"Aku ambil yang ini bagaimana?"
"Hm"
Seungwan yang mendengar jawaban Taehyung hanya mampu menatap pria ini dengan datar, mereka sekarang berada di toko bunga, membelikan oleh-oleh kepada Bibi Ahn selain buah dan snack yang mereka beli di minimarket semalam. Seungwan kemudian berlalu menuju meja kasir, membayar sebuket bunga mawar putih yang dipegangnya.
Ah, mawar putih, mengingatkannya akan tamparan keras di pipi kirinya dua hari yang lalu. Tamparan yang amat menyakitkan bagi Seungwan hanya karena sebuah bunga.
Setelah pembayaran usai, Seungwan berjalan menuju ke arah Taehyung yang menunggunya disana. Pria itu sedang sibuk melihat dan meraba tulip berwarna ungu serta putih yang sudah tertanam rapi didalam pot.
Seungwan menepuk pundak Taehyung dengan pelan, yang mana hal itu membuat sang empu menoleh kepadanya. Taehyung mengangkat sebelah alisnya tanpa berucap, pertanda bahwa dirinya bertanya apakah Seungwan sudah selesai?
"Sudah" jawab Seungwan yang paham akan isyarat dari suaminya. Tak mau lebih berlama-lama lagi, Taehyung memilih melangkahkan kedua kakinya keluar dari toko bunga, menuju mobilnya yang terpakir di pinggir trotoar tanpa menunggu Seungwan yang masih berada ditempatnya saat ini.
Seungwan hanya tersenyum getir sekarang, pernikahan yang dilandaskan atas dasar hutang Ibunya ini bukanlah pernikahan yang Seungwan inginkan. Dirinya menginginkan suami yang dapat menerimanya dari segi apapun, memberikan lebih banyak cinta padanya, dan dapat membuatnya bahagia hingga hari tua. Tapi apa nyatanya? Satu hal tersebut bahkan tak ada didalam rumah tangganya bersama Taehyung hingga saat ini.
Pernikahan adalah hal sakral nan suci, yang mana mengikat dua hubungan insan menjadi satu, dan tak akan pernah terpisahkan jika bukan ajal yang menjemput. Seungwan ingat saat pendeta mengatakan hal itu. Dirinya sangat mengingatnya dengan jelas.
Semua hanya akan menjadi sia-sia jika pria yang berjalan jauh didepannya itu sudah menemukan tujuannya, dan setelahnya, Taehyung akan menceraikan Seungwan tanpa berpikir dua kali nantinya. Dirinya akan menjadi seorang janda dengan status yang masih virgin tentunya. Batinnya tertawa senang hanya karena memikirkan hal ini. Gila! Benar-benar gila!
"Ini masih terlalu pagi, kau tak mau melakukan doa hari ini?" tanya Seungwan setelah duduk di kursi mobil sebelah Taehyung, dirinya menaruh buket yang dibeli tadi pada kursi jok belakang, sembari memasang sabuk pengaman, Seungwan menatap Taehyung menanti jawaban dari pria yang berstatus suaminya ini.
"Tidak usah. Kau mau ke Gereja hari ini?"
Seungwan mengangguk. Tentu, ini hari sabtu, bahkan dirinya tak pernah absen untuk mengikuti doa setiap akhir pekan pagi terkecuali jika dirinya memang benar-benar sakit.
Taehyung tak menjawab setelahnya, dirinya segera menyalakan mesin dan mengemudikan mobilnya membelah jalanan Seoul. Lebih cepat lebih baik, dirinya tak ingin terlambat menuju rumah Bibi Ahn hanya karena doa pagi yang Seungwan ikuti, meski acara makan bersama masih nanti malam, tapi mereka membutuhkan kurang lebih empat jam hanya untuk perjalanan ini nantinya.
Keduanya hanya diam di tengah perjalanan mereka, tak ada satupun yang ingin sekedar membuka obrolan. Hingga pergerakan Taehyung membuat Seungwan harus menoleh ke arahnya. Telapak tangan besar nan hangat milik pria itu dengan tiba-tiba mengapit kelima jari kiri milik Seungwan, menggenggamnya dengan erat seakan tak mau melepaskannya. Tidak ada remasan kuat ataupun cengkraman yang menimbulkan kesakitan, hanya genggaman yang terasa lembut bagi keduanya.
Seungwan masih menatap Taehyung dengan ekspresi bertanya, ada apa sebenarnya dengan Kim Taehyung ini? Beberapa saat setelahnya, pria itu membawa genggaman keduanya di atas pahanya yang terlapisi celana kain berwarna coklat tua, dan lagi, Seungwan masih tak bisa memahami situasi saat ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/272416278-288-k370255.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE ✔
FanfictionBisakah seorang Kim Taehyung mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya? Kurasa Tidak. 03072021- 14062022. Hellothere, 2021.