Taehyung masih mendekap erat tubuh Seungwan, menangis dengan suara teramat menyakitkan. Tak mempedulikan tatapan kasihan yang tengah Taehyung dapatkan saat ini.
Tangis Taehyung terhenti kala telinganya mendengar sesuatu yang tak mungkin terjadi. Sesuatu yang sudah mustahil untuk ada.
"JANTUNGNYA BERDETAK!" teriak Taehyung dengan memandang wajah pasi istrinya.
"Tidak Tae, Nyonya Oh---"
"Aku dapat mendengarnya dengan jelas!"
Semua orang yang berada disana pun mulai menghentikan tangisnya. Suster yang berada disamping brankar berjalan ke arah Seungwan. Memeriksa denyut nadi wanita tersebut pada pergelangan tangannya "Puji Tuhan! Nyonya Oh masih hidup!"
Tangis Taehyung tak dapat dihentikan. Sebuah keajaiban datang tak dikira. Semua orang mulai mendekat ke arah Seungwan, menatap wanita yang masih berlumur darah. Namjoon juga ikut mendekat ke arah Seungwan, melakukan hal yang sama seperti suster tadi. Matanya yang masih berair itu mampu membola sempurna. Tak percaya dengan takdir Tuhan yang baru saja dilewati beberapa menit yang lalu.
"Dia masih hidup. Aku akan segera melakukan tindakan terbaik" ujar Namjoon dan mulai membawa brankar tersebut masuk kembali kedalam ruang operasi. Taehyung masih setia dengan mengikuti langkah para suster dan Namjoon, tangannya menggenggam kuat jemari Seungwan. Hingga didepan ruang pintu operasi, langkahnya terhenti saat Namjoon menepuk pelan pundaknya untuk tak masuk kedalam sana
"Aku akan melakukan yang terbaik. Tuhan masih menyayangi nya"
••••
Rasa canggung menyelimuti dua orang yang hanya terdiam kaku. Taehyung memilih diam dengan mendudukkan diri di sofa kamar inap. Wajahnya menunduk dalam untuk menyembunyikan tangisannya.
"Aku baru saja siuman tiga perempat jam yang lalu. Kau hanya mengatakan dua kalimat dan duduk kembali disana hingga saat ini? Tak ingin berada disampingku untuk sekedar memeluk dan memberi selamat?" suara lemah itu berasal dari arah depan Taehyung. Seungwan siuman pukul dua pagi tadi. Tentu Taehyung bahagia bukan main, tapi dirinya juga sadar bahwa ini bukan lagi bagian dari takdirnya.
"Taehyung?" panggilan lemah itu membuat Taehyung mendongak menatap netra coklat sayu. Wajah Seungwan pucat pasi, bahkan bibir ranum nya masih tak berwarna untuk saat ini "Kau menangis? Lagi?" Seungwan berujar dengan lemah, tangannya yang terinfus mengayun pelan ke arah Taehyung untuk duduk di samping ranjangnya.
"Tidak ingin?"
"Aku tak pantas disisimu Seungwan" kata Taehyung dengan menghapus air matanya perlahan.
"Pantaskan saja! Lenganku sakit sekarang" eluh Seungwan dengan menatap sendu suaminya.
Taehyung yang mendapat pengaduan seperti itu segera membangkitkan dirinya dan menghampiri Seungwan. Duduk di pinggiran ranjang dengan menatap khawatir bekas tembakan Seungwan yang terdapat pada bahu kanan sang istri "Mana yang sakit? Mau kupanggil dokter?"
Seungwan menggeleng, tangannya berayun lemah membelai sisi wajah Taehyung ringan "Kau tak mengobatinya? Hoseok atau Sehun pelakunya?" Taehyung hanya menggeleng. Disaat seperti ini, Seungwan masih bisa mengkhawatirkan kondisinya, padahal jika dilihat dengan fakta, kondisi wanita itu sendiri lah yang lebih parah. Taehyung tidak bisa untuk menahan air matanya.
"Tolong bantu aku bersandar..."
Taehyung mulai menarik pelan tubuh Seungwan, menyandarkan bahunya pada dashboard ranjang rumah sakit, pria itu juga membenarkan letak alat infus istrinya "Dimana kotak obat? Aku akan mengobatimu" ujar Seungwan dengan memandang Taehyung penuh harap.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE ✔
FanfictionBisakah seorang Kim Taehyung mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya? Kurasa Tidak. 03072021- 14062022. Hellothere, 2021.