08

588 94 31
                                    

Seungwan terisak pelan, bahkan riasan diwajah cantiknya sudah agak luntur akibat beberapa buliran bening yang berjatuhan pada pipinya. Tiga minggu berlalu dengan sangat cepat, dan sekarang, hari ini, dalam beberapa menit kedepan dirinya akan benar-benar terikat dalam hubungan pernikahan. Berkali-kali dirinya mengusap tangisannya, mencoba menguatkan diri. Pikiran tentang hal-hal buruk terus melewati kepalanya. Dirinya takut sekarang, membayangkan jika hanya ada siksaan dan kekejaman yang akan pria itu lakukan nantinya, mengingat bagaimana pertemuan pertama mereka pada malam itu.

"Kau menangis?" tanya Seulgi yang muncul dari arah pintu. Dengan segera Seungwan menghapus bekas air matanya dan mencoba tersenyum bahagia didepan sahabatnya itu. Seungwan hanya menggeleng sembari memberikan isyarat untuk mempersilahkan Seulgi masuk pada ruangan ini.

"Kau menangis Seungwan, aku tahu itu. Hey! Hari ini hari bahagiamu, kenapa harus menangis. Tersenyumlah" ucapan Seulgi tersebut sedikit memberikan ketenengan pada hati Seungwan, hanya sedikit, tidak semuanya. Seulgi kemudian mengambil tempat duduk didepan Seungwan, melihat beberapa make up di meja rias lalu mengambilnya. Memoleskan benda tersebut pada wajah Seungwan dengan lembutnya.

"Seungwan harus bahagia. Tidak boleh menangis! eum, kau harus bahagia bersama suamimu, jangan ada kesedihan didalam rumah tangga kalian. Mengerti? Bisakah berjanji padaku?" kata Seulgi dengan menyapukan kembali bedak tipis pada pipi Seungwan yang terdapat bekas air mata wanita ini.

Dirinya hanya mengangguk dengan senyum.

Seungwan beralih menatap jam pada ruangan ini, kurang dari lima belas menit lagi acara akan dimulai. Matanya masih memanas dan ingin menangis lagi. Astaga.

"Ngomong-ngomong gaunmu bagus"

Ah... Seungwan melihat kembali gaun yang dirinya pakai, bermodel simpel dengan beberapa hiasan manik pada lengan serta bagian pinggang ke bawah. Ini bukan gaun yang dipilihkan oleh Taehyung waktu itu, saat ini Seungwan memakai gaun yang sudah disiapkann oleh Ibu mertuanya. Dirinya sedikit tertawa atas penderitaan Taehyung kala itu yang mendapatkan omelan serta beberapa pukulan dari Ibunya.

Singkat cerita, waktu itu setelah keduanya menemui Paman serta Bibi Jung, mereka berniat mampir kerumah orangtua Taehyung, bukan mereka, tapi Taehyung lah yang ingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singkat cerita, waktu itu setelah keduanya menemui Paman serta Bibi Jung, mereka berniat mampir kerumah orangtua Taehyung, bukan mereka, tapi Taehyung lah yang ingin. Dia berkata bahwa harus mengambil beberapa berkas yang dirinya titipkan pada Giselle, setelah berbincang sembari menunggu Taehyung, tanpa sengaja Ibu Kim membuka tas belanja dan mendapati gaun itu didalamnya. Sontak pupil mata beliau melebar, kemudian berkata bahwa ini bukanlah gaun melainkan dress biasa. Kain licin dengan berlengankan pendek serta memiliki panjang sepaha itu membuat beliau meradang. Ditambah lagi dengan kain tambahan yang terdapat pada ujungnya, terlihat seperti kain sobek yang digabungkan. Didalam hati Seungwan, dirinya bersorak riang melihat perdebatan dan beberapa pukulan yang dilakukan oleh Ibu terhadap anaknya tersebut.

"Ah ini, Ibu Taehyung yang memilihkannya. Apakah terlihat cantik?"

Seulgi terlihat berpikir sembari mengerutkan kedua alisnya, wanita itu berucap sembari memuji Seungwan yang membuatnya ingin muntah ditempat sekarang "Kau sangat cantik. Terlihat seperti peri yang turun dari surga"

"Ingin ku robek mulutmu sekarang? Jangan memuji seperti itu!" Seulgi hanya mencebikkan bibir bawahnya sebagai respon.

Keduanya berbincang beberapa hal tentang wanita. Nada dan raut gembira itu bahkan terpancar dari diri Seungwan, tapi sesungguhnya itu palsu adanya. Semua orang tidak tahu, bahwa didalam sana rasa takut dan kekhawatiran terus menggerayangi pikiran serta fisiknya. Hingga tanpa disadari, ketukan beberapa kali dipintu membuat keduanya menoleh, mendapati pria tampan yang menyembulkan setengah badannya dibalik daun pintu ruangan ini.

"Apa aku menganggu kalian?"

Seulgi berteriak kaget kegirangan kemudian menghampiri pria tersebut dan memeluknya erat. Sedangkan Seungwan, matanya memanas kembali seperti ingin menangis lagi. Rasa sakit serta bahagia berbaur menjadi satu manakala matanya menatap pria berambut hitam itu tersenyum kepadanya. Pria yang selama satu tahun belakangan ini pergi tanpa memberi kabar itu mampu membuat Seungwan diam ditempatnya. Bibir serta lidahnya kelu hanya untuk menyapa, karena rasa rindu nya yang membuncah saat melihat pria tersebut sekarang berjalan ke arahnya dan duduk tepat dihadapannya.

"Seungwan? Bagaimana kabarmu?" tepat saat pertanyaan itu usai, kedua manik matanya meneteskan kembali lelehan yang seharusnya tidak Seungwan tumpahkan.

Seungwan hanya diam, kemudian tangan kanannya yang kosong memilih melayangkan pukulan keras pada kepala pria didepannya ini "Kau! Masih hidup ternyata. Kukira sudah mati setahun yang lalu. Apa yang kau pikirkan? ha! Kenapa baru muncul disaat seperti ini!"

Pria tersebut mengaduh kesakitan sembari memegang kepalanya yang terkena pukulan hebat dari Seungwan "Kau tahu? Sinyal internet di Nepal sangat buruk, bahkan aku juga jarang menghubungi Ayah dan Ibu" ucapnya meminta pengertian pada Seungwan dengan mata memelas.

"Kenapa kau harus dipindah tugaskan kesana? Satu tahun? Dan lihat sekarang! Aku akan menikah" ujar Seungwan dengan nada frustasi, dirinya kembali menangis. Rasa emosinya sangat tinggi hari ini, yang membuatnya mudah sekali menangis. Entah karena sebab keadaan atau memang karena menyalahkan pria didepannya ini. Seungwan tak tahu.

"Aku minta maaf"

"Hey! Kalian berdua baru bertemu sudah bertengkar. Dan Seungwan, lihat! Bedakmu luntur kembali" Seungwan yang mendengar titah Seulgi tersebut hanya diam. Persetan dengan bedak luntur atau tidaknya, dia ingin kabur dari pernikahan paksa ini.

"Kau tidak memaafkanku?"

Seungwan memilih menulikan kedua rungunya, dirinya malah terisak hebat sekarang. Sialan! Air matanya tak bisa dicegah.

"Aku akan menuruti semua permintaanmu, tapi maafkan aku, dan berhentilah menangis Oh Seungwan" seketika Seungwan yang semula menunduk, kemudian langsung mendongak mendengar penuturan pria ini. Dirinya mengusap dengan kasar bekas air mata dipipinya, kesempatan seperti ini tidak boleh disia-siakan. Dirinya juga sudah merancang bahwasannya hal ini harus terjadi hari ini, di pernikahannya. Urat malunya tidak akan putus hanya karena hal ini nantinya.

"Kau akan menuruti semuanya?"

"Ya, semua yang kau inginkan" ucap pria tersebut dengan nada yang sangat menyakinkan.

Seungwan memejamkan kedua matanya sebentar lalu menghela napas panjang tanpa hambatan. Maniknya dengan yakin menatap kedua iris milik pria didepannya ini.

"Hoseok, bawa aku kabur, sekarang! Ditempat yang jauh dan tak bisa dijangkau oleh pria bernama Kim Taehyung"

TBC
Happy Reading (╯3╰)
Jangan lupa vote komennya semua
Maap bila ada typo atau kata yang kurang sesuai
Yuk ramaikan yuk
Jangan jadi siders 〒_〒 please (╥_╥)
See you

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang