23

577 90 24
                                    

Seungwan hanya terdiam di kursi mobil saat ini, mereka berangkat ke Jeju tiga hari lebih awal dari keluarga besarnya, sebelum itu, Taehyung memaksa dirinya untuk menemui klien yang telah ada janji temu dengan suaminya ini. Dirinya memilih menatap jendela mobil yang menampakkan jalanan yang setengah basah, hujan salju mulai turun kemarin malam. Seungwan berkali-kali memejam sembari menahan sakit akibat rasa panas dan perih di kedua telapak tangannya yang memerah. Hal itu terjadi pagi tadi, saat Seungwan sedang menyiapkan sup buntut untuk sarapan.

Dirinya sudah menyiapkan satu panci kecil untuk Taehyung yang terisi oleh sup panas yang baru saja masak, bahkan kepulan uap dari sup masih bisa berhembus melewati wajah Seungwan. Saat panci tersebut masih rapi dalam genggamannya, Seungwan mendongak akibat suara sepatu pantofel milik Taehyung berdecit dengan lantai tangga rumah. Pria itu berjalan ke arahnya dengan tatapan yang menajam seiring dengan langkah kakinya yang mendekat ke arah Seungwan.

Hingga pria itu tepat berada didepannya, satu tamparan keras langsung mengenai pipi kirinya tanpa Seungwan mau, kejadian itupun membuat wanita itu mundur beberapa langkah, tubuhnya limbung hingga jatuh ke lantai bersamaan dengan sup panas mengguyur tubuh depannya yang terlapisi kemeja tidur dan apron berwarna biru.

Seketika Seungwan mendongak dengan meringis pelan, menatap Taehyung dengan nanar ingin menangis. Pria yang ditatapnya itu masih menatapnya dengan kilatan amarah. Sesuatu apa lagi yang membuat Seungwan selalu salah di mata Taehyung?

"Kau tuli!? Sudah kuperingatkan keberapa kalinya untuk tak pernah masuk kedalam ruang kerjaku? Dan siapa yang tetap menyuruhmu menanam mawar putih di pekarangan samping rumah!?"

Seungwan merasakan rasa panas langsung menyapa kedua telapak tangannya dan tubuh bagian depannya saat itu juga "Aku hanya membereskan beberapa kertas yang telah kau buang sembarangan di lantai" ucapnya dengan sangat tegar, padahal dirinya juga menahan rasa panas yang menyengat dikulitnya.

Tak ingin membatu ataupun sekedar menolong Seungwan berdiri, Taehyung langsung melangkahkan kakinya pergi begitu saja, meninggalkan Seungwan yang menahan rasa sakitnya di sana. Seungwan tak tahu, sebenarnya apa yang telah direncanakan pria ini? Kadang sikap Taehyung membuat Seungwan bingung. Bersikap jahat lalu baik sebentar, kembali lagi pada sikap jahatnya, semua itu membuat Seungwan muak.

"Jangan mempermalukan diriku didepan Jo, bersikaplah sewajarnya nanti" kata Taehyung tanpa menatap istrinya.

Seungwan juga tak mau menoleh atau sekedar menjawab ucapan Taehyung. Hatinya masih sakit sekarang, semua terlalu tidak bisa di nalar oleh pikirannya, Taehyung, pria itu bukan manusia.

"Aku ingin bercerai!"

Seketika mobil tersebut mendadak berhenti, membuat Seungwan terperangah kaget akibat perilaku Taehyung "Coba ucapkan lagi? Apa yang kau katakan! Aku tidak mendengarnya!"

Nyali Seungwan semakin menciut untuk mengucapkan kalimat tadi, tapi dirinya sungguh sudah tidak tahan dengan drama yang telah diatur oleh pria bermarga Kim ini "Kau? Kadang bersikap jahat lalu bersikap baik sebentar, kemudian kembali lagi pada sifat jahatmu. Kau seperti mempermainkanku, melakukan hal sesuka mu atas diriku, menampar, memukul, mencium, memaki dan yang lainnya. Sifat mana yang harus kupercaya? Aku sudah lelah"

Taehyung malah tertawa sembari menancap gas mobilnya kembali "Aku memiliki kendali atas dirimu Seungwan! Kau hanya mainan bagiku! Kau lupa dengan perjanjian itu? Bukankah sudah kukatakan, aku hanya menganggap dirimu sebagai tawanan, budak yang patut untuk kuhukum atas perilakumu. Percayailah, bahwa aku hanya akan terus melihatkan sisi burukku padamu, jika aku baik, maka itu hanya akan terjadi jika rasa iba dalam hatiku muncul saat melihatmu sengsara"

"Segera ceraikan aku!" ucap Seungwan dengan nada bergetar, tubuhnya sudah memojok pada sisi pintu mobil dengan pandangan yang terus menatap arah jalanan guna menyembunyikan luka perihnya sekarang.

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang