumah ini dan seluruh isinya untukmu. Kami mungkin tidak akan pernah kembali ke Korea. Ini setumpuk uang, Ibu berikan padamu, kau bisa menggunakannya"

Seketika Seungwan membeku mendengar penuturan Ibunya tersebut, dengan cepat dirinya menggelengkan kepala, tidak setuju dengan tindakan Ibunya ini "Aku tidak bisa, aku akan ikut kalian. Kemanapun aku akan ikut kalian"

"Kau tidak boleh ikut. Jaga rumah ini beserta isinya" seketika wanita berumur tersebut bangkit dan menggandeng tangan anak pertamanya, Seunghee. Menyeret kedua koper tersebut menuju luar rumah. Seungwan yang melihat hal itu menggelengkan kepalanya, lalu berlari bersimpuh di kaki Ibunya dengan air muka yang sudah basah.

"Ibu aku ikut, aku ikut kalian. Jangan tinggalkan aku, kumohon" ucap Seungwan dengan mencengkram kuat kedua kaki Ibunya.

Wanita tersebut malah berteriak, mengeluarkan ujaran-ujaran kebencian kemudian menendang perut Seungwan dengan kuat yang membuat dirinya secara refleks tersungkur di lantai halaman rumah.
Seungwan semakin menangis saat tamparan keras dirinya dapatkan di pipi kirinya.

"Apa kau tuli?! Kau harus dirumah, menunggu bangunan tua ini hingga roboh! Tak usah mencariku dan Seunghee lagi. Dengar?!" teriakan tersebut masuk ke rungunya dengan cepat. Seungwan hanya menangis dengan memegangi perutnya, hingga sebuah taksi menjemput keduanya, dirinya hanya diam ditempat, berteriak ataupun memanggil Ibunya untuk berhenti akan percuma saja, karena wanita itu tak menginginkan Seungwan.

Seungwan tak mau ditinggal sendirian, dirinya ingin bersama Ibunya serta Seunghee, meski keduanya adalah orang yang dibenci Seungwan, dia tak mau sendiri. Dirinya membutuhkan Ibu serta kakaknya.

2019

Sudah tiga tahun sejak kepergian Ibunya dan Seunghee, Seungwan hanya sendiri dirumah kecil ini. Mengisi kesehariannya dengan kerja dari pagi hingga pulang petang. Meski sudah merasa bebas karena dua wanita yang dibencinya sudah hilang, tapi tak dipungkiri bahwa Seungwan sangat merindukan Ibunya dan Seunghee saat ini.

Ketokan dipintu depan rumahnya beberapa kali membuat Seungwan harus bangkit dari duduknya di kursi dapur, melangkah menuju pintu dan membukanya. Dirinya setengah kaget, seseorang bertamu malam-malam begini dengan menggunakan setelan kemeja hitam dengan coat coklat dan kacamata bening yang bertengger di hidungnya.

"Permisi, apa benar ini rumah Nona Seungwan?"

"Benar, ada yang bisa saya bantu?" setelah pertanyaannya terlontar, dengan tidak sopannya pria tersebut melangkah masuk ke dalam rumah, berjalan menuju sofa dan duduk disana.

"Maaf anda tapi bisa--"

"Aku tidak ingin berteriak, duduklah. Aku akan menjelaskan maksud dari kedatanganku kemari" suara berat dan mengintimidasi tersebut mampu membuat bulu kuduk Seungwan meremang. Dirinya tetap stagnan ditempat, kaki nya terasa kaku untuk melangkah maju ataupun kabur dari rumahnya ini.

"Kemarilah, aku akan berbaik hati jika kau menuruti perkataan ku, jika tidak..." pria tersebut merogoh sesuatu dari coat yang digunakannya, lalu meletakkannya di atas  meja. Benda tersebut mampu membuat mata Seungwan membelalak, pistol berwarna hitam setengah silver mengarah tepat pada dirinya.

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang