05

690 106 14
                                    

Seungwan menatap Taehyung usai Ibu Kim menanyakan beberapa pertanyaan umum pada Seungwan.

"Jadi kau tinggal di Seoul sekarang?"

Seungwan mengangguk dengan senyuman. Semua ini bukanlah keinginannya, rasanya seperti terjebak didalam palung mariana, sangat dalam dan tak bisa lagi untuk timbul ke permukaan. Seungwan tak bisa pergi dari jeratan pria disampingnya ini. Seandainya malam itu bisa di ulang kembali, Seungwan memilih untuk dibunuh daripada harus menjadi istri dari seorang yang menurutnya adalah rentenir ini.

"Betul b-bu, saya pindah dari Itaewon ke Seoul satu bulan yang lalu" jawab Seungwan agak kaku dengan kata Ibu.

Ibu Kim menganggukkan kepalanya berkali-kali sembari mengupas beberapa apel di meja, mereka baru saja makan siang
dengan menu yang tentu saja dapat menggugah selera orang lapar saat ini, semua hidangan lezat tersaji di meja yang memiliki panjang kurang lebih dua meter ini.

"Dimana Ibu dan Ayahmu?" pertanyaan tersebut terlontar tiba-tiba dari Ayah Taehyung saat Seungwan hendak meminum air putih. Seungwan memilih mendongak, lalu menelan ludah sembari menatap pria paruh baya yang masih terlihat ketampanannya tersebut.

"Mereka sudah tiada, eumm maksud saya mereka meninggalkan saya sejak dulu. Saya tinggal dengan Paman dan Bibi yang sudah saya anggap seperti orang tua bagi saya"

Sembari mengangguk, Tuan Kim memberi pertanyaan kembali pada Seungwan "Kau mempunyai saudara?"

Seungwan diam, dirinya bingung harus menjawab apa, lalu kepalanya menoleh, dirinya menatap netra Taehyung, pria itu seperti mengisyaratkan bahwa Seungwan harus menjawab sesuai perintahnya tadi "Saya tidak punya saudara, saya anak tunggal Paman"

"Jangan seperti itu, kau akan menjadi bagian dari keluargaku nantinya, panggil aku Ayah. Anggap saja bahwa akulah Ayahmu sekarang hm"

Seungwan menunduk atas ucapan Ayah Taehyung, kalimat panjang tersebut membuat kepala Seungwan sedikit nyeri, astaga, dirinya harus memulai drama yang di tuliskan oleh Taehyung dan membohongi kedua orang tua yang sangat baik ini. Bahkan rasa bersalah sudah menghinggap di dalam hati Seungwan.

"Unnie?" panggilan tersebut langsung membuat Seungwan menoleh, dirinya mendapati Giselle tersenyum kearahnya dengan paras cantik "Kita belum berkenalan kan? Aku Giselle"

Uluran tangan putih nan lembut tersebut Seungwan terima, dirinya juga tersenyum dengan ramah pada adik Taehyung ini "Aku Oh Seungwan, salam kenal ya. Kau cantik sekali"

Entah tiba-tiba gebrakan di meja membuat Seungwan sedikit terhenyak di kursi yang dirinya duduki, Giselle yang melakukan hal tersebut, gadis itu terlihat menahan senyum dan tersipu malu.

"Sudah kubilang hilangkan kebiasaanmu itu, kau bisa membuat orang lain serangan jantung nantinya!" gadis tersebut menampakkan cengiran khasnya setelah mendapat omelan dari Taehyung, sedangkan kedua orangtua mereka hanya menggelengkan kepala atas sikap anak gadisnya ini.

"Ini terjadi secara refleks dan tiba-tiba Oppa, kau lupa bahwa ini memang kebiasaanku"

"Maka dari itu hilangkan kebiasaanmu itu. Dia memang seperti itu, melakukan hal tersebut jika mendapat pujian dari orang lain. Kuharap kau maklum ya Sayang" ucap Taehyung dengan menatap Seungwan.

Sayang sayang! Bahkan Seungwan bisa melihat seringai yang muncul pada bibir Taehyung usai kalimat tersebut selesai. Rasanya dirinya ingin sekali merobek bibir tersebut, Seungwan sangat membenci pria disampingnya ini.

"Bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya Giselle dengan mulut setengah penuh karena memakan apel yang dikupas oleh Ibunya tadi. Taehyung sedikit berdehem pelan sebelum menjawab pertanyaan adiknya, tangan kirinya yang berada dibawah meja terangkat, lalu mengambil tangan kanan Seungwan dan menggenggamnya erat. Seungwan secara refleks langsung menoleh dan mendapati senyuman palsu dari pria ini.

"Eumm, aku mau pernikahan ini dilaksanakan secara sederhana, tidak usah diluar ruangan ataupun altar yang megah. Hanya didalam gereja seperti umumnya, dan juga aku tidak ingin terlalu mengundang banyak orang, cukup rekan kerja terdekat serta beberapa kerabat keluarga kita. Bagaimana menurut Ayah dan Ibu?"

Seungwan melongo atas jawaban yang keluar dari mulut Taehyung, bahkan mereka belum membahas apapun soal persiapan pernikahan keduanya. Ah benar, Seungwan lupa bahwa ini semua sudah terencana jauh-jauh hari. Taehyung memang menyusun semuanya dengan apik, Seungwan mengakui hal itu.

"Kalian sudah berbicara hal ini? Bagaimana dengan beberapa karyawan dikantormu? Kau tidak ingin mengundangnya Nak?"

Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya sembari menyakinkan Ibu Kim dari tatapan kedua matanya "Ibu tenang saja, Aku dan Seungwan sudah membicarakan semuanya dari jauh hari. Kami menyepakati untuk mengambil keputusan tersebut Ibu"

"Ayah ikut dengan keputusan kalian berdua"

•••••

Taehyung dan Seungwan sekarang sudah berada di dalam mobil milik pria ini, usai perbincangan tadi, mereka masih membahas beberapa hal tentang pernikahan keduanya. Seungwan hanya bisa mengangguk dan mengiyakan setiap ucapan Ayah dan Ibu Kim serta Taehyung, dirinya tidak bisa menolak ataupun membantah keduanya. Ingin rasanya Seungwan menangis dan menghilang sekarang.

"Kau lapar? Mari makan"

Seungwan yang melihat jalanan dengan nanar lewat jendela mobil langsung menoleh, menatap Taehyung dengan tatapan tidak suka. "Kenapa anda mengajak saya makan?"

Pria tersebut terlihat bahagia dari penglihatan Seungwan, dengan angkuhnya mengambil kacamata hitam yang tergeletak pada dashboard mobil, lalu memakainya dengan sombong "Kau membuatku bahagia, aktingmu bagus sekali. Maka dari itu aku ingin mengajakmu makan sebagai hadiah"

"Saya tidak lapar, bisa antarkan saya pulang?"

Penolakan dari Seungwan langsung mendapat tatapan menusuk dari Taehyung. Seungwan dapat merasakan aura dari pria tersebut berubah sekarang "Aku tidak suka penolakan! Kita akan makan setelah ini"

Seungwan hanya diam.

"Bisakah penawaran malam itu diulang?" tanya Seungwan tiba-tiba setelah keheningan menyapa mereka beberapa saat yang lalu, sedangkan Taehyung yang mendengar hal tersebut langsung mengerutkan kedua alisnya.

"Bisakah?"

"Apa?" nada tersebut terdengar sangat dingin dirungu Seungwan.

Sedikit menarik napas lalu membuangnya pelan, Seungwan harus mencoba hal ini "Saya menolak menikah dengan anda, dan lebih baik anda membunuh saya. Bisakah?"

Seketika mobil putih milik pria ini tiba-tiba berhenti, membuat Seungwan terjungkal kedepan karena kelakuan Taehyung. Tarikan kasar bisa Seungwan rasakan pada pergelangan tangan kanannya, dia dapat melihat rahang pria disampingnya ini mengeras dan menonjolkan otot-ototnya disana.

"Tidak bisa! Kau sudah menyetujui kesepakatan malam itu. Kau tidak akan pernah lepas dariku!" beberapa kalimat yang baru saja terucap itu mampu membuat bulu kuduk Seungwan meremang. Dirinya menelan ludah dengan susah payah karena tatapan obsidian legam didepannya ini.

"Dan satu hal lagi yang harus kau ingat! Kau itu tawananku! Oh Seungwan adalah tawanan Kim Taehyung!"

TBC
Happy Reading
Semoga suka
Jangan lupa vote dan komennya sayang ≥3≤
Maap bila ada typo /  kata yang kurang pas

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang